Sumber gambar: http://www.aquinoacupuncture.com/fertility/immunologic-autoimmune-factors-recurrent-miscarriage/
Keguguran adalah berakhirnya kehamilan sebelum berusia 20 minggu. Istilah kedokteran untuk keguguran adalah abortus spontan, kata ‘spontan’ adalah kata kunci karena kondisi yang terjadi bukanlah aborsi dalam istilah umum.
Keguguran sering terjadi melebihi yang diperkirakan. Menurut March of Dimes(2), sebanyak 50% kehamilan berakhir dengan keguguran, sebagian besar terjadi sebelum wanita yang keguguran terlambat haid atau menyadari bahwa ia hamil. Sekitar 15-25% mengetahui kehamilannya berakhir dengan keguguran. Lebih dari 80% keguguran terjadi dalam tiga bulan pertama kehamilan.
Penyebab Keguguran
Ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya keguguran, meskipun biasanya penyebabnya tidak dapat diidentifikasi. Sebagian besar tidak disebabkan oleh hal-hal yang dilakukan oleh ibu hamil.
Diperkirakan sebagian besar keguguran terjadi karena janin memiliki masalah genetik yang fatal (kelainan kromosom). Biasanya masalah ini tidak berkaitan dengan ibu. Apabila janin memiliki kromosom terlalu banyak atau kurang, janin tidak akan berkembang dengan sempurna. Bila keguguran terjadi pada trimester kedua kehamilan (antara minggu 14 dan 26), terkadang keguguran disebabkan oleh kondisi kesehatan ibu.
Penyebab keguguran lainnya yaitu:
- Infeksi
- Kondisi medis ibu, misalnya penyakit diabetes atau tiroid
- Masalah hormon
- Respons sistem imun
- Masalah fisik ibu
- Kelainan rahim
Seorang wanita memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi bila:
- Berusia lebih dari 35 tahun
- Menderita penyakit tertentu, misalnya diabetes atau tiroid
- Mengalami tiga kali keguguran atau lebih
Sumber gambar: https://www.women-info.com/en/first-trimester-bleeding-cramping/
Tanda-tanda Keguguran
Tanda atau gejala keguguran antara lain:
- Perdarahan yang progresif, dari perdarahan ringan menjadi berat
- Kram perut berat
- Nyeri perut
- Demam
- Kelemahan
- Nyeri punggung
Bagaimana Keguguran Didiagnosis?
Diperlukan pemeriksaan pelvis, ultrasonografi dan pemeriksaan darah untuk memastikan keguguran. Bila keguguran terjadi lengkap (semua hasil konsepsi/kehamilan telah keluar), dan rahim telah kosong, maka tidak diperlukan penanganan lebih lanjut. Terkadang, rahim tidak bersih sepenuhnya, sehingga diperlukan tindakan dilatasi dan kuretase. Selama prosedur ini, mulut rahim dilebarkan dan sisa janin atau jaringan plasenta yang tertinggal akan dibersihkan dari rahim. Alternatif lainnya, obat-obatan tertentu dapat diberikan sehingga sisa kehamilan dapat dikeluarkan dari tubuh.
Pemeriksaan darah, genetika, atau obat-obatan mungkin diperlukan bila seorang wanita mengalami keguguran lebih dari dua kali secara berturut-turut. Beberapa prosedur diagnostik untuk mengevaluasi penyebab keguguran berulang diantaranya ultrasonografi pelvis, hysterosalpingogram (pemeriksaan rontgen rahim dan tuba fallopi), dan hysteroscopy (pemeriksaan untuk melihat bagian dalam rahim dengan menggunakan alat seperti teleskop).
Dapatkah Keguguran Dicegah?
Biasanya keguguran tidak dapat dicegah dan sering terjadi karena kehamilan tidak normal. Bila masalah spesifik teridentifikasi ketika dilakukan pemeriksaan, mungkin ada penanganan yang dapat dilakukan. Terkadang, penanganan penyakit ibu dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan yang sukses.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya keguguran. Hindari merokok, minum alkohol dan menggunakan obat terlarang ketika hamil. Memiliki berat badan yang sehat, mengkonsumsi makanan sehat dan mengurangi risiko infeksi juga dapat membantu.
Bisakah Hamil Kembali Setelah Keguguran?
Keguguran dapat menjadi pengalaman yang melelahkan secara emosional dan fisik. Seseorang yang mengalami keguguran dapat merasa bersalah, terkejut dan marah.
Mengalami keguguran tidak berarti Anda akan mengalaminya lagi di kehamilan berikutnya atau memiliki masalah kesuburan. Sebagian besar wanita dapat memiliki kehamilan yang sehat setelah keguguran, bahkan pada kasus keguguran berulang. Setidaknya 85% wanita yang mengalami keguguran, dapat hamil dan melahirkan secara normal di kehamilan berikutnya. Sekitar 1%-2% wanita akan mengalami keguguran berulang (tiga atau lebih). Beberapa peneliti meyakini hal ini berkaitan dengan respons autoimun.
Sumber gambar:http://www.pregnancyweekbyweekcalendar.info/abortion/getting-pregnant-after-miscarriage-things-to-keep-in-mind.html
Apabila Anda mengalami dua kali keguguran secara berturut-turut, sebaiknya gunakan alat kontrasepsi dan periksakan diri Anda ke dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan diagnostik untuk menentukan penyebab keguguran. Diskusikan dengan dokter mengenai waktu yang tepat untuk kehamilan selanjutnya. Beberapa merekomendasikan untuk menunggu antara satu hingga tiga siklus menstruasi sebelum mencoba hamil kembali. Dokter mungkin merekomendasikan obat tertentu untuk mencegah keguguran.
Berikan waktu bagi diri sendiri untuk sembuh secara fisik maupun mental setelah mengalami keguguran. Yang terpenting, jangan menyalahkan diri sendiri atas keguguran yang Anda alami.
Referensi:
- · https://www.nhs.uk/conditions/miscarriage/
- · https://www.webmd.com/baby/guide/pregnancy-miscarriage#1