Pemeriksaan Skrining Kesehatan

Pemeriksaan skrining adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum gejala suatu penyakit muncul. Pemeriksaan skrining dapat mengetahui suatu penyakit lebih cepat sehingga dapat lebih mudah untuk ditangani.

Pemeriksaan skrining ada berbagai jenis. Memilih pemeriksaan skrining yang tepat untuk suatu kondisi kesehatan tidaklah mudah. Pemeriksaan skrining didasarkan pada usia, riwayat kesehatan keluarga, dan faktor-faktor lainnya. Anda mungkin disarankan untuk melakukan pemeriksaan skrining untuk berbagai kondisi, misalnya diabetes, infeksi menular seksual, penyakit jantung, osteoporosis, obesitas, depresi, masalah kehamilan, dan kanker.

Apa Risiko Pemeriksaan Skrining?

Setiap pemeriksaan skrining memiliki masing-masing risiko. Beberapa prosedur dapat menyebabkan masalah seperti perdarahan atau infeksi. Keakuratan hasil pemeriksaan juga merupakan risiko dari pemeriksaan skrining. Hasil positif bisa merupakan “positif palsu”, yaitu Anda dianggap menderita suatu penyakit tetapi sebenarnya tidak. Hal ini dapat menyebabkan kekhawatiran berlebihan yang tidak perlu dan pemeriksaan lainnya dan pengobatan yang membahayakan yang sebenarnya tidak diperlukan. Hasil pemeriksaan bisa juga “negatif palsu”, yang berarti Anda dianggap sehat padahal menderita suatu penyakit.

Jenis-jenis Pemeriksaan Skrining

1.      Tekanan darah. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko untuk berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan masalah mata. Pengukuran tekanan darah relatif langsung dan dapat dipercaya untuk memonitor risiko. Pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan setiap dua tahun sekali. Tekanan darah normal tidak boleh lebih dari 140/90 mmHg. Bila didapatkan tekanan darah yang tinggi, tekanan darah harus diperiksa lebih sering. Bila tekanan darah tinggi didapati sebanyak tiga kali dengan tiga kali waktu pemeriksaan yang berbeda, atau tekanan darah sangat tinggi, maka pengobatan harus dimulai.

2.      Kolesterol. Wanita harus memeriksakan kadar kolesterolnya secara teratur mulai usia 45 tahun, sedangkan pria sebaiknya memeriksakan kadar kolesterol setiap 5 tahun mulai dari usia 35 tahun. Bila Anda seorang perokok, atau memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga, mulailah memeriksakan kadar kolesterol dengan teratur sejak usia 20 tahun.

3.      Diabetes. Lakukan pemeriksaan skrining untuk diabetes bila Anda memiliki tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi atau riwayat penyakit diabetes dalam keluarga.

4.      Depresi. Bila Anda merasa sedih, tidak memiliki harapan, atau merasa tidak tertarik untuk melakukan kegiatan seperti biasanya selama 2 minggu berturut-turut, segera konsultasikan dengan dokter apakah Anda bisa mendapatkan skrining depresi.

5.      Kanker kolorektal. Kanker kolorektal adalah kanker ketiga terbanyak yang ditemukan pada pria dan wanita. Lakukan skrining kanker kolorektal mulai usia 50 tahun terutama bila ada riwayat kanker dalam keluarga.

6.      Kanker payudara. Dapatkan pemeriksaan mammografi setiap 1 atau 2 tahun sekali mulai usia 40 tahun. Bagi wanita yang memiliki risiko lebih tinggi, misalnya riwayat kanker payudara dalam keluarga, pemeriksaan mammografi harus dimulai lebih dini, yaitu mulai usia 35 tahun. Antara usia 20 hingga 40 tahun, wanita harus mendapatkan pemeriksaan payudara setidaknya setiap tiga tahun sekali.

7.      Kanker prostat. Pemeriksaan skrining prostat masih menajdi perdebatan diantara dokter. Pemeriksaan ini belum sepenuhnya jelas apakah secara biaya efektif atau dapat menyelamatkan nyawa dalam jumlah yang signifikan. Pemeriksaan yang paling tepat untuk kanker prostat juga masih belum diketahui. Secara umum, pria di atas usia 50 tahun akan mendapatkan manfaat dari pemeriksaan rektal tahunan, bersamaan dengan pemeriksaan darah yang disebut dengan PSA (prostate specific antigen).

8.      Kanker serviks. Lakukan pemeriksaan Pap smear setiap 1 hingga 3 tahun sekali bila Anda secara seksual aktif atau lebih tua dari 21 tahun. Sebagian besar kanker serviks merupakan kanker sel skuamosa dan diperkirakan bahwa kanker jenis ini dapat dikenali sejak tahapan awal. Pada tahapan tersebut, kanker terlokalisasi di serviks dan dapat ditangani dengan relatif mudah.

9.      Osteoporosis. Dapatkan pemeriksaan kepadatan tulang mulai usia 65 tahun untuk skrining osteoporosis.

10.  Penyakit menular seksual. Bicarakan dengan dokter Anda, apakah Anda harus diskrining untuk penyakit menular seksual.

 

 

 

 

 

 

Referensi:

·         https://medlineplus.gov/magazine/issues/winter07/articles/winter07pg17a.html

·         https://newsinhealth.nih.gov/2017/03/screen-or-not-screen

·         https://www.emedicinehealth.com/common_health_tests/article_em.htm#skin_cancer_screening