Sebagian orang memiliki kulit yang sensitif dan rentan berjerawat. Meskipun sudah melakukan berbagai macam perawatan, terkadang jerawat tetap membandel sulit dihilangkan.
Di masa wabah seperti sekarang ini, di mana kita harus selalu menggunakan masker, bahkan orang-orang yang tadinya jarang timbul jerawat di wajah, menjadi rentan berjerawat, terutama di area wajah yang tertutup masker.
Benarkah masker adalah penyebabnya? Bagaimana mengatasinya?
Maskne
Istilah maskne (mask acne, jerawat karena masker) saat ini cukup popular. Maskne adalah salah satu efek samping dari pemakaian masker yang sering dialami.
Saat ini banyak orang yang mengeluhkan timbulnya jerawat karena masker, meskipun sebenarnya fenomena ini bukanlah hal yang baru karena sudah sejak lama menjadi masalah bagi tenaga profesional yang harus menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Apa penyebab jerawat karena masker?
Beberapa Penyebab Jerawat karena Masker
Pada sebagian besar kasus, maskne atau jerawat karena masker terjadi karena sumbatan pori-pori kulit. Pada kulit yang normal, terdapat minyak, bakteri dan sel-sel kulit mati di permukaan kulit. Dengan pemakaian masker, ketiganya dapat menumpuk lebih banyak dan menyumbat pori-pori.
Masker juga menyebabkan terperangkapnya udara panas yang keluar ketika kita bernapas dan bicara. Udara panas ini menyebabkan terbentuknya lingkungan yang lembab yang cocok untuk pertumbuhan bakteri dan jamur.
Pertumbuhan tersebut menyebabkan ketidakseimbangan flora normal kulit, ditambah dengan gesekan material masker ke kulit sehingga kulit iritasi dan mudah berjerawat.
Stress akibat kondisi wabah saat ini juga dapat ikut berperan.
Selain jerawat, beberapa masalah kulit lain juga dapat timbul akibat efek samping pemakaian masker:
- Dermatitis kontak alergi. Sebagian orang dapat sensitif terhadap bahan-bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan masker, seperti formaldehid dan bronopol (yang ditemukan di masker bedah).
- Rosacea. Merupakan suatu kondisi kulit yang ditandai dengan ruam merah di sekitar hidung, pipi, dahi dan dagu yang hilang timbul, disertai dengan rasa seperti terbakar atau tersengat ketika mencuci wajah atau menggunakan produk perawatan kulit. Terkadang muncul benjolan-benjolan kecil seperti jerawat berwarna merah muda atau merah yang dapat terisi cairan berwarna kekuningan.
- Dermatitis seboroik. Ditandai dengan kulit meradang, bersisik (seperti ketombe) dan gatal.
- Folikulitis. Peradangan pada folikel rambut akibat infeksi bakteri atau jamur.
Selain itu kulit juga dapat menjadi kering, kasar dan gatal.
Masker apa yang baik untuk kulit?
Masker dengan bahan kain ringan atau tipis mungkin paling baik untuk kulit, akan tetapi jenis masker tersebut tidak dapat melindungi Anda dengan baik dari virus COVID-19.
Masker dengan kerapatan benang yang lebih rapat dan terdiri dari beberapa lapis adalah masker yang baik untuk melindungi Anda.
Beberapa jenis kain bersifat lebih lembut dan fleksibel, sehingga dapat lebih nyaman digunakan, misalnya bahan katun.
Pencucian masker kain sebelum digunakan juga dapat membantu mengurangi kemungkinan iritasi akibat pemakaian masker dan mencegah terinfeksi dari bahan masker itu sendiri.
Cuci masker kain dengan sabun yang bebas pengharum, bilas dengan bersih dan keringkan dengan baik.
Bagaimana cara mengatasi jerawat karena masker?
Di masa sekarang ini, tidak menggunakan masker karena wajah berjerawat tidaklah bijaksana dan sebaiknya tidak dilakukan karena wabah COVID-19 belumlah selesai.
Untuk mengatasi jerawat karena masker, Anda dapat mencoba melakukan hal-hal berikut ini:
- Cuci wajah dengan teratur
Cuci wajah dengan teratur di pagi, malam hari (atau sebelum tidur) dan setelah berkeringat atau setelah memakai masker.
Gunakan air hangat, keringkan dengan menepuk-nepuk wajah. Hindari menggosok wajah untuk menghindari iritasi.
- Gunakan pembersih yang lembut
Hindari pembersih yang mengandung alkohol atau parfum karena dapat menyebabkan iritasi dan kulit lebih sulit sembuh.
Bila jerawat Anda tampak banyak, coba menggunakan pembersih yang mengandung asam salisilat.
Bila Anda memiliki kulit sensitif atau mengalami iritasi, ruam atau gatal terutama di sekitar mulut, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai pembersih yang tepat untuk Anda.
- Gunakan pelembab non-komedogenik
Setelah membersihkan wajah, gunakan pelembab yang tidak menimbulkan komedo sebelum memakai masker.
Penggunaan pelembab ataupun tabir surya yang mengandung zinc atau titanium dioxide dapat membantu menghidrasi dan melindungi kulit dari gesekan atau iritasi akibat penggunaan masker, terutama bila kulit Anda cenderung kering.
Anda mungkin mengira pemakaian pelembab dan tabir surya dapat menyebabkan breakout atau jerawat banyak muncul, tetapi sebaliknya, penggunaan pelembab dan tabir surya dapat membantu menenangkan kulit dan menyeimbangkan flora kulit normal.
Satu hal yang harus Anda ingat adalah penggunaan pelembab dan tabir surya sebaiknya tidak terlalu tebal, karena justru dapat mencetuskan jerawat.
Apabila Anda menggunakan rangkaian produk perawatan kulit, gunakan hanya ketika Anda tidak akan menggunakan masker.
- Gunakan krim antijerawat
Penumpukan bakteri di kulit karena pemakaian masker dapat menyebabkan jerawat. Anda dapat menggunakan krim antijerawat yang dijual bebas ataupun yang diresepkan dokter Anda sebelum memakai masker.
Perhatikan apabila Anda menggunakan krim yang mengandung benzoyl peroxide, karena zat tersebut dapat menyebabkan noda pada kain masker Anda.
- Stop make up sementara
Sebaiknya hentikan penggunaan make up sementara ketika timbul jerawat di wajah Anda. Berbagai produk make up dapat menyumbat pori-pori, sehingga memperburuk jerawat dan memperlambat penyembuhan.
Selain itu, bila Anda menggunakan masker jenis N-95 yang akan digunakan kembali, noda make up membuat masker tersebut menjadi kurang ideal untuk digunakan kembali karena dapat sulit dibersihkan sepenuhnya.
Dapatkah Jerawat karena masker dicegah?
Beberapa tips berikut ini dapat Anda ikuti untuk mencegah timbulnya jerawat karena masker:
- Selalu cuci masker kain setelah digunakan
Jangan pernah menggunakan masker kain bekas pakai yang belum dicuci. Gunakan sabun cuci hipoalergenik tanpa pengharum, dan keringkan dengan baik, atau setrika bila pada petunjuk perawatan masker dinyatakan masker dapat disetrika.
- Buang masker disposable setelah dipakai
Selalu buang masker disposable Anda setelah dipakai untuk menghindari pemakaian ulang. Jangan lupa untuk merobek atau menggunting masker untuk menghindari penyalahgunaan limbah masker.
- Ganti masker setelah 4 jam
Ganti masker kain Anda setelah digunakan selama 4 jam atau bila masker Anda basah. Berikan waktu kulit untuk ‘bernapas’ selama setidaknya 15 menit setiap 4 jam.
Pastikan Anda membuka masker di tempat yang aman (tidak ada orang disekitar Anda, atau menjaga jarak dengan orang lain setidaknya 1,8 meter dan orang tersebut menggunakan masker).
Pastikan juga untuk mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah membuka masker.
- Gunakan bahan masker yang tepat
Untuk menghindari jerawat karena masker dan keluhan pada kulit lainnya, pilihlah bahan masker yang ramah untuk kulit, seperti:
- Terbuat dari bahan alami dan halus (misalnya katun)
- Dapat terpakai dengan pas di wajah Anda, tidak terlalu ketat ataupun kendur
- Setidaknya terdiri dari dua lapis kain
Hindari menggunakan masker dari bahan nilon atau rayon karena dapat mengiritasi kulit.
- Hindari produk-produk wajah berbahan keras
Produk-produk perawatan kulit yang mengandung obat atau zat seperti misalnya benzoyl peroxide, retinol, dan asam salisilat dapat lebih mengiritasi kulit yang menggunakan masker.
Perhatikan komposisi produk yang Anda gunakan dan pengaplikasiannya ke kulit.
Referensi:
- https://health.clevelandclinic.org/the-struggle-with-maskne-is-very-real/
- https://news.llu.edu/health-wellness/suffering-from-breakouts-under-your-mask-how-fight-maskne
- https://www.healthline.com/health/maskne#bottom-line
- https://www.nhs.uk/conditions/rosacea/