Gangguan Bicara pada Anak

Salah satu masalah tumbuh kembang anak yang sering membuat orang tua khawatir adalah gangguan bicara.

Banyak anak mengalami keterlambatan bicara dan perkembangan bahasa, tetapi bersifat sementara dan sebagian besar dapat menyusul anak lain yang seusianya.

Akan tetapi, dengan maraknya sosial media, membanding-bandingkan anak terkadang menjadi sulit dihindari, terlebih bila tidak memiliki pengetahuan mengenai tumbuh kembang anak, sehingga orang tua menjadi khawatir berlebihan.

Berikut ini beberapa gangguan bicara yang dapat dialami anak yang dapat Anda pelajari.

Gangguan Bicara pada Anak

Seorang anak yang mengalami gangguan bicara, dapat mengalami masalah pada produksi suara (speech sound production), suara, resonansi atau kelancaran bicara.

Ada 5 gangguan bicara yang sering pada anak:

  1. Gangguan artikulasi: anak kesulitan mengucapkan bunyi tertentu. Kata tertentu dapat hilang (tidak diucapkan) atau berubah bunyinya. Misalnya kata “kelinci” menjadi “teinci”. Anak-anak kecil umumnya menunjukkan kesalahan artikulasi ketika belajar berbicara, tetapi seiring dengan bertambahnya usia, kesalahan artikulasi akan hilang.

Bila hingga usia perkembangan standar anak masih mengalami kesalahan artikulasi, anak kemungkinan mengalami gangguan artikulasi.

  1. Apraksia: anak mungkin mengetahui apa yang ingin dikatakan tetapi ada gangguan di otak yang mengirimkan sinyal ke otot yang diperlukan untuk mengeluarkan suara, sehingga terjadi gangguan artikulasi, intonasi dan penekanan bicara dan kesalahan irama.
  2. Sindroma ‘fragile X’ (Fragile X Syndrome, FXS): adalah gangguan genetik yang diturunkan yang merupakan penyebab paling sering dari gangguan intelektual yang diturunkan pada anak laki-laki dan autisme.

Sindroma ini juga dialami anak perempuan tetapi dengan gejala yang lebih ringan.

Gangguan bicara pada FXS yaitu pengulangan kata-kata dan kalimat, bicara tidak teratur, dan kesulitan dengan hal-hal pragmatis. Gejala bervariasi mulai dari gejala ringan hingga sangat berat.

  1. Gagap (stuttering): stuttering adalah gangguan kefasihan bicara yang paling sering. Pada stuttering terjadi pengulangan, keraguan, pemanjangan, atau hambatan pada irama bicara yang tidak normal.

Pada anak yang mengalami stuttering, dapat dilihat wajah, leher, bahu atau kepalan tangan menegang.

Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab stutter, kemungkinan berkaitan dengan perbedaan neurologis antara bicara dan pemrosesan bahasa.

Anak yang gagap biasanya tidak memiliki masalah dengan produksi suara. Stress dan ketegangan mencetuskan banyak kasus stuttering pada anak.

Stuttering dapat bervariasi, bila anak tidak merasa cemas atau tegang ketika bicara, anak mungkin tidak gagap.

Apabila ketegangan anak bertambah ketika bicara, atau tidak mau bicara karena takut menjadi gagap, konsultasikan lebih lanjut untuk mendapatkan bantuan tenaga profesional.

  1. Gangguan bahasa: terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
    1. Gangguan bahasa ekspresif: anak tidak memiliki masalah dengan penyebutan kata, tetapi tidak dapat menggunakan kata yang tepat ataupun membuat kalimat yang benar.
    2. Gangguan bahasa reseptif: anak kesulitan memahami percakapan dan tulisan. Anak tampak seperti tidak mendengar atau mengulangi kata-kata yang kita ucapkan, tanpa menjawab atau merespons pertanyaan yang diberikan.
    3. Gangguan bahasa ekspresif-reseptif: anak memiliki kedua masalah di atas.

Bagaimana Mengetahui Anak Mengalami Gangguan Bicara?

Anak-anak terlahir siap untuk belajar bahasa, akan tetapi mempelajari bahasa memerlukan waktu, dan kecepatan mempelajari bahasa dan belajar bicara setiap anak berbeda-beda.

Umumnya anak mengalami kesulitan dengan beberapa bunyi, kata dan kalimat saat belajar bicara. Akan tetapi sebagian besar anak sudah dapat berbahasa dengan baik di usia 5 tahun.

Perkembangan kemampuan bicara setiap anak berbeda-beda, tetapi secara umum, Anda dapat menggunakan panduan berikut ini untuk mengetahui apakah anak Anda mengalami gangguan bicara:

gangguan bicara pada anak

Sumber gambar: www.speechbuddy.com

Kemampuan awal yang diperlukan untuk percakapan normal dan perkembangan bahasa dapat diperiksa bahkan sejak bayi.

Apabila Anda mengkhawatirkan kemampuan bicara anak atau anak Anda tampaknya memang mengalami gangguan bicara, segera konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.

Mengatasi Gangguan Bicara pada Anak

Penanganan sejak dini sangat penting bila terdapat gangguan bicara pada anak.

Terapi paling tepat dilakukan saat anak balita atau usia pra sekolah karena merupakan periode kritis dari masa belajar bahasa normal.

Evaluasi oleh tenaga kesehatan profesional perlu dilakukan bila ada kekhawatiran mengenai pendengaran, perilaku atau emosi anak.

Peran Orang Tua

Anak-anak belajar bicara dan berbahasa dengan mendengarkan percakapan orang lain, dan mempraktikannya dengan bicara kepada orang lain. Bahkan bayi yang masih sangat muda dapat menyadari ketika orang lain meniru dan merespons suara yang mereka buat.

Kemampuan bahasa dan otak anak bertambah ketika mereka mendengar banyak kata.

Orang tua dapat membantu anak-anak belajar bicara dan berbahasa dengan berbagai cara, seperti misalnya:

  • Merespons suara dan gerakan bayi
  • Mengulangi perkataan anak
  • Membicarakan benda-benda yang dilihat anak
  • Bertanya dan mendengarkan jawaban anak
  • Membaca buku
  • Mendongeng
  • Menyanyi, mendengarkan musik dan lagu

Kegiatan ini dapat dilakukan sepanjang hari, terutama ketika sedang melakukan rutinitas harian, sedang bermain, atau melakukan aktivitas yang disukai anak.

 

 

 

 

 

Referensi:

  • http://dreamcare.com.hk/articles/how-to-help-your-baby-learn-to-talk/ (Gambar Cover)
  • https://www.cdc.gov/ncbddd/childdevelopment/language-disorders.html
  • https://www.cincinnatichildrens.org/health/s/speech-disorder
  • https://www.speechbuddy.com/blog/speech-therapist/five-common-speech-disorders-in-children/