Methylprednisolone, Obat untuk Mengatasi Peradangan

Apakah Anda sedang mengalami peradangan? Jika iya, maka Anda membutuhkan obat untuk mengatasi peradangan. Terdapat berbagai jenis obat yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah penyakit Anda tersebut. Salah satunya adalah Methylprednisolone.

 

Obat yang satu ini bermanfaat untuk mengatasi berbagai kondisi masalah peradangan pada tubuh. Ingin menggunakan obat ini untuk mengatasi penyakit Anda? Sebelum mengkonsumsinya, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu Methylprednisolone, dosis dan aturan pakai, hingga efek samping obat.

 

Mengenal Methylprednisolone, Obat untuk Mengatasi Peradangan

 

Methylprednisolone obat untuk mengatasi peradangan

 

Methylprednisolone adalah obat yang berfungsi untuk mengatasi peradangan pada berbagai kondisi. Seperti radang sendi, radang usus, asma, psoriasis, lupus, hingga multiple sclerosis. Methylprednisolone juga dapat digunakan untuk mengobati reaksi alergi parah, rematik, urtikaria, rhinitis, asma, dan eksim. 

 

Obat ini mengandung efek imunosupresif, artinya obat dapat menekan adanya reaksi sistem kekebalan tubuh berlebih. Efek imunosupresif tersebut berfungsi untuk mengatasi alergi berat, penyakit autoimun, dan mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh terhadap transplantasi organ.

 

Cara kerja Methylprednisolone sebagai obat untuk mengatasi peradangan adalah dengan mengurangi zat pemicu peradangan di dalam tubuh dan menekan reaksi sistem imun tubuh yang berlebih. Sehingga mengurangi gejala peradangan dan mengatasi penyakit autoimun serta alergi berat yang dapat mengancam nyawa.

 

Methylprednisolone termasuk dalam golongan obat keras karena memberikan efek yang kuat terhadap sistem imun tubuh. Oleh karena itu, untuk bisa mendapatkannya dibutuhkan resep dokter.

 

Selain itu, obat juga tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan dan digunakan dalam jangka panjang. Sehingga jika Anda ingin mengkonsumsinya maka konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. 

 

Perhatian sebelum Mengkonsumsi Methylprednisolone

 

Sebelum mengkonsumsi Methylprednisolone, Anda perlu memperhatikan beberapa hal terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kondisi tubuh yang tidak boleh sembarangan untuk mengkonsumsi obat ini. Perhatikan informasi di bawah ini:

 

  1. Memiliki Riwayat Alergi

 

Sebelum mengkonsumsi Methylprednisolone sebagai obat untuk mengatasi peradangan, beritahukan kepada dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat Methylprednisolone. Beritahukan pula jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap jenis obat kortikosteroid lainnya.

 

  1. Memiliki Riwayat Penyakit Tertentu

 

Terdapat beberapa jenis riwayat penyakit yang pernah atau sedang dialami penting diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini. Karena Anda perlu memberitahukan kepada dokter sebelum mengkonsumsinya. Berbagai jenis riwayat penyakit tersebut adalah:

 

 

  • Penyakit infeksi seperti infeksi jamur, cacingan, abses, herpes.
  • Pernah kontak erat dengan pasien penderita TBC, cacar, campak.
  • Penyakit ginjal
  • Penyakit liver
  • Penyakit jantung.
  • Diabetes.
  • Hipertensi
  • Osteoporosis.
  • Katarak.

 

  • Glaukoma.
  • Tiroid

 

  • Tukak lambung
  • Divertikulitis
  • Gangguan pembekuan darah

 

 

Selain itu, beberapa penyakit ini juga harus Anda beritahukan yakni Myasthenia gravis, Pheochromocytoma, Psikosis, Kejang hingga Depresi.

 

 

  1. Mengonsumsi Produk Pengobatan Lain dan Melakukan Tindakan Medis Tertentu

 

Beritahukan kepada dokter jika Anda sedang mengkonsumsi obat lain termasuk suplemen dan produk herbal. Selain itu beritahukan juga kepada dokter jika Anda akan melakukan tindakan operasi, vaksinasi, imunisasi, atau prosedur medis lainnya.

 

  1. Ibu Hamil dan Menyusui

 

Masih belum terdapat studi terkontrol terhadap ibu hamil apakah aman mengkonsumsi Methylprednisolone. Namun obat hanya boleh dikonsumsi jika manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin. Meskipun begitu, konsultasikan dengan dokter sebelum mengkonsumsinya.

 

Sedangkan bagi ibu hamil, obat ini dapat terserap ke dalam ASI. Sehingga jika Anda sedang menyusui, maka disarankan untuk menghindari mengkonsumsinya tanpa adanya arahan dari dokter.

 

  1. Lansia

 

Bagi lansia bisa saja lebih sensitif mengalami efek samping terhadap obat ini. Lansia memiliki risiko lebih tinggi mengalami osteoporosis, perdarahan lambung atau usus, dan perubahan mental.

 

  1. Minum Minuman Beralkohol

 

Jika Anda sedang mengkonsumsi Methylprednisolone, maka hindarilah untuk minum minuman beralkohol. Minuman beralkohol dapat meningkatkan terjadinya risiko perdarahan di saluran pencernaan dan lambung.

 

Dosis dan Aturan Pakai

 

Dosis dan aturan pakai dapat berbeda-beda berdasarkan kondisi kesehatan Anda, tingkat keparahan penyakit yang dialami, usia, dan respon pasien terhadap obat. Berikut ini adalah dosis dan aturan pakai lengkapnya:

 

  1. Bentuk Tablet

 

Untuk dewasa, dosis dan aturan pakainya adalah 4-48 mg per hari. Namun jika kondisi penyakit Anda parah yang akut, maka dosisnya ditambahkan lebih tinggi hingga 100 mg per hari.

 

Untuk anak-anak, dosis dan aturan pakainya adalah 0,5-1,7 mg per kilogram berat badan anak. Obat diminum dengan dibagi menjadi 2 kali jadwal konsumsi.

 

Methylprednisolone sebagai obat untuk mengatasi peradangan dalam bentuk tablet, Anda bisa mengkonsumsinya bersamaan dengan makanan atau susu. Cara ini bisa dilakukan bagi pasien yang memiliki riwayat penyakit maag. 

 

  1. Bentuk Suntik

 

Penggunaan Methylprednisolone dalam bentuk suntik, dapat berbeda-beda berdasarkan tujuan pengobatannya. Obat akan diberikan oleh dokter atau petugas medis dengan di bawah pengawasan dokter.

 

Obat disuntikkan melalui pembuluh darah untuk mengatasi peradangan, multiple sclerosis, asma berat, dan mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap transplantasi organ. Obat disuntikkan langsung ke sendi untuk mengatasi osteoarthritis, rheumatoid arthritis, dan bursitis yang berat.

 

Obat disuntikkan ke otot untuk mengatasi peradangan, autoimun, dan asma berat. Kemudian obat disuntikkan langsung ke area tubuh yang sakit untuk mengatasi keloid, alopecia areata, gejala lupus, lichen planus, lichen simplex, psoriasis kulit, dan granuloma annulare.

 

Ingat, gunakan dosis sesuai dengan anjuran dokter untuk menghindari terjadinya overdosis. Jangan sampai Anda menambah atau mengurangi dosis tanpa sepengetahuan dan anjuran dari dokter. Selain itu juga jangan berhenti mengkonsumsinya tanpa seizin dokter.

 

Efek Samping Methylprednisolone

 

Ketika Anda mengkonsumsi Methylprednisolone sebagai obat untuk mengatasi peradangan dapat menimbulkan beberapa efek samping. Efek yang Anda rasakan dapat berbeda dengan orang lain. Namun kasus efek samping ini jarang terjadi. Efek samping tersebut adala

 

 

 

  • Muntah.
  • Mulas.
  • Sakit kepala.
  • Pusing.
  • Perut kembung.
  • Sakit maag.
  • Heartburn.
  • Nyeri otot.
  • Pembekakan pada tangan dan kaki.
  • Meningkatnya kadar gula darah.
  • Mudah terkena infeksi.
  • Sulit tidur.
  • Perubahan nafsu makan.
  • Siklus haid tidak teratur,
  • Muncul jerawat.

 

 

Jika Anda mengalami efek samping di atas dan tidak kunjung membaik, maka segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Selain itu juga lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami efek samping yang lebih serius seperti di bawah ini:

 

 

  • Penglihatan buram.
  • Nyeri pada mata.
  • Penyempitan tunnel vision.
  • Kulit kering, merah, bersisik, mudah memar.
  • Detak jantung tidak teratur.
  • Tubuh terasa lemas.
  • Muntah darah.
  • Muntah seperti ampas kopi.
  • BAB berdarah.
  • Kaki bengkak.
  • Nyeri tulang dan sendi.
  • Otot melemah.
  • Meningkatnya berat badan dengan cepat dan tidak biasa.
  • Napas menjadi pendek.
  • Demam.
  • Menggigil.
  • Sariawan sulit sembuh.
  • Batuk.
  • Kram kaki.
  • Pembekakan di wajah.
  • Mood swing.
  • Depresi berat.
  • Perubahan perilaku dan pikiran yang tidak wajar.
  • Perubahan siklus menstruasi.

 

Interaksi Obat Lain dengan Methylprednisolone

 

Jika Anda sedang mengkonsumsi Methylprednisolone bersamaan dengan jenis obat lain, maka dapat menimbulkan beberapa interaksi obat. Interaksi obat ini dapat mempengaruhi kesehatan Anda. Efek interaksi yang bisa Anda alami adalah sebagai berikut:

 

  1. Cyclosporin: meningkatkan risiko kejang.
  2. Amphotericin B, diuretik: meningkatkan risiko hipokalemia.
  3. Obat anti inflamasi non steroid: meningkatkan risiko perdarahan saluran pencernaan.
  4. Obat pelemas otot atau muscle relaxant: meningkatkan risiko gangguan otot jika mengkonsumsi Methylprednisolone dengan dosis tinggi.
  5. Tacrolimus, cyclophosphamide, ketoconazole, cimetidine: meningkatkan risiko efek samping Methylprednisolone.
  6. Obat antikoagulan: meningkatkan risiko perdarahan.
  7. Rifampicin, phenobarbital, phenytoin: menurunkan kadar dan efektivitas Methylprednisolone.
  8. Cholestyramine: meningkatkan klirens.
  9. Antibiotik macrolide: menurunkan klirens.
  10. Estrogen: menurunkan metabolisme.
  11. Mifepristone dan tipranavir: mempengaruhi metabolisme enzim hati dan usus.

 

Cara Menyimpan Methylprednisolone

 

Dianjurkan untuk menyimpan Methylprednisolone ditempat yang sejuk dan kering. Hindarilah menyimpannya di tempat yang lembab dan terkena paparan sinar matahari secara langsung. Selain itu hindarilah menyimpannya di tempat yang mudah dijangkau oleh anak-anak

 

Itulah informasi seputar Methylprednisolone sebagai obat untuk mengatasi peradangan. Mulai dari manfaat, peringatan sebelum mengkonsumsinya, dosis dan aturan pakai, efek samping, interaksi dengan obat lain, hingga cara penyimpanan obat yang tepat.

 

Jika Anda sedang membutuhkan Methylprednisolone, dapat membelinya di apotek online Medicastore. Medicastore adalah apotek online terlengkap dan terpercaya di Indonesia yang menyediakan obat Methylprednisolone terjamin keaslian dan kualitasnya.

 

Karena tergolong obat keras, maka penggunaan Methylprednisolone harus berdasarkan petunjuk dokter. Tertarik membeli Methylprednisolone di Medicastore? Anda bisa mengunjungi website Medicastore untuk melakukan pembeliannya, jangan lupa siapkan resep dokternya ya.