Cacar Monyet (MPOX), Apakah Berbahaya?

Akhir-akhir ini Anda mungkin sering mendengar berita mengenai cacar monyet (monkeypox, Mpox), dan bertanya-tanya seperti apakah penyakit ini dan apakah berbahaya. Untuk mengetahuinya, simak penjelasannya di bawah ini.

 

Apa itu Cacar Monyet?

 

Cacar monyet, atau dalam istilah medis saat ini disebut dengan Mpox, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus MPXV, yang berasal dari hewan, yang ditularkan kepada manusia.

Virus ini pertama kali ditemukan pada hewan tahun 1958 di Denmark, dan pada manusia di tahun 1970 di Kongo Afrika. Sejak saat itu mpox dilaporkan ditemukan tersebar acak di Afrika tengah dan timur (untuk jenis virus clade I) dan di Afrika barat (clade II).

Pada tahun 2017, mpox kembali muncul di Nigeria dan terus menyebar ke berbagai negara. Pada bulan Mei 2022, wabah mpox tiba-tiba muncul dan menyebar dengan cepat di Eropa, Amerika dan negara-negara lainnya.

Lebih dari 120 negara melaporkan kasus mpox (termasuk Indonesia) dengan lebih dari 100.000 kasus terkonfirmasi dan lebih dari 220 kematian diantara kasus yang terkonfirmasi.

Di Indonesia, berdasarkan informasi yang disebutkan oleh dinas kesehatan DKI Jakarta, dari 88 orang (per 28 Agustus 2024) yang positif mpox didapatkan:

  • Mayoritas penderita berusia >18 tahun (paling tinggi berusia antara 30–39 tahun)
  • Jenis kelamin laki-laki (96,5% = 85 kasus)
  • Melakukan hubungan seksual: lelaki seks dengan lelaki (60% = 53 kasus)
  • Penyerta HIV (70,5% atau 62 kasus) (juga ada penderita sifilis, TB aktif, herpes, hipertensi, dll)
  • Penularan melalui kontak seksual (79 kasus, 9 kasus tidak diketahui asalnya)

 

Apakah MPOX Berbahaya?

Cacar monyet adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri, dengan gejala atau lamanya penyakit berlangsung sekitar dua hingga empat minggu.

Penyakit ini jarang fatal, tetapi juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:

  • bekas di kulit
  • pneumonia
  • infeksi otak atau mata

Mpox yang menyebar tahun 2022 adalah clade II yang jarang menyebabkan kematian.

 

Apa Gejala Mpox?

Gejala dari cacar monyet menyerupai cacar pada umumnya, tetapi lebih ringan. Setelah terpapar virus, diperlukan beberapa hari hingga beberapa minggu sebelum gejala muncul (masa inkubasi). Gejalanya antara lain:

  • demam
  • sakit kepala hebat
  • ruam
  • kelenjar getah bening membengkak
  • nyeri otot
  • lemas

Ruam pertama kali muncul berupa benjolan merah yang dapat terasa nyeri. Kemudian akan berubah menjadi lenting-lenting berisi nanah. Pada akhirnya pecah, mengering dan mengelupas.

gejala cacar monyet

Semua proses ini dapat memakan waktu selama dua hingga empat minggu. Ruam dapat muncul di mulut, wajah, tangan, kaki, kelamin atau anus.

Akan tetapi tidak semua orang yang tertular akan mengalami semua gejala tersebut di atas, beberapa penderitanya dapat mengalami:

  • hanya ada ruam tanpa gejala lainnya, atau gejala lain muncul belakangan
  • gejala seperti flu, kemudian muncul ruam. Sebagian orang lainnya tidak muncul ruam sama sekali
  • ruam dapat menyebar, tetapi pada sebagian orang hanya ada sedikit ruam dan lenting

Seseorang yang terkena cacar monyet dan tidak bergejala masih dapat menularkan penyakit ini ke orang lain melalui kontak fisik dalam waktu lama.

 

Bagaimana Cara Cacar Monyet Menular?

 

  1. Kontak dekat atau kontak seksual

Virus cacar monyet dapat menyebar melalui:

  • kontak langsung kulit dengan kulit penderita cacar monyet
  • kontak dengan cairan tubuh penderita cacar monyet (air liur, cairan dari hidung, cairan tubuh lain atau lesi di sekitar anus, atau vagina penderita cacar monyet.
  • ibu hamil yang terkena mpox kepada bayi yang dikandungnya atau bayi yang dilahirkan.

Kontak langsung dapat terjadi saat berhubungan seksual, berpelukan, berbicara berhadapan dalam waktu lama.

  1. Menyentuh benda-benda

Mpox dapat menyebar melalui benda yang tidak didisinfeksi setelah digunakan oleh penderita mpox, misalnya pakaian, seprai, handuk, dll.

  1. Hewan yang terinfeksi

Hewan liar di daerah endemik dapat menularkan mpox secra langsung kepada manusia melalui gigitan atau cakaran. Melakukan kegiatan berburu (termasuk memproses hewan buruan) di daerah endemik mpox juga berisiko tertular.

Tertular virus mpox dari hewan peliharaan juga mungkin terjadi, meskipun jarang. Kita dapat tertular ketika mengelus, memeluk, berbagi makanan, atau dijilat hewan peliharaan yang positif mpox.

 

Apa Pengobatan untuk Mpox?

Apabila Anda memiliki gejala seperti cacar monyet, segera ke fasilitas kesehatan terdekat (puskesmas atau rumah sakit terdekat) untuk mendapatkan penanganan dari dokter.

Selain itu, meskipun penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, dengan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, Anda turut membantu pendataan penyebaran penyakit ini sehingga dapat dilakukan tindakan untuk mencegah penyebarannya lebih lanjut.

Lakukan hal-hal berikut ini untuk membantu meringankan gejala dan membantu mencegah penyebarannya ke orang lain:  

  • lakukan isolasi mandiri di rumah sampai lesi kering, mengelupas dan terbentuk kulit baru, atau selama selama 21 hari, atau ikuti petunjuk dari petugas kesehatan. Hindari kontak fisik terutama dengan kelompok rentan: anak-anak, wanita hamil, dan orang dengan penurunan sistem kekebalan tubuh.
  • minum obat yang diberikan oleh dokter, atau Anda dapat minum obat pereda nyeri dan demam yang dijual bebas, seperti parasetamol atau ibuprofen (baca aturan pakai dan kontraindikasinya).
  • cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, atau gunakan hand sanitizer terutama setelah menyentuh lesi.
  • jaga kulit tetap kering dan tidak tertutup (kecuali bila bersama orang lain di satu ruangan).
  • gunakan masker dan tutupi lesi ketika berada dekat orang lain.
  • hindari menyentuh tempat-tempat atau benda yang digunakan bersama-sama, semprotkan disinfektan setelah Anda menyentuhnya.
  • kumur dengan air garam bila ada lesi dalam mulut.
  • mandi air hangat untuk mengurangi nyeri.
  • jangan pecahkan lentingan atau menggaruk ruam karena dapat memperlambat kesembuhan, menyebarkan ke bagian tubuh lain, dan berisiko infeksi.
  • jangan mencukur area yang terdapat ruam atau lesi sampai benar-benar sembuh dan tumbuh kulit baru.
  • jangan berhubungan seksual selama menderita mpox. Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko, akan tetapi tidak dapat mencegah penularan melalui kontak fisik lainnya (misal kulit ke kulit atau mulut ke kulit). Sebagai pencegahan penularan, tetap gunakan kondom hingga 3 bulan setelah sembuh.

 

Bagaimana Cara Mencegah Terkena Cacar Monyet?

Karena penularannya dari kontak fisik, batasi kontak dengan penderita, orang yang dicurigai menderita mpox, dan hewan terutama hewan liar.

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau gunakan hand sanitizer setelah menyentuh benda-benda yang digunakan bersama-sama.

Hindari seks berisiko, seperti: berganti-ganti pasangan, hubungan seks lelaki dengan lelaki, atau dengan orang yang memiliki gejala mpox.

Apabila Anda ada kontak erat dengan penderita cacar monyet tetapi tidak bergejala, Anda tidak perlu melakukan isolasi, tetapi tetap hindari kontak fisik dengan orang lain terutama kelompok rentan yang disebutkan di atas.

 

 

Referensi:

  • my.clevelandclinic.org. Mpox. 2023.
  • www.cdc.gov. Mpox/How It Spreads. 2024.
  • www.mayoclinic.org. Monkeypox: What is it and how can it be prevented?. 2024.
  • www.paho.org. mpoxdisease. 2024.
  • www.who.int. Mpox. 2024.
  • youtube dinkes DKI Jakarta. “Sosialisasi Kewaspadaan Mpox untuk Masyarakat Umum dan Populasi Kunci di Provinsi DKI Jakarta”. 2024.