Mengenal Popcorn Brain dan Cara Mengatasinya

Apakah Anda sering tidak fokus atau pikiran mudah teralihkan seperti melompat-lompat dari satu hal ke hal lain? Anda mungkin mengalami popcorn brain.

Apa itu Popcorn Brain?  

Istilah popcorn brain secara tidak sengaja diciptakan oleh David Levy, seorang profesor di University of Washington Information School. Ia menggunakan istilah popcorn brain untuk menggambarkan kurangnya fokus secara umum, yang mudah terjadi di era teknologi seperti saat ini. Popcorn brain adalah suatu kondisi mental, meskipun bukan merupakan diagnosis yang diakui oleh American Psychological Association or the American Psychiatric Association.

Tanda-tanda seseorang mengalami kondisi ini berbeda-beda, dan intensitasnya bergantung pada banyak faktor, misalnya seberapa sering kita menggunakan media, atau seberapa stimulatif media tersebut.

Beberapa tanda dari kondisi ini misalnya:

  • Pikiran yang terpecah-pecah
  • Mudah teralihkan
  • Sering mengubah topik pembicaraan
  • Kelelahan mental
  • Tidak tertarik atau merasa tidak terhubung dengan orang lain

Popcorn brain dapat merugikan bagi orang yang mengalaminya. Anak-anak usia sekolah dapat kesulitan menyerap pelajaran yang diajarkan karena tidak dapat berkonsentrasi. Secara umum, orang yang mengalami kondisi ini sulit menyelesaikan tugas karena pikirannya yang mudah teralihkan.

Bila Anda tidak yakin mengalami popcorn brain atau tidak, cobalah untuk melakukan eksperimen sendiri. Letakkan telepon genggam Anda di ruangan lain dan buat catatan berapa kali Anda merasa ingin mengambilnya.

Penyebab Popcorn Brain

Penyebab yang paling sering adalah penggunaan teknologi yang berlebihan. Dengan banyaknya penggunaan media sosial, aplikasi, dan teknologi lainnya, otak secara konstan mengharapkan ‘reward’ atau bayaran. Misalnya ketika Anda mengunggah sesuatu ke media sosial, semakin banyak orang yang menyukainya, Anda akan merasa semakin senang sehingga Anda melakukannya berulang-ulang terus menerus.

penggunaan gadget berlebihan pada anak

Penyebab lainnya yaitu menurunnya waktu berkonsentrasi. Dengan semakin banyaknya konten yang tersedia di media sosial, semakin banyak yang ingin kita lihat, dan semakin sedikit pula waktu kita untuk memusatkan perhatian.

Cara Mengatasi Popcorn Brain dan Mencegahnya

Bila Anda curiga mengalami kondisi ini, Anda dapat mencoba melakukan beberapa cara berikut ini untuk mengatasi dan mencegahnya:

  1. Tentukan tugas atau target yang lebih sedikit atau lebih sederhana

Bagi pekerjaan Anda menjadi lebih sedikit sehingga lebih memungkinkan untuk diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. Bila Anda menentukan target yang besar untuk diselesaikan, Anda mungkin akan merasa kewalahan dalam mengerjakannya.

  1. Belajar mengatur sistem saraf

Melakukan meditasi, atau aktivitas lain yang dapat mengatur sistem saraf juga dapat membantu mengatasi popcorn brain. Meditasi dan aktivitas sejenis dikaitkan dengan perubahan positif pada pemusatan perhatian, terutama berkaitan dengan kontrol impuls, menurut penelitian di tahun 2021 yang dipublikasikan dalam jurnal Mindfulness. Meditasi melatih otak untuk memusatkan perhatian dan melatih kita untuk ‘tidak melakukan apapun’.

Selain meditasi, aktivitas lain yang mungkin akan membantu Anda misalnya berjalan kaki di taman dan fokus pada angin yang berhembus, ketika Anda merasa kewalahan dengan tugas yang menumpuk. Melakukan yoga, tai chi, pergi ke sauna, dapat Anda coba untuk mengurangi stress.

  1. Melatih keterampilan menoleransi stress

Misalnya dengan menuliskan apa yang Anda pikirkan. Dengan popcorn brain, Anda mungkin akan merasa tidak nyaman ketika tidak segera melakukan apa yang ada dalam pikiran Anda (misalnya Anda teringat belum menjawab email dari atasan ketika sedang menghadiri seminar atau rapat). Anda dapat menuliskan hal-hal yang terlintas atau tiba-tiba saja teringat dan bisa melakukannya satu per satu setelah satu aktivitas selesai.

  1. Belajar mengistirahatkan mata dari layar dan melakukan “mindful media”

Anda dapat mencoba membuat jadwal penggunaan gawai. Misalnya:

  • Di pagi hari, Anda berkomitmen untuk menyelesaikan sarapan pagi baru kemudian dapat memeriksa telepon genggam.
  • Di kantor, fokus hanya pada komputer, dan telepon genggam hanya dibuka saat istirahat.
  • Di malam hari, waktu terakhir penggunaan gawai adalah satu jam sebelum tidur dan tidak meletakkan telepon genggam di tempat tidur.

Atau Anda juga dapat menentukan waktu penggunaan gawai dalam sehari, misalnya satu hari hanya boleh menggunakan gawai selama total tiga jam.

Anda juga dapat menggunakan metode Pomodoro, yaitu setelah 25 menit fokus pada pekerjaan, istirahat selama lima menit. Setelah empat kali interval berturut-turut, Anda beristirahat selama 15–30 menit.

Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter atau Psikiater?

Bila sudah ada gejala seperti kelelahan, sakit kepala, mata tegang, atau sulit tidur di malam hari tanpa bantuan (suplemen, herbal atau bahkan alkohol), Anda perlu memeriksakan diri ke tenaga profesional.

Selain itu, bila stress bertambah, merasa cemas, sedih berlebihan, ada penurunan prestasi, merasa kesepian dan tidak dapat berinteraksi dengan teman atau keluarga seperti biasanya, sebaiknya Anda juga memeriksakan diri.

 

 

Referensi:

  • mcpress.mayoclinic.org. 5 things to know about “popcorn brain”. 2024.
  • www.womenshealthmag.com. What Is ‘Popcorn Brain’? Psychologists Share The Signs, Potential Causes, And How To Manage It. 2024.