Fitry Fatima, S.Si, Apt
19-02-2008

Press Conference Pencanangan Duta Oral Contraception 2008

press_conference_pencanangan_duta_oral_contraception_2008
Kiri ke kanan: Angel Michael Evangelista; Prof.Dr. dr. Biran Affandi, SpOG;
Eugenia Siahaan; Dr. Sugiri Sjarief, MPA; Dra. Harni Koesno; dan dr. Suryono S.I.S., SpOG.


Jakarta, 15 Februari 2008 bertempat di Hotel Le Grandeur, dilakukan pencanangan Duta Oral Contraception (OC) kepada 30 bidan dari 22 provinsi dan 9 kotamadya di Indonesia. Pencanangan Duta OC dilakukan oleh Asia Pasific Council of Contraceptive (APCOC), Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Bayer Schering Pharma (BSP) dan didukung oleh Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia (POGI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Dra. Harni Koesno, Ketua IBI menjelaskan, ?Pencanangan Duta OC bertujuan untuk memantapkan ibu yang telah ikut KB agar tetap ikut KB, menambah ibu yang belum ikut KB menjadi ikut KB, dan meningkatkan promosi KB di seluruh Indonesia baik sesama bidan maupun kepada masyarakat.

Prof.Dr. dr. Biran Affandi, SpOG(K), Ketua APCOC menambahkan, ?Promosi KB dilakukan dengan cara KIE yaitu komunikasi, edukasi dan informasi mengenai KB kepada bidan, dokter dan pelayan KB lainnya, jadi bukan hanya kepada masyarakat.

APCOC merupakan organisasi yang dibentuk pada tahun 2006 oleh para ahli kontrasepsi dan Keluarga Berencana (KB) ternama untuk menegaskan pentingnya KB dengan kontrasepsi yang aman dan dapat diandalkan di Asia Pasifik.

lima_perwakilan_duta_oral_contraception
Foto bersama lima perwakilan Duta OC dengan Ketua IBI,
Bayer Schering Pharma,Ketua POGI, Ketua APCOC , dan Kepala BKKBN.


Duta OC terdiri dari para bidan angota IBI, suatu organisasi profesi yang menaungi para bidan di Indonesia. Saat ini terdapat 83.000 bidan yang aktif melakukannya tugasnya di seluruh Indonesia, baik di rumah sakit, puskesmas, maupun di desa-desa.

Sebagai profesional yang bekerja sebagai mitra perempuan khususnya dalam bidang reproduksi wanita, peran bidan sangatlah penting terutama karena bidan adalah pihak yang dapat berinteraksi langsung dengan wanita dan memberikan asuhan dan nasihat yang diperlukan.

Kriteria bidan yang terpilih menjadi Duta OC adalah memiliki pengaruh di masyarakat dengan cakupan pelayanan KB yang banyak, dapat dijadikan sebagai model pelayanan dan promosi untuk masyarakat sekitar,? ungkap Harni. Duta OC yang terpilih pada periode ini akan menjabat selama 1 tahun.

?Duta OC melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan mendatangi pengajian, Puskesmas, bahkan arisan. Setelah edukasi, bidan memberikan alat yang disebut Alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK), kata Harni.

Sebagian besar dokter obgin tinggal di kota besar padahal banyak penduduk di pulau terpencil yang membutuhkan pelayanan KB. Oleh sebab itu, POGI sangat mendukung pencanganan Duta OC, kata dr. Suryono S.I.S., SpOG, Ketua POGI.

Dr. Sugiri Sjarief, MPA, Kepala BKKBN menjelaskan, ?Metode kontrasepsi yang banyak diminati masyarakat adalah suntikan. Sekarang trennya menggunakan implant, sedangkan tren pemakaian OC menurun dari tahun ke tahun sehingga digalakkan kembali.

BKKBN memiliki target sebanyak 6.600.000 peserta baru KB. Jumlah peserta lama sudah 60% pasangan usia subur. Idealnya 72-75% pasangan usia subur ikut KB, tetapi BKKBN hanya mampu menaikkan 0,3%/tahun, kalau bisa dinaikkan menjadi 1%/tahun,? papar Sugiri.

Lebih lanjut Sugiri menjelaskan, ?Jika tercapai 1%/tahun maka pada tahun 2015, penduduk Indonesia mencapai 237-240 juta jiwa, sedangkan jika tidak tercapai maka penduduk Indonesia menjadi 255 juta. Namun, jika turun, maka penduduk Indonesia diperkirakan 266 juta jiwa.

Hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa orang kaya relatif memiliki jumlah anak sedikit, sedangkan orang miskin memiliki jumlah anak yang banyak. Orang dengan pendidikan tinggi memiliki jumlah anak sedikit, sedangkan orang yang berpendidikan rendah relatif memiliki anak lebih banyak.
Untungnya, ada kebijakan untuk orang miskin sehingga diberikan gratis, demikian juga jasa pelayanan dokter melalui ASKESKIN. Namun, persoalannya masyarakat miskin butuh transport ke pelayanan kesehatan. Sugiri mencoba memberikan solusi dengan memperbanyak mobile team untuk mendekatkan pelayanan dan cara terakhir mengadu ke DPR bahwa orang ?kecil? butuh transport untuk ke tempat pelayanan KB.

Menjawab kekhawatiran mengenai penyalahgunaan OC oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, diinfromasikan bahwa OC termasuk obat daftar G atau obat keras sehingga dapat diperoleh di apotik atau bidan.

?Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia. Penyebab kematian ibu adalah preeklampsia/eklampsia atau keracunan pada ibu hamil, perdarahan saat hamil & melahirkan, infeksi dan lain-lain termasuk abortus/keguguran yang terutama dialami kalangan ekonomi menengah ke bawah sebagai komplikasi kemiskinan dan ketidaktahuan,? papar Suryono.

Lebih lanjut, Suryono menjelaskan, Sekitar 30-40 tahun yang lalu, angka kematian ibu lebih tinggi yaitu 400-450 setiap 100.000 ibu, sekarang 300 setiap 100.000 ibu. Pemakaian OC dapat menurunkan angka kematian ibu.

Data Statistik 2007 yang dikeluarkan Biro Pusat Statistik menyatakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 225 juta jiwa dan menempati urutan ke-4 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Sebagai negara yang terikat pada kesepakatan internasional seperti Millenium Development Goal (MDG?s) dan International Conference on Population and Development (ICPD), Indonesia berkewajiban mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui KB.

Mr. Angel Michael Evangelista, Country Division Head BSP menjelaskan bahwa BSP berperan mendukung kegiatan-kegiatan pemberian informasi dan edukasi mengenai KB. BSP memberikan informasi terkini mengenai kontrasepsi dan terapi hormonal kepada bidan melalui kegiatan BSP Scientific Event.

Pada pundak Duta OC diharapkan informasi mengenai kontrasepsi oral dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera dapat diteruskan ke wilayah-wilayah di seluruh Indonesia.