Bekti-medicastore.com
08-11-2010

Survei Praktisi Kesehatan 2010

Saat ini internet bukan merupakan hal yang asing di masyarakat, mulai dari perkotaan hingga ke pedesaan, internet dapat dijangkau, baik melalui sambungan khusus di rumah, warnet ataupun melalui perangkat telepon genggam atau HP.

Beragam informasi memang ditawarkan oleh internet secara cepat, cukup mengetik kata tertentu, semua informasi yang diinginkan dari berbagai sumber akan terpampang jelas. Mulai dari berita sehari-hari, teknologi terbaru sampai ke informasi khusus seperti informasi kesehatan.

Pada hari Rabu, 27 Oktober 2010 kemarin, Perusahaan konsultan komunikasi IndoPacific Edelman bekerja sama dengan Unit Riset dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (URPM FKM UI) memaparkan temuan Survei Praktisi Kesehatan 2010 di forum diskusi media. Survei independen pertama di Indonesia ini memperlihatkan bahwa peningkatan penggunaan internet mempengaruhi komunikasi dokter dengan rekan sejawat dan pasien.



(ki-ka) : Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr. PH. dari FKM UI; Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Prijo Sidipratomo, SpRad (K); Vice President IndoPacific Edelman Mayang Schreiber dan Ketua International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Parulian Simanjuntak.

“Internet telah mengubah cara kita memperoleh informasi, termasuk informasi terkait kesehatan atau medis. Hal ini berdampak pada cara pasien dan kalangan awam memandang kondisi kesehatan mereka dan pengobatan dari dokter. Oleh karena itu penting sekali bagi dokter untuk tidak saja menyadari kecenderungan ini, tetapi juga memberikan tanggapan yang tepat dan menyesuaikan layanan kepada pasien,” kata Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr. PH. dari FKM UI.

Survei ini memperlihatkan bahwa 79 persen dari dokter yang menjadi responden mengandalkan internet sebagai salah satu sumber utama untuk mendapatkan informasi terkait kesehatan. Sebagian besar dokter yang aktif menggunakan internet juga menyarankan pasien mereka untuk menggunakan mesin pencari atau situs-situs kesehatan konsumen sebagai acuan informasi terkait kesehatan atau medis.

Menanggapi hasil survei tersebut, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Prijo Sidipratomo, MD berkata, “Edukasi terhadap pasien dan kalangan awam penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan mereka mengenai informasi kesehatan yang tepat dari sumber yang terpercaya. Dipercayanya media dan situs di internet sebagai salah satu sumber informasi membuat saluran ini berpotensi digunakan untuk tujuan edukasi. Tentu saja hal ini harus tetap mempertimbangkan diagnosa dokter dan komunikasi yang tepat antar dokter dan pasien seiring meningkatnya kecenderungan pemeriksaan silang (cross check) oleh pasien, untuk menghindari salah paham dan swamedikasi atau pengobatan yang tidak rasional.”

Industri farmasi juga melihat pentingnya bermitra dengan dokter, pemerintah dan berbagai pihak lainnya dalam proses edukasi terhadap pasien mengenai berbagai permasalahan terkait kesehatan. Ketua International

Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Parulian Simanjuntak melihat peluang bagi perusahaan-perusahaan farmasi untuk memanfaatkan program-program edukasi berbasis online dan membantu memberikan layanan kesehatan yang mudah diperoleh, terjangkau dan berkualitas bagi pasien. “Kita menyaksikan awal dari sebuah pendekatan baru dalam marketing kesehatan di Indonesia yang membuka kesempatan kerjasama antara pasien, pemerintah, praktisi kesehatan dan sektor swasta,” tambahnya.

Survei ini menunjukkan pendekatan baru dalam komunikasi informasi kesehatan. Penyampaian informasi kesehatan atau medis yang transparan dan akurat terhadap pasien dan orang awam dari pihak-pihak lain selain dokter membuka peluang bagi komunikasi yang lebih terbuka, yang diharapkan memberi manfaat lebih besar bagi semua pihak,” tambahnya.

Temuan-temuan dalam Survei Praktisi Kesehatan ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk membantu pemerintah, praktisi kesehatan dan industri kesehatan dalam merumuskan dan melaksanakan berbagai kegiatan komunikasi kesehatan yang efektif dan efisien di Indonesia.

Hasil Lengkap Survei Praktisi Kesehatan 2010 :
  1. Media online serta informasi di internet merupakan sumber informasi terpercaya bagi dokter dan telah mempengaruhi pola komunikasi antara dokter dengan pasiennya
    • Dokter bukan lagi menjadi satu-satunya sumber informasi mengenai kesehatan pasien. Sebanyak 83% dokter mengakui bahwa pasien mereka mengonfirmasi informasi yang diterima dari dokter dengan mengecek ke sumber informasi lainnya.
    • Internet (79%), majalah kedokteran (78%), dan jurnal kedokteran (66%) merupakan tiga sumber informasi utama yang dipercaya dokter untuk memperoleh informasi kesehatan/medis.
    • Diantara dokter yang mencari informasi melalui internet, mesin pencari Google menjadi sumber informasi yang terbanyak digunakan (41%).
    • Dokter umum lebih memilih majalah kedokteran sebagai prioritas pertama sumber informasi mereka (88%), sementara dokter spesialis lebih memilih jurnal kedokteran.
    • Masing-masing media arus utama (mainstream) seperti stasiun televisi, radio dan tabloid hanya dijadikan sumber informasi oleh kurang dari 50% dokter.
    • Secara umum, dokter – baik yang aktif maupun yang tidak aktif menggunakan internet – merekomendasikan internet sebagai sumber informasi terpercaya kepada pasiennya. Ranah yang paling sering direkomendasikan adalah situs mesin pencari (51%), situs kesehatan untuk konsumen (14%), dan Wikipedia (8%).

  2. Di tengah keberadaan internet sebagai sumber informasi terpercaya, seminar kedokteran tetap menjadi sumber informasi utama bagi sebagian besar dokter (56%) khusus untuk informasi terkait diagnosa, penyakit, dan pengobatan penyakit
    • Mesin pencari seperti Google berada di peringkat kedua untuk ketiga jenis informasi ini, dengan rata-rata 30% dokter mencari informasi melalui ranah ini.

  3. Pengaruh keberadaan internet terhadap hubungan dokter dengan pasien
    • Internet membuat sebagian besar dokter menjadi lebih aktif dalam mencari informasi seputar kesehatan/medis (85%) dan memperoleh informasi lebih cepat (84%).
    • Internet juga menjadikan sebagian besar dokter lebih aktif berinteraksi dengan kolega mereka (74%) serta berbagi informasi kepada orang-orang selain pasien mereka (70%).
    • Sebagian besar dokter yang hadir di forum diskusi mengakui bahwa saat ini pasien menuntut konsultasi yang lebih lama dan mendalam untuk mendiskusikan informasi yang diperoleh pasien dari sumber lain, khususnya internet.

  4. Internet belum dimanfaatkan secara maksimal untuk edukasi kepada masyarakat mengenai informasi kesehatan/medis
    • Dokter yang menghadiri forum diskusi sepakat bahwa edukasi ke masyarakat menjadi penting, di tengah derasnya arus informasi yang dapat mereka akses dari berbagai sumber, seperti internet.
    • Para dokter berharap bahwa pihak-pihak seperti perusahaan dan pemerintah turut aktif berpartisipasi dalam proses edukasi tersebut dengan menyediakan berbagai materi atau melaksanakan program edukasi terkait kesehatan/medis.
    • Internet dipercaya merupakan sarana edukasi yang efektif untuk menjangkau masyarakat, terutama di perkotaan.