Bekti-medicastore.com
18-07-2018

Terapi Non-Operasi bagi Pasien Skoliosis

 

sumber: Xcell Medical Group

 

Skoliosis merupakan kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Skoliosis dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa. Pada anak-anak, skoliosis dapat berubah menjadi kondisi yang serius seiring dengan pertumbuhannya. Skoliosis juga dapat terjadi pada orang dewasa yang tidak memiliki sejarah kondisi ini, dikarenakan degenerasi pada tulang belakang dan faktor usia yang bertambah tua. Jika skoliosis dapat terdeteksi atau ditemukan lebih awal, pasien dapat menghindari gejala-gejala kondisi yang lebih parah. Bila dibiarkan saja tanpa penanganan atau perawatan, scoliosis terkadang perlu diambil tindakan pembedahan.

Dr. dr. Ninis Sri Prasetyowati, Sp. KFR, konsultan ahli dalam acara Seminar Media tentang Scoliosis mengatakan “Skoliosis dapat terjadi karena faktor genetik, kelainan kongenital atau bawaan dari lahir, kelainan pembentukan tulang atau kelainan neurologis dan habitual atau kebiasaan dalam membawa barang berat. Deteksi skoliosis secara akurat dan dini penting untuk dilakukan dengan cara mengecek dari belakang  apakah adanya tonjolan pada tulang bahu, pinggang dan pinggul yang memiliki kurva tidak seharusnya. Ada berbagai cara perawatan skoliosis, salah satunya yaitu dengan terapi non-operasi. Terapi non-operasi dikatakan sebagai harapan baru bagi pasien skoliosis karena dapat mengkoreksi kurva derajat yang besar. Umumnya, terapi non-operasi yang dilakukan yaitu penggunaan brace, exercise dan latihan fisik dengan alat fisioterapi untuk mengurangi rasa nyeri. Brace sangat berperan mengkoreksi kurva terutama bagi pasien yang memiliki kurva lebih dari 30 derajat dan ditambah melakukan exercise sesuai dengan bentuk kurva, bukan latihan konvensional,” jelasnya.

Mengenai jenis dan efektif tidaknya penggunaan brace, Labana Simanihuruk, B.Sc., Brace & Rehab Clinician mengemukakan, “Brace secara klinis telah terbukti dapat mengurangi lengkung atau kurva pada kasus umum skoliosis dan khyphosis, mengurangi sakit, memperbaiki postur tubuh, memperlambat pertumbuhan kurva pada anak, memperbaiki bentuk tubuh dengan mengurangi tonjolan tulang iga serta mensejajarkan bahu dan pinggang.” Ia menjelaskan, “pada tahap awal dimulai dengan mendeteksi secara teliti menggunakan scolio meter dan metode adam test. Bila didapatkan tanda – tanda skoliosis, maka dilakukan pengecekan menggunakan X-Ray. Kami menggunakan metode X-Ray PA lateral dan lateral dengan Ferguson Technique. Setelah itu, ditentukan terapi yang tepat dan sesuai dengan tujuan. Ada 5 jenis brace yang dapat digunakan sesuai dengan kondisinya, yaitu pertama Scolibrace yang juga digunakan sebagai koreksi skoliosis. Kedua, Lumbar brace / elderly brace untuk dewasa atau manula yang mempunyai denovo skoliosis. Ketiga, Kypho brace bagi pasien kyphosis. Keempat, Scolinite untuk anak anak dengan derajat kurva <20 dan kelima, Hybrid kypho-scoliosis brace untuk pasien skoliosis dan kyphosis.”

“Efektif atau tidaknya brace dapat dilihat dari kualitas design dan pembuatan Brace dan mampu melakukan koreksi atau perbaikan kurva skoliosis. Selain bentuk brace yang ramping, ringan dan kokoh, warna dan design dapat disesuaikan dengan gaya dan selera setiap pemakainya sehingga dapat menambah rasa kepercayaan diri saat digunakan. Kami membuat brace melalui proses Bracescan dengan koreksi kurva menggunakan komputer 3D yang mensimulasikan posisi mirror image dari kurva dan pembuatan brace menggunakan metode laser scanner yang memastikan bentuk brace sesuai dengan derajat dan postur pasien. Brace juga harus bisa di setel kembali mengikuti perkembangan kurva pasien. Brace ini telah memenuhi standar internasional dan dipakai di seluruh dunia sehingga memberikan hasil koreksi yang maksimal,” lanjutnya.

Terapi non operasi menjadi harapan baru bagi pasien kelainan tulang belakang atau skoliosis. Terapi non operasi, yang terdiri dari Observasi, Terapi dan Latihan Fisik, penggunaan Penunjang (Bracing), Terapi Alternatif dan Komplementer terbukti bermanfaat untuk menghentikan progres tulang pasien, membuat badan lebih seimbang, mengoreksi agar tampilan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Namun penting untuk diingat, deteksi dini secara akurat merupakan langkah penting yang harus dilakukan dalam perawatan skoliosis. Demikian kesimpulan yang mengemuka pada Seminar Media tentang Scoliosis Care yang berlangsung pada hari Selasa, 17 Juli 2017 kemarin.