Kardiomiopati Hipertrofi
Kardiomiopati hipertrofik adalah suato kondisi di mana otot jantung menjadi menebal (hipertrofi).
Otot jantung yang hipertrofi ini, dapat menyebabkan:
- Penebalan otot jantung (terutama ventrikel kiri atau bilik jantung)
- Kekakuan ventrikel kiri
- Perubahan katup mitral
Penyebab Kardiomiopati hipertrofi
Penyebab Kardiomiopati Hipertrofi
Kardiomiopati hipertrofik biasanya disebabkan oleh perubahan gen (mutasi gen) yang menyebabkan penebalan otot jantung.
Kardiomiopati hipertrofik biasanya mempengaruhi dinding otot antara dua ventrikel. Dinding yang menebal akan menghalangi aliran darah keluar dari jantung. Ini disebut kardiomiopati hipertrofi obstruktif.
Jika tidak ada hambatan aliran darah yang signifikan, kondisi ini disebut kardiomiopati hipertrofi nonobstruktif. Akibat kardiomiopati hipertrofi ventrikel kiri menjadi kaku dan membuat jantung sulit untuk berkontraksi sehingga mengurangi jumlah darah yang dapat ditampung dan dikirim kembali oleh ventrikel ke seluruh tubuh.
Pada kasus tertentu yang jarang, kardiomiopati hipertrofi dapat terjadi pada orang-orang dengan gangguan tertentu, seperti :
- Akromegali, di mana terjadi pertumbuhan yang berlebihan akibat pembentukan hormon pertumbuhan yang terlalu banyak
- Feokromositoma, yaitu tumor yang menghasilkan hormon epinefrin yang berlebihan.
- Neurofibromatosis, yaitu suatu kelainan genetik dimana banyak jaringan saraf yang mengalami pertumbuhan di bawah kulit dan bagian tubuh lainnya.
Faktor Risiko Kardiomipati Hipertrofi
- Genetik. Kardiomiopati hipertrofik biasanya diturunkan melalui keluarga. Memiliki peluang kemungkin 50 % jika memiliki orang tua yang mengidap kardiomiopati hipertrofi
- Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
- Penuaan
- Idiopatik (Penyebab yang tidak diketahui)
Gejala Kardiomiopati hipertrofi
Gejala Kardiomiopati Hipertrofi
Gejala-gejala kardiomiopati hipertrofik pada setiap penderita bisa sangat bervariasi. Gejala biasanya muncul saat usia antara 20-40 tahun.
Tanda dan gejala kardiomiopati hipertrofik, yaitu :
- Nyeri dada, terutama saat berolahraga
- Pingsan, terutama selama atau setelah berolahraga atau beraktivitas
- Murmur jantung, suara bunyi jantung tambahan yang biasanya terdeteksi saat screening.
- Jantung terasa berdebar (palpitasi)
- Sesak napas, terutama saat berolahraga
Kapan harus ke dokter?
Berbagai kondisi dapat menyebabkan sesak nafas dan jantung berdebar-debar. Penting untuk mendiagnosis dengan segera agar mendapatkan penanganan yang tepat. Segeralah konsultasi ke dokter jika anda mempunyai riwayat keluarga dengan pembesaran jantung (kardiomiopati hipertrofi) atau memiliki gejala yang mirip dengan kardiomiopati hipertrofi.
Segera ke IGD RS jika anda atau keluarga mengalami gejala kardiomiopati hipertrofi yang tiba-tiba, seperti:
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Sulit bernafas
- Nyeri dada
Diagnosis Kardiomiopati hipertrofi
Diagnosis Kardiomiopati Hipertrofi
Pemeriksaan yang dapat membantu untuk menegakkan diagnosis kardiomiopati hipertrofi, yaitu :
- Anamnesa
- Hasil pemeriksaan fisik, dimana biasanya ditemukan suara jantung tambahan (murmur)
- EKG (Rekam Jantung)
- Foto rontgen dada, biasaya ditemukan pembesaran jantung (cardiomegali)
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membantu memastikan diagnosis :
- Ekokardiografi, untuk melihat struktur jantung dan fungsi jantung dalam memompa darah.
- MRI (Magnetic Resonance Imaging), untuk melihat gambaran jantung secara lebih jelas.
- Stress Test (Treadmill Test). Untuk menilai bagaimana kondisi jantung saat merespon aktivitas fisik.
- Pemeriksaan genetik.
Penanganan Kardiomiopati hipertrofi
Pengobatan Kardiomiopati Hipertrofi
Pengobatan untuk kardiomiopati hipertrofi terutama bertujuan untuk mengurangi tahanan pada jantung saat terisi darah di antara setiap detak jantungnya. Pengobatan yang dapat diberikan antara lain berupa :
- Penanganan terhadap penyebab yang mendasari kardiomiopati hipertrofi.
- Pengobatan untuk mengurangi kekuatan kontraksi otot jantung, sehingga jantung bisa terisi darah lebih baik.
- Pembedahan (miektomi), dapat dilakukan untuk mengangkat sebagian otot jantung yang menebal.
- Ablasi, yaitu dengan merusak sedikit bagian otot jantung untuk memperbaiki aliran darah dari jantung. Tindakan ini dilakukan dengan kateterisasi jantung.
Sebagian penderita dengan penebalan otot jantung yang lebih berat, memiliki risiko terjadinya kematian mendadak yang tinggi, terutama jika penebalan terjadi pada dinding jantung yang memisahkan ventrikel kanan dan kiri. Untuk itu, penderita dianjurkan untuk dilakukan pemasangan cardioverter-defibrillator.
Komplikasi Kardiomiopati Hipertrofi
Komplikasi kardiomiopati hipertrofik dapat meliputi:
-
Fibrilasi atrium. Otot jantung yang menebal dan perubahan struktur jantung dapat menyebabkan perubahan sistem kelistrikan jantung sehingga mengakibatkan detak jantung menjadi cepat atau tidak teratur. Fibrilasi atrium dapat meningkatkan risiko terjadinya emboli, yang dapat menyebabkan stroke.
-
Aliran darah tersumbat. Otot jantung yang menebal menyumbat aliran darah yang meninggalkan jantung, sehingga menyebabkan sesak napas saat beraktivitas, nyeri dada, pusing, dan pingsan.
-
Penyakit katup mitral. Penebalan otot jantung dapat menyumbat aliran darah keluar jantung, sehingga dapat menyebabkan katup mitral tidak menutup dengan baik.
-
Kardiomiopati dilatasi. Otot jantung yang menebal dapat menjadi lemah dan tidak efektif. Ventrikel menjadi membesar (dilatasi) dan melemahnya pompa jantung.
-
Gagal jantung. Otot jantung yang menebal pada akhirnya menjadi kaku, menyebabkan jantung tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh.
-
Pingsan. Pingsan terjadi akibat detak jantung yang tidak teratur atau penyumbatan aliran darah.
-
Kematian jantung mendadak. Jarang terjadi, kardiomiopati hipertrofik dapat menyebabkan kematian mendadak terkait jantung pada orang-orang dari segala usia.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Kardiomiopati Hipertrofi
Karena kardiomiopati hipertrofik umumnya bersifat diturunkan, maka gangguan ini tidak dapat dicegah. Tetapi, kardiomiopati hipertrofik sedapat mungkin harus dideteksi sejak dini untuk mendapatkan penanganan dan mencegah terjadinya komplikasi.
Referensi
Referensi:
- A, J. Malcolm O. Hypertrophic Cardiomyopathy. Merck Manual Handbook. 2013.
- Mayo Clinic. Kardiomiopati Hipertrofi. 2023
Diperbarui 24 Oktober 2023