Informasi Penyakit

Diffuse Axonal Injury

VIDYA HARTIANSYAH
16 November 2023
Diffuse Axonal Injury

Diffuse Axonal Injury

VIDYA HARTIANSYAH
16 November 2023

Diffuse axonal injury (cedera axonal difus) merupakan cedera yang cukup luas mengenai axon-axon, yang merupakan bagian dari sel-sel saraf pada otak.

Cedera aksonal difus adalah robeknya serabut saraf penghubung (akson) otak yang terjadi ketika otak mengalami trauma atau guncangan yang hebat.

Diffuse axonal injury biasanya menyebabkan koma dan cedera pada berbagai bagian otak. Perubahan di otak seringkali bersifat mikroskopis dan mungkin tidak terlihat pada pemindaian tomografi komputer (CT scan) atau pencitraan resonansi magnetik (MRI).


Penyebab Diffuse axonal injury

Penyebab Diffuse Axonal Injury

Penyebab yang sering adalah jatuh dan kecelakaan kendaraan bermotor. Selain itu, dapat berhubungan dengan shaken baby syndrome, yaitu mengguncang atau melempar-lempar bayi yang terlalu keras sehingga menyebabkan cedera pada otak.

 


Gejala Diffuse axonal injury

Gejala Diffuse Axonal Injury

Biasanya, Diffuse axonal injury dipertimbangkan pada pasien dengan GCS kurang dari 8 selama lebih dari enam jam.

Gambaran klinis pasien dengan cedera aksonal difus berkaitan dengan tingkat keparahan cedera aksonal difus. Pada cedera aksonal difus ringan datang dengan tanda dan gejala yang mirip  gagar otak, seperti sakit kepala, pusing, mual, muntah, dan kelelahan.

Namun, pasien dengan cedera aksonal difus yang berat  gejala berupa, kehilangan kesadaran dan mengalami kondisi vegetatif yang persisten.

Manifestasi neurologis umum lainnya termasuk disautonomia. Gejala disautonomik umumnya meliputi takikardia, takipnea, diaforesis, vasoplegia, hipertermia dan tonus otot abnormal.


Diagnosis Diffuse axonal injury

Diagnosis Diffuse Axonal Injury

Diagnosis pasti Diffuse axonal injury dapat ditegakkan melalui pemeriksaan patologis jaringan otak postmortem.

Dalam praktik klinis, diagnosis cedera aksonal difus dibuat berdasarkan informasi klinis dan temuan radiografi. Memahami mekanisme cedera kepala memudahkan diagnosis banding Diffuse axonal injury. Pasien yang mengalami cedera kepala rotasi tertutup atau akselerasi-deselerasi patut dicurigai menderita Diffuse axonal injury. Biasanya, Diffuse axonal injury didiagnosis setelah cedera otak traumatis dengan GCS kurang dari 8 selama lebih dari enam jam berturut-turut.

Secara radiografis, temuan CT scan kepala berupa perdarahan pada saluran white matter dapat mengindikasikan Diffuse axonal injury dalam gambaran klinis yang sesuai. Secara keseluruhan, CT scan kepala memiliki hasil yang rendah dalam mendeteksi cedera aksonal difus yang berhubungan dengan cedera.

Saat ini, magnetic resonance imaging (MRI) khususnya diffuse tensor imaging (DTI), merupakan modalitas pencitraan pilihan yang baik untuk diagnosis cedera aksonal difus. Sebuah laporan terbaru menunjukkan bahwa MRI resonansi akut gradien (GRD) dapat meningkatkan deteksi cedera aksonal pada pasien cedera aksonal difus tingkat 3, menunjukkan bahwa ini merupakan alat diagnostik yang lebih baik.

Klasifikasi Adams Cedera Aksonal Difus

  • Derajat 1: Cedera aksonal difus ringan, dengan perubahan white matter mikroskopis di korteks serebral, corpus callosum, dan batang otak

  • Derajat 2: Cedera aksonal difus sedang, dengan lesi fokal yang besar pada corpus callosum

  • Derajat 3: Cedera aksonal difus yang berat, dengan temuan seperti Derajat 2 diserta lesi fokal tambahan di batang otak


Penanganan Diffuse axonal injury

Pengobatan Diffuse Axonal Injury

Prioritas pengobatan awal pada cedera otak traumatis difokuskan pada resusitasi. Melakukan resusitasi awal dan perawatan neurologis untuk menstabilkan keadaan. Pemantauan ICP diindikasikan pada pasien dengan GCS kurang dari 8 setelah berkonsultasi dengan ahli bedah saraf.

Pemantauan saturasi oksigen otak dapat digunakan dengan pemantauan ICP untuk menilai derajat oksigenasi. Jangka pendek, biasanya tujuh hari, pengobatan antikonvulsan dapat digunakan untuk mencegah kejang pasca trauma dini. Namun, tidak ada bukti bahwa hal ini akan mencegah kejang pasca trauma dalam waktu jangka panjang. Terdapat bukti yang muncul bahwa pengobatan progesteron pada cedera otak traumatis akut dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas. Saat ini hal ini tidak dapat direkomendasikan secara rutin. 

Secara keseluruhan, tujuan pengobatan pasien dengan cedera aksonal difus adalah perawatan suportif dan pencegahan cedera sekunder. 


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • M, Kenneth. Diffuse Axonal Injury. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.
  • www.hopkinsmedicine.org
  • www.ncbi.nlm.nih.gov

Diperbarui 8 September 2023

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa