Informasi Penyakit

Keinginan Bunuh Diri

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Keinginan Bunuh Diri

Keinginan Bunuh Diri

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Tindakan bunuh diri ditandai dengan berhasil atau tidaknya usaha untuk membunuh diri sendiri. Tindakan bunuh diri meliputi beberapa bentuk:

  • Benar-benar bunuh diri. Penderita melakukan tindakan melukai diri sendiri yang menyebabkan kematian
  • Percobaan bunuh diri. Penderita melakukan tindakan melukai diri sendiri yang bertujuan untuk menyebabkan kematian tetapi ternyata tidak.
  • Tindakan melukai diri sendiri tetapi tidak membunuh diri sendiri. Tindakan melukai diri yang dilakukan sangat tidak mungkin menyebabkan kematian, misalnya luka-luka goresan pada lengan, membakar diri dengan korek api, dan minum vitamin yang berlebihan. Tindakan mencederai diri bisa merupakan cara penderita untuk mengurangi tekanan atau bisa juga sebagai permintaan bantuan pada orang-orang yang tetap mengharapkannya tetap hidup. Untuk itu, tindakan ini tidak boleh dianggap remeh.

Penyebab Keinginan bunuh diri

Penyebab Keinginan Bunuh Diri

Perilaku bunuh diri biasanya disebabkan oleh interaksi beberapa faktor, seperti:

  • Pria
  • Kulit putih
  • Mengalami sakit berat atau kecacatan
  • Hidup sendirian
  • Terlibat hutang atau kemiskinan
  • Mengalami kehilangan
  • Dipermalukan atau direndahkan
  • Depresi, terutama jika disertai psikosis atau kecemasan
  • Kesedihan menetap, bahkan ketika gejala-gejala depresi lainnya telah berkurang
  • Mengalami peristiwa traumatik saat kanak-kanak, termasuk kekerasan fisik atau pelecehan seksual
  • Riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol
  • Riwayat melakukan usaha bunuh diri sebelumnya
  • Riwayat bunuh diri dalam keluarga
  • Preokupasi pada perbincangan dan hal-hal mengenai bunuh diri
  • Rencana bunuh diri yang digambarkan dengan baik

Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya upaya bunuh diri adalah depresi. Lebih dari 50% percobaan bunuh diri berkaitan dengan adanya depresi, misalnya akibat masalah pernikahan, penahanan atau adanya pelanggaran hukum, putus cinta, perselisihan dengan orang tua, atau baru kehilangan orang yang dicintai.

Orang-orang dengan gangguan medis tertentu juga bisa menjadi tertekan dan melakukan percobaan bunuh diri atau bahkan benar-benar bunuh diri. Sebagian besar gangguan meningkatkan risiko terjadinya upaya bunuh diri, baik dengan memberi pengaruh langsung pada otak dan sistem saraf (misalnya AIDS atau multipel sklerosis) atau akibat terapi yang bisa menyebabkan depresi (seperti obat-obat tertentu untuk mengatasi tekanan darah tinggi). Risiko bunuh diri lebih tinggi jika depresi disertai oleh kecemasan atau psikosis, misalnya adanya delusi.

Orang-orang yang memiliki pengalaman traumatik saat masa kanak-kanak, misalnya kekerasan dalam keluarga, lebih rentan untuk bisa melakukan percobaan bunuh diri di kemudian hari, mungkin karena mereka lebih berisiko untuk menjadi depresi.

Depresi bisa semakin berat akibat penyalahgunaan alkohol, yang kemudian membuat penderita lebih rentan untuk melakukan upaya bunuh diri. Alkohol juga mengurangi kemampuan untuk mengendalikan diri. Sekitar 30% penderita minum alkohol terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan bunuh diri.

Gangguan kesehatan mental lainnya selain depresi juga bisa membuat penderita berisiko untuk melakukan bunuh diri, misalnya pada penderita skizofrenia dan gangguan psikosis lainnya yang bisa mendengar suara-suara (halusinasi auditorik) yang menyuruh mereka untuk bunuh diri.


Gejala Keinginan bunuh diri

Tanda-tanda peringatan akan kemungkinan seseorang hendak bunuh diri antara lain :

  • mengatakan tentang bunuh diri, misalnya "aku mau bunuh diri", "aku berharap aku mati saja", atau "aku berharap aku tidak dilahirkan"
  • mendapatkan sarana untuk melakukan bunuh diri, misalnya membeli senjata atau obat-obatan
  • menarik diri dari interaksi sosial dan ingin menyendiri
  • mood yang berubah-ubah, misalnya menjadi sangat emosional pada suatu hari dan menjadi sangat tidak bersemangat keesokan harinya
  • preokupasi pada kematian, meninggal, atau kekerasan
  • merasa terperangkap atau tidak berdaya pada suatu keadaan
  • penyalahgunaan obat atau alkohol
  • adanya perubahan aktivitas rutin, termasuk pola makan atau tidur
  • melakukan hal-hal yang berbahaya atau merusak diri, seperti mengemudi secara ugal-ugalan atau menggunakan obat terlarang
  • mengucapkan selamat tinggal pada orang lain, seakan-akan tidak akan pernah bertemu lagi

Tanda-tanda peringatan tidak selalu jelas dan bisa bervariasi antar penderita. Sebagian orang mungkin mengungkapkan niatnya dengan jelas, tetapi sebagian lainnya merahasiakannya.


Diagnosis Keinginan bunuh diri

Cara mengetahui adanya Keinginan Bunuh Diri

Perlu dilakukan pemeriksaan tentang kesehatan fisik dan mental untuk membantu menentukan apa yang bisa menyebabkan munculnya pikiran untuk bunuh diri. Bantuan dokter ahli kesehatan jiwa diperlukan untuk melihat kemungkinan dari faktor psikis.

Pada beberapa kasus, pikiran bunuh diri juga bisa berkaitan dengan gangguan kesehatan fisik yang mendasarinya. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya sehingga bisa ditentukan permasalahan utamanya.

Pada beberapa orang, pengobatan atau penggunaan obat-obat tertentu bisa menyebabkan perasaan ingin bunuh diri. Katakan pada dokter yang merawat jika ada obat-obat yang dikonsumsi selama ini.


Penanganan Keinginan bunuh diri

Penanganan Keinginan Bunuh Diri

Penanganan untuk mengatasi pikiran dan perilaku bunuh diri tergantung dari kondisi masing-masing penderita, termasuk seberapa berat risiko bunuh diri dan apa penyebab yang mendasarinya.

Seseorang yang berhasil diselamatkan dari upaya bunuh diri akan diobati jika terdapat cedera. Penderita akan diperiksa secara fisik dan mental. Perlu diketahui apakah terdapat upaya percobaan bunuh diri sebelumnya. Penderita mungkin memerlukan pengobatan untuk membuatnya tenang atau untuk meringankan gejala-gejala gangguan psikis yang mendasarinya, seperti depresi.

Jika seseorang memiliki pikiran untuk bunuh diri, tetapi tidak dalam kondisi yang gawat, maka ia bisa melakukan pengobatan rawat jalan, yaitu berupa:

  • Psikoterapi. Masalah-masalah yang membuat seseorang ingin bunuh diri akan digali dan dibuat rencana untuk mengatasinya bersama-sama.
  • Pengobatan, bisa diberikan untuk membantu mengurangi gejala-gejala yang ada dan mengurangi rasa ingin bunuh diri.
  • Terapi adiksi. Terapi ini dilakukan untuk mengatasi ketergantungan pada obat-obat terlarang atau alkohol.
  • Edukasi dan dukungan keluarga. Melibatkan keluarga dalam terapi bisa membantu keluarga untuk mengerti apa yang dialami dan dirasakan oleh penderita, sehingga diharapkan hubungan dan komunikasi dalam keluarga bisa diperbaiki.

Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Meskipun usaha atau tindakan bunuh diri muncul sebagai peristiwa yang mengejutkan bagi keluarga ataupun teman, akan tetapi pada banyak kasus ada peringatan jelas yang diberikan sebelumnya. Setiap ancaman atau percobaan bunuh diri dari seseorang merupakan suatu bentuk upaya minta tolong dan harus ditanggapi dengan serius. Jika ancaman atau upaya tersebut diabaikan, maka kemungkinan sebuah nyawa akan hilang.

Jika seseorang mengancam atau telah siap mau bunuh diri, maka polisi harus segera dihubungi sehingga bantuan darurat bisa tiba sesegera mungkin. Sampai pertolongan tiba, orang tersebut harus diajak bicara dan ditenangkan.

Seseorang yang mengancam atau berupaya hendak bunuh diri perlu dirawat inap, bahkan jika orang tersebut tidak setuju untuk dirawat karena orang tersebut berisiko tinggi melukai dirinya sendiri.

Pencegahan Bunuh Diri 

Di negara-negara tertentu terdapat pusat pencegahan bunuh diri yang menyediakan sambungan telepon 24 jam untuk mereka yang berada dalam keadaan bahaya hendak melakukan bunuh diri. Pusat pencegahan bunuh diri diorganisir oleh sukarelawan yang telah dilatih secara khusus.

Ketika orang yang berpotensi bunuh diri menghubungi sebuah hot line, seorang sukarelawan berkomunikasi dengan orang yang hendak bunuh diri tersebut, ia akan mengingatkan tentang jati diri orang tersebut (misalnya, dengan menyebutkan namanya secara berulang). Sukarelawan akan mencoba memberikan pertolongan yang bersifat membangun dan meyakinkan orang tersebut untuk melakukan tindakan positif untuk menyelesaikannya. Sukarelawan tersebut bisa mengingatkan penderita bahwa dia memiliki keluarga dan teman yang peduli dan ingin membantu. Pada akhirnya, sukarelawan tersebut bisa mencoba untuk memfasilitasi pertolongan profesional darurat secara langsung untuk orang yang hendak bunuh diri tersebut.

Kadangkala seseorang bisa menghubungi sebuah hot line untuk mengatakan bahwa mereka telah siap atau sedang melakukan sebuah tindakan bunuh diri (misalnya menggunakan obat dalam dosis berlebihan atau memasang gas). Pada kasus ini, sukarelawan berusaha untuk memperoleh alamat orang tersebut. Jika hal itu tidak berhasil, sukarelawan lain menghubungi polisi untuk melacak panggilan tersebut dan berupaya melakukan penyelamatan. Orang tersebut dijaga tetap pada panggilan sampai polisi tiba.

 

Apabila Anda atau orang yang Anda kenal diketahui ingin melakukan bunuh diri, hubungi layanan berikut untuk mendapatkan bantuan:

  1. Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes: 021-500454
  2. Komunitas Into The Light: Instagram, Facebook: @intothelightid
  3. LSM Jangan Bunuh Diri: 021-96969293

Referensi

Referensi:

  • C, Paula J. Suicidal Behavior. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
  • Mayo Clinic. Suicide And Suicidal Thoughts. 2012.

Diperbarui 5 September 2023

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa