Efek Penuaan pada Jantung dan Pembuluh Darah
Seiring dengan bertambahnya usia, jantung dan pembuluh darah juga akan mengalami berbagai perubahan akibat proses penuaan.
Efek Penuaan pada Jantung:
- Jantung memiliki sistem pemacu alami yang mengendalikan denyut. Sebagian dari jalur sistem ini dapat berubah menjadi jaringan fibrosa dan deposit lemak. Pemacu jantung alami akan kehilangan sebagian sel-selnya. Perubahan ini dapat menyebabkan denyut jantung sedikit melambat.
- Pada sebagian orang, ventrikel kiri akan sedikit membesar. Dinding jantung menebal, sehingga jumlah darah yang dapat ditampung berkurang meskipun ukuran jantung bertambah. Jantung dapat terisi lebih lambat.
- Perubahan jantung seringkali menyebabkan gambaran EKG orang tua sehat menjadi sedikit berbeda dengan gambaran EKG orang yang lebih muda. Irama jantung yang tidak normal, misalnya fibrilasi atrium, sering dialami orang tua. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit jantung.
- Perubahan normal pada jantung termasuk deposit pigmen penuaan, lipofuscin. Sel-sel otot jantung mengalami degenerasi. Katup jantung menebal dan menjadi lebih kaku. Bunyi murmur jantung akibat katup yang kaku sering ditemukan pada lansia.
Efek Penuaan pada Pembuluh Darah
- Reseptor yang disebut dengan baroreseptor memonitor tekanan darah dan membuat perubahan untuk membantu tekanan darah tetap normal ketika seseorang berubah posisi atau melakukan aktivitas lain. Baroreseptor ini menjadi kurang sensitif dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat menjelaskan mengapa banyak lansia mengalami hipotensi ortostatik, yaitu tekanan darah turun ketika berdiri dari duduk atau berbaring. Hal ini menyebabkan penderitanya mengalami pusing karena aliran darah ke otak berkurang.
- Dinding pembuluh kapiler sedikit menebal sehingga ada sedikit perlambatan dalam pertukaran nutrisi dan zat-zat sisa.
- Pembuluh darah arteri utama dari jantung (aorta) menjadi lebih tebal, kaku dan kurang fleksibel. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan perubahan pada jaringan ikat di dinding pembuluh darah. Tekanan darah akan meningkat dan jantung bekerja lebih keras dan pada akhirnya otot jantung akan menebal. Pembuluh darah arteri lainnya juga menebal dan kaku. Secara umum, sebagian besar lansia mengalami sedikit kenaikan tekanan darah.
Sumber gambar: www.physio-pedia.com
Karena arteri dan arteriole menjadi kurang elastis saat seseorang menua, maka pembuluh darah tidak dapat melebar dengan cepat saat jantung memompa darah. Akibatnya, tekanan darah akan meningkat saat jantung berkontraksi (sistolik), terkadang melebihi batas normal, dibandingkan pada orang-orang yang lebih muda.
Tekanan darah sistolik yang tinggi dan tekanan darah diastolik yang normal sangat sering terjadi pada orang-orang usia tua. Gangguan ini disebut sebagai hipertensi sistolik terisolasi.
Banyak efek penuaan pada jantung dan pembuluh darah yang bisa dikurangi dengan cara melakukan olahraga secara teratur. Olahraga akan membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, demikian juga kesehatan otot saat terjadi penuaan. Olahraga sangat bermanfaat tanpa melihat usia saat seseorang memulainya.
Efek Penuaan pada Darah
Darah sendiri juga mengalami sedikit perubahan dengan bertambahnya usia. Proses penuaan normal menyebabkan berkurangnya total air dalam tubuh, sehingga cairan dalam aliran darah juga ikut berkurang dan volume darah berkurang.
- Kecepatan produksi sel darah merah sebagai respons terhadap stress atau penyakit juga berkurang. Hal ini menyebabkan berkurangnya respons terhadap kehilangan darah dan anemia.
- Sebagian besar sel darah putih jumlahnya tetap, meskipun sel darah putih tertentu yang penting dalam sistem kekebalan tubuh berkurang jumlah dan kemampuannya untuk melawan bakteri. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk melawan infeksi.
Dampak dari Perubahan pada Jantung dan Pembuluh Darah
Secara normal, jantung tetap memompa cukup darah ke seluruh bagian tubuh. Akan tetapi, jantung lansia mungkin tidak mampu memompa darah dengan baik ketika harus bekerja lebih keras.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras yaitu penggunaan obat-obatan tertentu, stress emosional, aktivitas fisik berlebihan, penyakit, infeksi, atau cedera.
Beberapa penyakit atau masalah pada sistem kardiovaskuler lansia yang sering ditemukan antara lain:
- Angina (nyeri dada akibat berkurangnya aliran darah ke otot jantung), sesak napas saat beraktivitas berat, dan serangan jantung akibat penyakit jantung koroner.
- Aritmia (gangguan irama jantung).
- Anemia. Dapat terjadi akibat malnutrisi, infeksi kronis, kehilangan darah dari saluran cerna, atau komplikasi dari penyakit lain atau obat-obatan.
- Aterosklerosis. Penumpukan plak lemak di bagian dalam pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menyempit atau bahkan menyumbat sepenuhnya. Arteriosklerosis (pembuluh arteri besar yang kaku) dapat menyebabkan tingginya tekanan darah.
- Gagal jantung kongestif.
- Penyakit arteri koroner (biasanya terjadi akibat aterosklerosis).
- Tekanan darah tinggi dan hipotensi ortostatik.
- Penyakit katup jantung.
- Transient ischemic attacks atau stroke.
- Bekuan darah
- Trombosis vena dalam
- Tromboflebitis
- Penyakit vaskular perifer
- Vena varikosa
- Aneurisma (melebarnya bagian dari pembuluh darha arteri akibat lemahnya dinding pembuluh darah, yang bila pecah dapat menyebabkan perdarahan dan kematian)
Orang berusia 65 tahun ke atas juga lebih mungkin mengalami serangan jantung dan gagal jantung.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
Referensi:
- medlineplus.gov/ency/article/004006.htm
- S, Michael J. Effects of Aging on the Heart and Blood Vessels. Merck Manual. 2022.
- www.nia.nih.gov/health/heart-health/heart-health-and-aging#changes
Diperbarui 24 Januari 2024