Informasi Penyakit

Kecemasan Berpisah (Separation Anxiety)

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Kecemasan Berpisah (Separation Anxiety)

Kecemasan Berpisah (Separation Anxiety)

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Dengan berkembangnya kemampuan intelektual dan emosional anak, mereka belajar untuk mengenal orang-orang di sekitarnya dan menjadi melekat dengan orang tua atau pengasuhnya. Dengan semakin kuatnya ikatan ini, anak seringkali menjadi cemas atau takut jika orang tuanya pergi meninggalkanya atau jika orang asing muncul. Ketakutan ini merupakan bagian normal dari perkembangan anak dan harus membaik seiring dengan waktu.

Kecemasan untuk berpisah (separation anxiety) merupakan bagian dari tahap perkembangan yang normal pada anak. Pada tahap ini, anak mengalami kecemasan saat mereka dipisahkan dari orang tua atau pengasuhnya.

Kecemasan untuk berpisah biasanya mulai terjadi saat anak berusia sekitar 8 bulan dan paling hebat saat anak berusia 10-18 bulan. Anak-anak yang berusia 8-18 bulan seringkali menjadi ketakutan ketika mereka bertemu dengan orang-orang yang baru atau pergi ke tempat-tempat yang baru.


Penyebab Kecemasan berpisah

Penyebab Kecemasan Berpisah

Pada perkembangan anak yang normal, anak mulai mengenal lingkungan rumahnya, dan merasa nyaman saat berada bersama orang tua atau pengasuhnya. Setelah masa ini, anak seringkali merasa takut pada sesuatu yang belum ia kenal karena anak mulai mengenali adanya sesuatu yang tidak biasa. Anak merasa tidak tenang saat terpisah dengan orang tuanya, terutama saat berada jauh dari rumah.

Kecemasan untuk berpisah biasanya akan menghilang saat anak berusia sekitar 24 bulan. Pada usia ini, anak mulai mengerti bahwa orang tuanya sedang pergi, tetapi nanti akan kembali.

Namun, meskipun anak telah berhasil melewati tahap perkembangan ini, kecemasan untuk berpisah bisa terjadi lagi saat anak mengalami stres. Kebanyakan anak akan merasakan kecemasan untuk berpisah dalam tingkat yang berbeda saat berada pada situasi yang asing, terutama saat berada terpisah dari orang tuanya. Misalnya saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Anak akan mencari ketenangan dan perlindungan dari orang tuanya. Tetapi jika orang tua tidak dapat berada bersama dengannya pada situasi ini, maka anak bisa merasa tertekan.


Gejala Kecemasan berpisah

Gejala Kecemasan Berpisah

Saat anak dipisahkan dari orang tua atau pengasuhnya, terutama saat berada jauh dari rumah, anak akan merasa ketakutan dan tidak tenang. Mereka akan mencari orang tua atau pengasuhnya untuk mendapatkan rasa aman dan ketenangan.

Anak-anak pada usia ini, yang menangis saat ditinggal orang tua atau pengasuhnya, bukan berarti merupakan anak-anak yang manja. Tangisan anak pada situasi ini merupakan reaksi yang positif, karena anak yang tidak memiliki ikatan dengan orang tua atau pengasuhnya tidak akan menangis saat mereka pergi.

Orang tua atau pengasuh anak bisa mencoba untuk bermain "ciluk ba" dengan anak usia ini untuk membantu meyakinkan anak bahwa jika mereka tidak terlihat bukan berarti mereka akan pergi selamanya.

Kecemasan untuk berpisah terjadi hingga anak berusia sekitar 24 bulan. Pada usia ini, anak telah belajar bahwa sesuatu tetap ada meskipun sedang tidak terlihat atau terdengar (misalnya orang tuanya). Selain itu, anak juga belajar untuk percaya pada orang tua atau pengasuhnya bahwa pada akhirnya mereka akan kembali dan tidak pergi meninggalkannya selamanya.


Diagnosis Kecemasan berpisah

Diagnosis Kecemasan Berpisah

Tidak ada pemeriksaan yang diperlukan untuk kondisi ini karena kecemasan yang terjadi pada anak adalah bagian dari perkembangan anak yang normal.

Jika kecemasan untuk berpisah terjadi sangat hebat dan menetap hingga anak berusia lebih dari 2 tahun, maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut oleh dokter ahli kesehatan jiwa anak untuk menentukan apakah anak mengalami gangguan kecemasan atau kondisi lainnya.


Penanganan Kecemasan berpisah

Penanganan Kecemasan Berpisah

Biasanya kecemasan untuk berpisah tidak menimbulkan suatu kekhawatiran dan tidak membutuhkan penanganan lebih lanjut oleh dokter. Kecemasan untuk berpisah berbeda dengan gangguan kecemasan berpisah, yang terjadi pada anak-anak yang lebih besar. Anak-anak dengan gangguan ini biasanya menolak untuk pergi ke sekolah. Jika gangguan yang terjadi berat, maka perkembangan anak yang normal bisa terganggu.

Orang tua jangan membatasi aktivitas mereka dengan hanya berada di sekitar anak, sebagai respons terhadap kecemasan anak untuk berpisah dari orang tuanya, karena tindakan ini malah bisa mengganggu perkembangan dan pendewasaan anak.

Ketika orang tua telah siap untuk pergi atau meninggalkan anak misalnya pada tempat penitipan anak, mereka bisa mencoba untuk:

  • Memastikan bahwa orang yang sementara akan mengasuh anak telah dikenal oleh anak
  • Mendorong pengasuh untuk dapat mengalihkan perhatian anak dengan mainan atau aktivitas lain saat orang tua pergi
  • Batasi respons terhadap tangisan anak sebelum orang tua pergi
  • Bersikap tenang dan meyakinkan
  • Buatlah rutinitas untuk berpisah dengan anak sehingga dapat mengurangi kecemasan anak
  • Beri anak makan dan kemudian biarkan anak tidur siang sebelum orang tua pergi, karena kecemasan untuk berpisah bisa menjadi lebih buruk saat anak lapar atau lelah

Jika anak menangis saat orang tua pergi ke ruangan lain di rumah, maka orang tua harus memanggil anak dari ruangan lain tersebut, ketimbang segera datang kembali untuk menenangkan anak. Respons ini mengajarkan anak bahwa orang tuanya tetap ada meskipun ia tidak dapat melihatnya saat itu.

Kecemasan untuk berpisah yang berlangsung hingga usia anak lebih dari 2 tahun bisa merupakan suatu masalah atau bisa juga tidak, tergantung dari seberapa besar keadaan itu mengganggu perkembangan anak. Misalnya, sebagian besar anak merasa takut saat mereka mulai sekolah.

Jika mereka mampu untuk datang dan mengikuti kegiatan di sekolah, dan rasa takut yang mereka rasakan semakin berkurang seiring dengan waktu, maka ketakutan ini bukanlah merupakan suatu gangguan.

Namun, kecemasan untuk berpisah yang membuat anak sampai tidak mau pergi sekolah atau menolak untuk bermain dengan teman-teman sebayanya bisa merupakan tanda dari gangguan kecemasan berpisah. Pada kasus ini, anak perlu mendapatkan evaluasi dan penanganan lebih lanjut oleh dokter.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • C, Deborah M. Separation and Stranger Anxiety. Merck Manual Handbook. 2013.
  • K, Neil K. Separation Anxiety. Medline Plus. 2010.

Diperbarui 4 September 2023

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa