(Sumber gambar: www.healthinfo.org.nz)
Aterosklerosis merupakan suatu keadaan dimana terbentuk endapan material lemak (ateroma atau plak aterosklerotik) pada dinding pembuluh darah arteri yang berukuran sedang dan besar, sehingga mengurangi atau menghambat aliran darah.
Aterosklerosis bisa mengenai arteri berukuran sedang dan besar di bagian tubuh manapun, seperti otak, jantung, ginjal, atau tungkai. Kondisi ini bisa menimbulkan masalah yang serius, misalnya berupa :
- Serangan jantung, jika sumbatan terjadi pada arteri yang menyalurkan darah ke jantung
- Stroke, jika sumbatan terjadi pada arteri yang menyalurkan darah ke otak.
Penyebab Aterosklerosis
Penyebab
Arteri merupakan pembuluh darah yang berfungsi untuk membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Arteri memiliki lapisan tipis di bagian dalamnya yang disebut endothelium. Lapisan ini bertugas untuk menjaga agar bagian dalam arteri tetap sehat dan halus, sehingga darah bisa mengalir dengan lancar.
Aterosklerosis tampaknya diawali oleh adanya cedera ringan berulang pada lapisan endotelium, misalnya akibat :
- stress fisik akibat turbulensi aliran darah, misalnya pada tekanan darah tinggi
- stress akibat peradangan, misalnya karena infeksi tertentu (bakteri atau virus), gangguan sistem kekebalan tubuh, atau kelainan kimia darah (misalnya kadar kolesterol yang tinggi atau kadar gula darah yang tinggi).
Perlahan-lahan plak bisa terbentuk semakin besar ke dalam lumen arteri, sehingga arteri menyempit. Akibatnya, jaringan tidak mendapatkan suplai darah dan oksigen yang cukup. Terkadang plak atau bekuan darah yang terbentuk bisa terlepas, terbawa aliran darah, dan menyumbat arteri di bagian tubuh tertentu (menjadi emboli).
Ada berbagai faktor risiko terjadinya aterosklerosis, antara lain :
- Merokok
- Kadar kolesterol tinggi
- Tekanan darah tinggi
- Diabetes (kencing manis)
- Kegemukan (obesitas)
- Malas berolah raga
- Asupan makan yang tidak sehat, misalnya kurang buah dan sayur
- Mengkonsumsi alkohol berlebihan
- Riwayat aterosklerosis dalam keluarga
- Usia tua
- Jenis kelamin. Pria memiliki risiko yang lebih tinggi dari wanita.
Sumber gambar: www.medupdates.net
Gejala Aterosklerosis
Gejala
Gejala-gejala yang muncul tergantung dari lokasi arteri yang terkena dan apakah terjadi penyempitan secara perlahan-lahan atau tersumbat secara tiba-tiba.
Gejala awal penyempitan berupa rasa nyeri atau kram yang terkadang muncul saat aliran darah tidak dapat memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen, misalnya nyeri atau rasa tidak enak di dada saat beraktivitas atau kram pada tungkai saat berjalan.
Sumber gambar: www.pcrm.org
Jika penyempitan terjadi pada arteri yang mengalirkan darah ke ginjal, maka bisa terjadi gagal ginjal atau peningkatan tekanan darah yang berbahaya.
Pada sumbatan yang terjadi secara tiba-tiba, jika sumbatan mengenai arteri yang mengalirkan darah ke jantung (arteri koroner), maka bisa terjadi serangan jantung. Sumbatan pada arteri yang mengalirkan darah ke otak bisa menyebabkan stroke.
Diagnosis Aterosklerosis
Diagnosis
Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada, dimana pemeriksaan bertujuan untuk menemukan adanya sumbatan, lokasi, serta tingkat keparahannya. Pemeriksaan yang dilakukan ditentukan dari organ apa yang tampaknya terkena, misalnya jika diduga sumbatan terjadi pada arteri di jantung, maka bisa dilakukan
- Pemeriksaan EKG (Elektrokardiografi)
- Pemeriksaan darah untuk melihat kadar zat-zat tertentu yang menunjukkan adanya kerusakan jantung
- Kateterisasi jantung
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk melihat seberapa baik darah mengalir di dalam arteri antara lain MRA (Magnetic Resonance Arteriography), USG Doppler, CT angiography, dan angiography.
Selain itu, pemeriksaan penunjang juga bisa dilakukan untuk :
- Melihat apakah terdapat sumbatan di arteri lainnya
- Memeriksa faktor risiko, misalnya pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol, dan trigliserida.
Penanganan Aterosklerosis
Pengobatan
Penanganan yang dilakukan bisa berupa :
- Tindakan untuk mengurangi risiko aterosklerosis, dengan cara ini plak yang terbentuk diharapkan tidak bertambah besar, misalnya dengan :
- Mengatasi tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol, dan mengendalikan diabetes.
- Perubahan gaya hidup : tidak merokok, makan makanan sehat, dan olahraga. Cara ini tidak bisa menghilangkan sumbatan, tetapi terbukti mengurangi risiko terjadinya serangan jantung dan stroke.
- Tindakan untuk mengatasi komplikasi yang ada, misalnya serangan jantung, gangguan irama jantung, gagal jantung, gagal ginjal, stroke, dan kram pada tungkai.
- Tindakan untuk membuka sumbatan akibat aterosklerosis, misalnya :
- Angioplasti balon dan pemasangan stent, misalnya pada pembuluh darah jantung. Pembuluh darah yang tersumbat dibuka dengan cara mengembangkan balon yang terdapat di ujung kateter, kemudian dilakukan pemasangan stent untuk menjaga pembuluh darah tetap terbuka.
- Bedah bypass. Pembuluh darah yang sehat di tempat tertentu, seringkali dari tungkai atau dada, diambil dan dipasang untuk mem-bypass segmen arteri yang tersumbat.
Informasi produk terkait Aterosklerosis
Cholespar Ethicol Koleskol Lentrin Mersivas Novales Platof Rechol Selvim Simchol Tarontal Valemia VytorinDokter Spesialis
Pemilihan tepat untuk penanganan/penggunaan obat hanya oleh dokter spesialis
Pencegahan Aterosklerosis
Pencegahan
Cara mencegah aterosklerosis yang bisa dilakukan adalah dengan mengatasi faktor-faktor risikonya, misalnya :
- Menjaga kadar kolesterol darah
- Menjaga berat badan ideal
- Menurunkan berat badan jika mengalami kegemukan
- Menurunkan tekanan darah yang tinggi dan menjaganya tetap stabil
- Menjaga kadar gula dalam darah
- Tidak merokok atau berhenti merokok
- Olahraga secara teratur
- Hindari stress
- Perbanyak makan sayur dan buah-buahan
Sumber gambar: www.cholesterol-hdl-ldl.com
Pada orang-orang yang sebelumnya telah memiliki risiko tinggi untuk mengalami penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya karena :
- merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL)
- merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam darah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri
- merokok akan mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit karena aterosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yang sampai ke jaringan
- merokok meningkatkan kecenderungan darah untuk membeku
Risiko seorang perokok untuk menderita penyakit arteri koroner secara langsung berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Orang yang berhenti merokok hanya memiliki risiko separuh dari orang yang terus merokok, tanpa menghiraukan berapa lama mereka sudah merokok sebelumnya.
Referensi
Referensi:
- B, James. Atherosclerosis. Web MD. 2012.
- D, David C. Hardening of the Arteries. Medline Plus. 2012.
- L, Jules Y.T. Atherosclerosis. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.