Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah pencegahan terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma atau menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (implantasi).
Metode Kontrasepsi
Ada beberapa metode kontrasepsi, tetapi tidak ada satupun yang sepenuhnya efektif. Beberapa metode lebih dapat diandalkan dibanding yang lainnya.
Efektivitas alat kontrasepsi seringkali tergantung dari kepatuhan terhadap instrusi cara pemakaian yang benar, misalnya pil KB sangat efektif ketika dikonsumsi dengan cara yang benar. Namun, banyak wanita yang terkadang lupa untuk mengkonsumsinya. Jika demikian, penggunaan pil KB menjadi kurang efektif.
Sebaliknya, alat kontrasepsi implant tidak membutuhkan tindakan lagi kemudian setelah dipasang, sampai alat tersebut perlu dilepaskan untuk diganti.
Efektivitas Kontrasepsi |
||
Metode |
Kehamilan pada penggunaan tahun pertama (%) |
|
Penggunaan sempurna | Penggunaan tipikal | |
Kontrasepsi oral | 0,3 | 8 |
Implan | 0,05 | 0,05 |
KB Tempel dan Cincin Vagina | 0,3 | 8 |
Injeksi Medroxyprogesterone | 0,3 | 3 |
Kondom | 2 | 15 |
Diafragma dengan spermisida | 6 | 16 |
Penutup serviks dengan spermisida | 18 (pada wanita yang telah memiliki anak) | 40 (pada wanita yang telah memiliki anak) |
9 (pada wanita yang belum memiliki anak) | 18 (pada wanita yang telah memiliki anak) | |
Spons kontrasepsi | 26 (pada wanita yang telah memiliki anak) | 32 (pada wanita yang telah memiliki anak) |
9 (pada wanita yang belum memilii anak) | 16 (pada wanita yang belum memilii anak) | |
Intrauterine device (IUD)/ Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) | 0,1–0,8 | 0,1–0,8 |
KB alami metode ritmik | 1–9 | 25 |
Senggama terputus | 4 | 27 |
Sekitar 85% wanita dapat menjadi hamil pada hubungan seksual tanpa kontrasepsi selama satu tahun |
Disamping tingkat efektivitasnya, setiap metode kontrasepsi memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Misalnya, metode hormonal memiliki efek samping tertentu dan meningkatkan atau menurunkan risiko untuk terjadinya gangguan tertentu pada wanita. Pilihan metode kontrasepsi ditentukan oleh banyak hal, termasuk gaya hidup, pilihan, dan tingkat kebutuhan.
Gejala Kontrasepsi
Penanganan Kontrasepsi
-
Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal dapat diberikan melalui berbagai cara, misalnya diminum, dimasukkan melalui vagina, ditempelkan di kulit, ditanam di bawah kulit, atau disuntikkan di otot.
Hormon yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembuahan yaitu Estrogen dan progestin (obat yang mirip dengan Progesterone). Kontrasepsi hormonal mencegah kehamilan dengan cara menghentikan ovarium melepaskan sel telur atau menjaga lendir serviks tetap tebal sehingga sperma tidak dapat masuk melalui serviks (leher rahim) ke dalam rahim. Dengan demikian, kontrasepsi hormonal mencegah terjadinya pembuahan pada sel telur.
Semua metode kontrasepsi hormonal dapat memiliki efek samping dan pembatasan pemakaian yang mirip.
-
Kontrasepsi Penghalang/Barrier
Kontrasepsi penghalang/barrier secara fisik menghalangi sperma memasuki rahim wanita. Kontrasepsi penghalang/barrier meliputi kondom, diafragma, penutup serviks, dan spons kontrasepsi.
-
Intrauterine Devices (IUD)/ Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan alat yang berukuran kecil, terbuat dari plastik elastis yang dimasukkan ke dalam rahim. IUD atau AKDR bisa ditempatkan selama 5 sampai 10 tahun, tergantung dari jenis IUD atau sampai wanita tersebut menginginkan alat tersebut dilepas. IUD harus dimasukkan dan dilepaskan oleh dokter atau praktisi kesehatan lainnya. Pemasukan IUD hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Pelepasannya juga cepat dan biasanya hanya sedikit menimbulkan rasa tidak nyaman. IUD mencegah kehamilan dengan berbagai cara:
- Membunuh maupun menghambat mobilisasi sperma
- Mencegah sperma membuahi sel telur
- Mencegah sel telur yang telah dibuahi menempel ke rahim
-
Metode KB Alami
Metode KB alami adalah salah satu metode pencegahan kehamilan dengan cara tidak melakukan hubungan seksual saat wanita dalam masa subur. Pada kebanyakan wanita, ovarium melepaskan sel telur sekitar 14 hari sebelum periode menstruasi dimulai. Meskipun sel telur yang belum dibuahi bertahan hanya sekitar 12 jam, sperma dapat bertahan sampai 5 hari setelah hubungan seksual. Akibatnya, pembuahan dapat terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 5 hari sebelum sampai 12 jam sesudah sel telur dilepaskan.
Ada beberapa jenis metode KB alami, yaitu metode kalender, metode pengukuran suhu tubuh basal, metode pemeriksaan lendir serviks, dan metode symptothermal. Masing-masing metode mencoba untuk memperkirakan kapan sel telur dilepaskan (ovulasi). Metode kalender adalah metode yang paling kurang efektif. Metode pengukuran suhu tubuh basal, metode pemeriksaan lendir serviks, dan metode symptothermal lebih akurat dalam memperkirakan waktu terjadinya ovulasi.
-
Senggama Terputus (Coitus Interuptus)
Untuk mencegah sperma masuk ke vagina, pria dapat menarik penisnya dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, yaitu ketika sperma keluar pada saat orgasme. Metode ini kurang efektif karena sperma dapat keluar sebelum terjadi orgasme. Selain itu, metode ini juga membutuhkan kontrol diri yang tinggi dari pria dan ketepatan waktu.
Informasi Produk Terkait Kontrasepsi
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
Referensi:
- M, Daniel R. Contraception. Merck Manual Home Health Handbook. 2007.