Informasi Penyakit

Kontrasepsi

VIDYA HARTIANSYAH
9 Januari 2024
Kontrasepsi

Kontrasepsi

VIDYA HARTIANSYAH
9 Januari 2024

Kontrasepsi adalah pencegahan terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma atau menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (implantasi).

Metode Kontrasepsi

Ada beberapa metode kontrasepsi, tetapi tidak ada satupun yang sepenuhnya efektif. Beberapa metode lebih dapat diandalkan dibanding yang lainnya.

Efektivitas alat kontrasepsi seringkali tergantung dari kepatuhan terhadap instrusi cara pemakaian yang benar, misalnya pil KB sangat efektif ketika dikonsumsi dengan cara yang benar. Namun, banyak wanita yang terkadang lupa untuk mengkonsumsinya. Jika demikian, penggunaan pil KB menjadi kurang efektif.

Sebaliknya, alat kontrasepsi implant tidak membutuhkan tindakan lagi kemudian setelah dipasang, sampai alat tersebut perlu dilepaskan untuk diganti.

Efektivitas Kontrasepsi

Metode

Kehamilan pada penggunaan tahun pertama (%)

Penggunaan sempurna Penggunaan tipikal
Kontrasepsi oral 0,3 8
Implan 0,05 0,05
KB Tempel dan Cincin Vagina 0,3 8
Injeksi Medroxyprogesterone 0,3 3
Kondom 2 15
Diafragma dengan spermisida 6 16
Penutup serviks dengan spermisida 18 (pada wanita yang telah memiliki anak) 40 (pada wanita yang telah memiliki anak)
9 (pada wanita yang belum memiliki anak) 18 (pada wanita yang telah memiliki anak)
Spons kontrasepsi 26 (pada wanita yang telah memiliki anak) 32 (pada wanita yang telah memiliki anak)
9 (pada wanita yang belum memilii anak) 16 (pada wanita yang belum memilii anak)
Intrauterine device (IUD)/ Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) 0,1–0,8 0,1–0,8
KB alami metode ritmik 1–9 25
Senggama terputus 4 27
Sekitar 85% wanita dapat menjadi hamil pada hubungan seksual tanpa kontrasepsi selama satu tahun

Disamping tingkat efektivitasnya, setiap metode kontrasepsi memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Misalnya, metode hormonal memiliki efek samping tertentu dan meningkatkan atau menurunkan risiko untuk terjadinya gangguan tertentu pada wanita. Pilihan metode kontrasepsi ditentukan oleh banyak hal, termasuk gaya hidup, pilihan, dan tingkat kebutuhan.


Gejala Kontrasepsi

Perbandingan Metode Kontrasepsi

No. Metode Keuntungan Efek samping Pertimbangan Lain
1 Metode Hormonal
a Kontrasepsi Oral Harus diminum setiap hari. Menstruasi (perdarahan) tidak teratur selama beberapa bulan pertama. Wanita yang berusia di atas 35 tahun dan perokok tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi oral.
Untuk kontrasepsi oral kombinasi (mengandung Estrogen dan progestin), seorang wanita mengkonsumsi pil aktif setiap hari selama 3 pekan, kemudian diikuti dengan minum tablet inaktif selama 1 pekan. Mual, perut kembung, retensi cairan, peningkatan tekanan darah, nyeri payudara, migrain, sakit kepala, pertambahan berat badan, jerawat, dan gelisah. Beberapa gangguan juga dapat mengurangi penggunaannya.
Untuk kontrasepsi oral yang hanya mengandung progestin saja maka pil diminum setiap hari. Meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan kemungkinan kanker leher rahim Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral, lebih jarang mendapat kram perut saat haid, Jerawat, perdarahan tak teratur, kemungkinan terkena osteoporosis, serta resiko mendapat beberapa jenis kanker tertentu.
Kunjungan ke dokter dilakukan secara periodik untuk mengulangi resep Peningkatan risiko bekuan darah dan kemungkinan kanker serviks
b Implan Kontrasepsi implan hanya perlu dipasang 1 kali untuk pemakaian selama 3 tahun. Implan dipasang oleh seorang dokter. Menstruasi tidak teratur selama tahun pertama pemakaian. Larangan sama seperti penggunaan kontrasepsi oral.
Sakit kepala dan penambahan berat badan. Diperlukan torehan untuk mengeluarkan implan
c KB Tempel Wanita menggunakan KB Tempel (berbentuk seperti koyo) untuk penggunaan selama 3 minggu. 1 minggu berikutnya tidak perlu menggunakan KB Tempel. Efek samping sama dengan kontrasepsi oral, namun jarang ditemukan adanya perdarahan tidak teratur. Larangan sama seperti penggunaan kontrasepsi oral.
Kunjungan ke dokter dilakukan secara periodik untuk memperbarui resep.
d Cincin vagina Wanita memasukkan cincin setiap 3 minggu sekali. Kemudian selama 1 minggu cincin vagina dilepaskan. Cincin yang baru digunakan untuk pemakaian 1 bulan Efek samping mirip dengan kontrasepsi oral, namun jarang ditemukan perdarahan tidak teratur. Larangan sama seperti pada penggunaan kontrasepsi oral.
Pada minggu-minggu awal pemakaian, perlu digunakan metode kontrasepsi lain sebagai cadangan.
Cincin vagina dapat Keluar dengan sendirinya. Apabila cincin dimasukkan kembali dalam waktu kurang dari 3 jam (setelah keluar dengan tidak sengaja) maka metode kontrasepsi cadangan tidak perlu digunakan.
e Injeksi Medroxyprogesterone Injeksi diberikan oleh dokter setiap 3 bulan. Terjadi perdarahan tidak teratur (seiring waktu, perdarahan makin jarang terjadi) atau tidak menstruasi sama sekali saat kontrasepsi injeksi digunakan. Metode ini mengurangi risiko terjadinya kanker rahim (endometrial), penyakit radang panggul, dan anemia karena kekurangan zat besi.
Sedikit kenaikan berat badan, sakit kepala, dan kehilangan kepadatan tulang secara sementara
2 Metode barrier (Penghalang)
a Kondom Pria menggunakan kondom segera sebelum melakukan hubungan seksual dan membuangnya setiap habis digunakan. Reaksi alergi dan iritasi Kondom lateks memberi perlindungan terhadap penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual.
Kondom banyak tersedia di toko obat bebas. Kondom harus di gunakan secara benar. Agar efektif, metode ini memerlukan kerjasama dari pasangan.
b Diafragma dengan krim atau gel kontrasepsi Diafragma dapat digunakan oleh wanita sebelum melakukan hubungan seksual. Kemudian didiamkan (dibiarkan) selama 24 jam. Reaksi alergi, iritasi dan infeksi saluran kemih Setelah diafragma dipasang, krim atau gel tambahan perlu dimasukkan sebelum melakukan hubungan
seksual.
Penentuan ukuran diafragma yang sesuai dilakukan oleh dokter (setidaknya setahun sekali).
Diafragma yang menggunakan krim atau gel kontrasepsi dapat menyebabkan penempatan diafragma menjadi berantakan.
c Spons kontrasepsi Spons kontrasepsi dapat dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual. Spons dapat dimasukkan kemudian dan dapat efektif selama 24 jam. Spons dibuang setiap habis digunakan. Reaksi alergi dan kekeringan pada vagina atau iritasi Spons dapat sulit untuk dikeluarkan. Spons harus dikeluarkan dalam setelah 30 jam.
Spons kontrasepsi tersedia di toko obat bebas
3 Metode lain
a Intrauterine device (IUD)/ Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) IUD/ AKDR hanya perlu dipasang setiap 5-10 tahun sekali, tergantung dari tipe alat yang digunakan. Alat tersebut harus dipasang atau dilepas oleh dokter. Perdarahan dan rasa nyeri. Kadangkala IUD / AKDR dapat terlepas.
Perforasi rahim (jarang sekali).
b KB alami metode ritmik Wanita memeriksa suhu tubuh, lendir vagina dan gejala lain atau kombinasi dari ketiganya hampir setiap hari. Tidak ada. Metode ini memerlukan ketekunan wanita dan hubungan seksual tidak dilakukan selama beberapa hari dalam sebulan.
Metode ini kurang efektif bagi wanita yang mempunyai siklus mentruasi tidak teratur
c Sanggama terputus Pria menarik keluar penisnya dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. tidak ada Metode ini tidak dapat diandalkan karena sperma bisa saja keluar sebelum terjadi ejakulasi
Sangat diperlukan pengendalian diri dan pengaturan waktu yang tepat.

Penanganan Kontrasepsi

  • Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal dapat diberikan melalui berbagai cara, misalnya diminum, dimasukkan melalui vagina, ditempelkan di kulit, ditanam di bawah kulit, atau disuntikkan di otot.

Hormon yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembuahan yaitu Estrogen dan progestin (obat yang mirip dengan Progesterone). Kontrasepsi hormonal mencegah kehamilan dengan cara menghentikan ovarium melepaskan sel telur atau menjaga lendir serviks tetap tebal sehingga sperma tidak dapat masuk melalui serviks (leher rahim) ke dalam rahim. Dengan demikian, kontrasepsi hormonal mencegah terjadinya pembuahan pada sel telur.

Semua metode kontrasepsi hormonal dapat memiliki efek samping dan pembatasan pemakaian yang mirip.

  • Kontrasepsi Penghalang/Barrier

Kontrasepsi penghalang/barrier secara fisik menghalangi sperma memasuki rahim wanita. Kontrasepsi penghalang/barrier meliputi kondom, diafragma, penutup serviks, dan spons kontrasepsi.

  • Intrauterine Devices (IUD)/ Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan alat yang berukuran kecil, terbuat dari plastik elastis yang dimasukkan ke dalam rahim. IUD atau AKDR bisa ditempatkan selama 5 sampai 10 tahun, tergantung dari jenis IUD atau sampai wanita tersebut menginginkan alat tersebut dilepas. IUD harus dimasukkan dan dilepaskan oleh dokter atau praktisi kesehatan lainnya. Pemasukan IUD hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Pelepasannya juga cepat dan biasanya hanya sedikit menimbulkan rasa tidak nyaman. IUD mencegah kehamilan dengan berbagai cara:

  1. Membunuh maupun menghambat mobilisasi sperma
  2. Mencegah sperma membuahi sel telur
  3. Mencegah sel telur yang telah dibuahi menempel ke rahim
  • Metode KB Alami

Metode KB alami adalah salah satu metode pencegahan kehamilan dengan cara tidak melakukan hubungan seksual saat wanita dalam masa subur. Pada kebanyakan wanita, ovarium melepaskan sel telur sekitar 14 hari sebelum periode menstruasi dimulai. Meskipun sel telur yang belum dibuahi bertahan hanya sekitar 12 jam, sperma dapat bertahan sampai 5 hari setelah hubungan seksual. Akibatnya, pembuahan dapat terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 5 hari sebelum sampai 12 jam sesudah sel telur dilepaskan.

Ada beberapa jenis metode KB alami, yaitu metode kalender, metode pengukuran suhu tubuh basal, metode pemeriksaan lendir serviks, dan metode symptothermal. Masing-masing metode mencoba untuk memperkirakan kapan sel telur dilepaskan (ovulasi). Metode kalender adalah metode yang paling kurang efektif. Metode pengukuran suhu tubuh basal, metode pemeriksaan lendir serviks, dan metode symptothermal lebih akurat dalam memperkirakan waktu terjadinya ovulasi.

  • Senggama Terputus (Coitus Interuptus)

Untuk mencegah sperma masuk ke vagina, pria dapat menarik penisnya dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, yaitu ketika sperma keluar pada saat orgasme. Metode ini kurang efektif karena sperma dapat keluar sebelum terjadi orgasme. Selain itu, metode ini juga membutuhkan kontrol diri yang tinggi dari pria dan ketepatan waktu.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • M, Daniel R. Contraception. Merck Manual Home Health Handbook. 2007.
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa