Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Duodenografi Hipotonik

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Duodenografi Hipotonik

Duodenografi Hipotonik

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Duodenografi hipotonik merupakan pemeriksaan foto sinar-X untuk melihat usus halus bagian atas (duodenum).

Pemeriksaan duodenografi hipotonik bisa dilakukan untuk:

  • Mendeteksi tumor caput pankreas
  • Lesi pada duodenum yang menimbulkan rasa nyeri pada perut bagian atas
  • Membantu mendiagnosis pankreatitis kronis

Hal-hal yang perlu diketahui sebelum melakukan pemeriksaan duodenografi hipotonik:

  • Pemeriksaan ini tidak dilakukan pada orang-orang dengan penyempitan saluran cerna bagian atas.
  • Orang-orang dengan gangguan jantung dan glaukoma harus hati-hati terhadap pemberian obat antikolinergik yang diberikan saat pemeriksaan untuk mengurangi spasme otot pada usus.
  • Pemberian hormon glukagon juga bisa digunakan untuk membuat relaksasi usus, tetapi tidak dianjurkan pada orang-orang dengan diabetes.
  • Bisa terjadi kram perut saat udara dimasukan ke dalam duodenum.
  • Risiko terjadinya refluks lambung, terutama pada orang tua dan orang-orang yang sakit berat.

Persiapan yang perlu dilakukan:

  • Puasa sejak malam hari sebelum pemeriksaan dilakukan, atau sekitar 6-12 jam.
  • Jika saat pemeriksaan mendapat obat antikolinergik, maka harus ada orang yang mengantar Anda pulang.

Hal-hal yang terjadi pada saat pemeriksaan duodenografi hipotonik:

  • Dokter atau tenaga medis akan menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan. Utarakan pertanyaan, jika ada.
  • Anda akan diminta untuk menandatangani surat persetujuan dilakukannya tindakan. Bacalah dengan seksama dan tanyakan jika ada sesuatu yang belum jelas.
  • Pakaian, kacamata, gigi palsu, perhiasan atau benda lain yang mungkin bisa mengganggu pemeriksaan harus dilepas.
  • Akan diberikan pakaian khusus untuk digunakan selama pemeriksaan.
  • Anda akan diminta untuk buang air kecil terlebih dahulu sebelum pemeriksaan.
  • Saat Anda duduk, sebuah kateter khusus akan dimasukan dari hidung ke dalam lambung, kemudian Anda akan dibaringkan di meja pemeriksaan dan kateter akan diarahkan sampai ke duodenum. Penempatan ini akan dipandu oleh pemeriksaan fluoroskopi (pemeriksaan sinar-X yang langsung menunjukkan bagian yang diperiksa - seperti video).
  • Kemudian, diberikan glukagon atau obat antikolinergik untuk merelaksasi otot-otot pada usus.
  • Setelah beberapa menit, barium akan dimasukan melalui kateter. Barium merupakan zat kontras yang membantu memperjelas daerah pemeriksaan.
  • Setelah dilakukan beberapa foto sinar-X, sebagian barium akan dikeluarkan dan udara dimasukan melalui kateter. Kemudian dibuat foto sinar-X tambahan.
  • Kateter dilepas.

Hal-hal yang perlu diketahui pasca pemeriksaan:

  • Barium harus keluar dari dalam tubuh dalam waktu 2-3 hari. Untuk itu, Anda perlu minum air lebih banyak dan bisa juga diberikan obat untuk membantu buang air besar.
  • Anda mungkin akan bersendawa atau buang angin karena adanya udara yang dimasukkan ke saluran cerna saat pemeriksaan.
  • Glukagon yang digunakan bisa menimbulkan rasa mual, muntah, atau kemerahan, sedangkan obat antikolinergik bisa menyebabkan mulut kering, rasa haus, denyut jantung cepat, dan pandangan kabur.
  • Jika pemeriksaan menggunakan obat antikolinergik, maka penderita dianjurkan untuk buang air kecil dalam waktu beberapa jam setelah pemeriksaan dan menunggu sekitar 2 jam sampai penglihatan jelas kembali atau memiliki seseorang untuk mengantar pulang.
  • Tinja bisa berwarna pucat akibat pengaruh barium selama 1-3 hari kemudian.

 


Penanganan Duodenografi hipotonik


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

REferensi:

  • Gale Encyclopedia of Medicine. Duodenography Hypotonic. 2008.