Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Gangguan pada Cairan Ketuban

VIDYA HARTIANSYAH
14 Desember 2023
Gangguan pada Cairan Ketuban

Gangguan pada Cairan Ketuban

VIDYA HARTIANSYAH
14 Desember 2023

Cairan ketuban atau disebut juga cairan amnion, merupakan cairan yang terdapat di dalam kantong amnion dan melingkupi janin selama kehamilan. Cairan amnion mambantu melindungi janin dan berperan penting dalam perkembangan organ-organ tubuh janin, seperti paru-paru, ginjal, dan saluran pencernaan.

Cairan ketuban yang terlalu banyak atau terlalu sedikit berhubungan dengan kelainan perkembangan janin dan komplikasi kehamilan. Jumlah cairan yang abnormal dapat menjadi penyebab atau akibat dari suatu gangguan.

Masalah pada cairan ketuban antara lain:

  • Terlalu banyak cairan ketuban selama masa kehamilan (polihidramnion)
  • Cairan ketuban terlalu sedikit selama masa kehamilan (oligohidramnion)
  • Infeksi pada cairan, kantung ketuban, dan/atau plasenta (disebut infeksi intraamniotik)

Penyebab Gangguan pada cairan ketuban

Penyebab Gangguan Pada Cairan Ketuban

Cairan ketuban yang terlalu banyak (polihidramnion). Banyak cairan terakumulasi karena hal-hal berikut:

  • Kelainan bawaan lahir pada janin, terutama adanya atresia saluran cerna 
  • Lebih dari satu janin 
  • Diabetes pada ibu hamil
  • Anemia pada janin, seperti yang disebabkan oleh antibodi Rh terhadap darah janin yang dihasilkan oleh ibu hamil (ketidakcocokan Rh)

Namun, penyebabnya tidak diketahui. Cairan ketuban yang terlalu banyak dapat menyebabkan beberapa masalah:

  • Persalinan mungkin dimulai lebih awal
  • Ketuban di sekitar janin bisa pecah terlalu cepat (ketuban pecah dini).
  • Janin mungkin berada dalam posisi atau presentasi yang tidak normal
  • Wanita tersebut mungkin mengalami masalah pernapasan yang parah.
  • Tali pusat prolaps
  • Rahim menjadi meregang dan tidak dapat berkontraksi secara normal (atonia uteri).
  • Pendarahan setelah merlahirkan
  • Fetal death

Penyebab cairan ketuban yang terlalu sedikit (oligohidramnion) antara lain:

  • Ketuban pecah dini
  • Kehamilan lewat waktu (lebih dari 42 minggu)
  • Gangguan pertumbuhan janin
  • Janin meninggal
  • Dehidrasi pada ibu
  • Diabetes atau hipertensi pada ibu
  • Pemakaian obat tertentu, misalnya indometasin dan ACE Inhibitor

Gejala Gangguan pada cairan ketuban

Gejala Gangguan Pada Cairan Ketuban

Biasanya, cairan ketuban yang terlalu banyak atau terlalu sedikit tidak menimbulkan gejala pada wanita. Wanita tersebut mungkin merasakan bahwa janin tidak bergerak sebanyak pada awal kehamilan. Terkadang, ketika jumlah kelebihan cairan ketuban banyak, wanita mengalami kesulitan bernapas atau kontraksi yang menyakitkan sebelum tanggal perkiraan lahir. Gangguan yang menyebabkan terhadap terlalu banyak atau terlalu sedikit cairan ketuban dapat menimbulkan gejala.


Kapan harus ke dokter?

Rutinlah untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, agar keadaan ini dapat segera dideteksi dan dicegah.


Diagnosis Gangguan pada cairan ketuban

Diagnosis Gangguan pada Cairan Ketuban

Untuk mendiagnosis gangguan cairan ketuban, selain dilakukan pemeriksaan riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik, juga dilakukan pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan ultrasonografi dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah volume cairan ketuban. 

Tes darah mungkin dilakukan untuk memeriksa kelainan yang dapat mempengaruhi cairan ketuban (seperti infeksi atau diabetes). Tes lainnya mungkin amniosentesis dapat dilakukan untuk memeriksa cacat lahir dan kelainan genetik pada janin.


Penanganan Gangguan pada cairan ketuban

Pengobatan Gangguan pada Cairan Ketuban

Untuk kasus polihidramnion yang ringan biasanya jarang mendapatkan terapi dan dapat membaik dengan sendirinya. Pada kasus tertentu, penanganan untuk kondisi penyebab (misalnya diabetes pada ibu hamil), dapat membantu mengatasi cairan ketuban yang berlebihan.

Jika ibu hamil dengan cairan ketuban yang berlebihan mengalami sesak napas atau nyeri perut, atau bahkan riwayat kehamilan prematur, maka diperlukan terapi, khususnya di rumah sakit. Terapi yang diberikan antara lain mengurangi cairan ketuban yang berlebihan dengan amniosintesis. Terapi bisa diulang saat kehamilan. Namun, tindakan ini memiliki beberapa risiko, antara lain risiko terjadinya ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.

Untuk cairan ketuban yang terlalu sedikit, terapi ditentukan oleh berbagai hal, seperti:

  • Riwayat medis ibu hamil
  • Kondisi kesehatan dan kehamilan secara keseluruhan
  • Seberapa berat oligohidramnion yang terjadi
  • Toleransi ibu hamil terhadap terapi atau tindakan yang akan dilakukan

Terapi yang diberikan dapat berupa:

  • Observasi ketat jumlah cairan ketuban dan pemeriksaan medis yang teratur
  • Pemberian cairan untuk menambah jumlah cairan ketuban. Pemberian cairan tambahan ini dapat diberikan pada wanita yang dalam persalinan, dimana selaput ketuban telah pecah. 
  • Persalinan, jika kondisi ini membahayakan janin yang dikandung, sehingga dibutuhkan persalinan lebih awal.

Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • Mayo Clinic. Polyhydramnios. 2011.
  • V, Linda J. Polyhydramnios. Medline Plus. 2011.
  • www.msdmanuals.com

Diperbarui 30 Agustus 2023