Beberapa Hari Pertama Setelah Bayi Lahir
Memiliki bayi dalam keluarga merupakan suatu perubahan yang besar, terutama jika bayi yang dilahirkan adalah anak pertama. Segera setelah kelahiran bayi yang normal, orang tua didorong untuk mulai menggendong bayi mereka. Selama beberapa hari pertama, orang tua juga akan belajar untuk memberi makan, memandikan dan memakaikan baju pada bayinya, sehingga akhirnya terbiasa untuk melakukannya.
Pemberian ASI harus dimulai sesegera mungkin setelah bayi lahir jika ibu merencanakan untuk menyusui bayinya. Menyusui akan menstimulasi keluarnya hormon oksitosin, yaitu hormon yang membantu penyembuhan rahim dan mendorong pembentukan air susu. Beberapa ahli percaya bahwa adanya kontak fisik sejak dini akan membantu terciptanya ikatan antara ibu dan bayinya.
Jika sudah memiliki anak sebelumnya, maka anak tersebut harus disiapkan untuk mendapatkan seorang adik. Orang tua harus tetap memberikan perhatian yang cukup terhadap anak yang lain, sehingga tidak timbul rasa cemburu. Anak juga diajak untuk memberikan perhatian pada adik bayi yang baru lahir. Selain itu, penting juga untuk menjaga hewan peliharaan agar tidak berada dekat dengan bayi baru lahir.
- Perawatan Tali Pusat
Klem tali pusat dilepas dalam waktu 24 jam setelah bayi dilahirkan. Tali pusat harus dijaga agar tetap bersih dan kering. Tali pusat bisa dioleskan larutan antiseptik (seperti larutan alkohol) setiap hari untuk mencegah infeksi. Tali pusat akan terlepas dengan sendirinya dalam waktu satu atau dua minggu. Pada kasus yang jarang, tali pusat bisa terinfeksi, untuk itu jika terdapat tanda-tanda pembengkakan atau keluarnya cairan, maka perlu segera diperiksa ke dokter.
"Tahap Umbilical Cord Healing"
Sumber : https://haimama.id/
- Sunat (Sirkumsisi)
Jika diinginkan sunat biasanya dilakukan dalam waktu beberapa hari setelah dilahirkan. Keputusan untuk disunat biasanya tergantung dari kepercayaan atau keinginan orang tua. Alasan medis utama anak disunat adalah membuang kulit di ujung penis yang menghalangi aliran air kencing. Pria yang disunat memiliki risiko kanker penis dan infeksi saluran kemih yang lebih rendah. Risiko ini juga bisa diturunkan dengan cara menjaga kebersihan genitalia.
Sunat jangan dilakukan jika anak belum buang air kecil, atau jika penis memiliki kelainan, karena kulit yang biasanya dibuang saat sunat bisa digunakan untuk operasi plastik yang mungkin diperlukan kemudian untuk memperbaiki kelainan yang ada.
Sunat juga harus ditunda jika saat hamil ibu mengkonsumsi obat-obat yang meningkatkan risiko terjadinya perdarahan, seperti aspirin. Sunat harus ditunda sampai obat-obat tersebut keluar dari sirkulasi bayi.
- Perawatan Kulit Bayi
Kebanyakan bayi baru lahir memiliki ruam kulit ringan saat minggu pertama setelah dilahirkan. Ruam kulit biasanya muncul pada daerah kulit yang bergesekan dengan baju, misalnya di lengan, tungkai dan punggung. Tetapi bisa juga muncul di wajah.
Ruam ini cenderung menghilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Penggunaan lotion atau bedak, sabun wangi, dan celana plastik untuk melapisi popok bayi cenderung membuat ruam bertambah parah, terutama pada udara panas. Setelah beberapa hari seringkali kulit menjadi kering dan mengelupas, terutama pada daerah-daerah lipatan di pergelangan tangan dan kaki.
Bayi baru lahir yang normal bisa mengalami perubahan warna kulit menjadi kuning (jaundice). Jaundice terjadi karena bayi baru lahir memiliki hati yang yang belum berkembang sempurna untuk memproses produk buangan tubuh. Namun, jaundice yang muncul sebelum bayi berusia 24 jam harus diwaspadai karena bisa menandakan adanya gangguan yang lebih serius.
Kadar bilirubin darah perlu diperiksa. Jika kadar bilirubin melebihi batas tertentu, maka bisa dilakukan fototerapi, dimana bayi diletakkan dengan mata tertutup dan tanpa pakaian di bawah sinar fluoresensi tertentu. Penyinaran ini membuat bilirubin diubah menjadi bentuk lain yang lebih mudah dikeluarkan melalui air kencing atau kotoran bayi. Pada kasus yang jarang, bayi yang mengalami jaundice perlu dirawat inap untuk mendapatkan fototerapi.
- Waktu Tidur Bayi
Karena sistem saraf bayi baru lahir masih belum sempurna, maka bayi baru lahir banyak tidur. Saat usia 4-6 minggu, banyak bayi akan mengalami siklus bangun tidur selama 4 jam dan tidur selama 4 jam. Pada usia 2-3 bulan, bayi mulai mampu beradaptasi pola tidur di malam hari. Saat usia 1 tahun, sebagian besar bayi bisa tidur selama 8-9 jam sepanjang malam.
Orang tua dapat membantu bayi untuk tidur di malam hari dengan cara mengurangi stimulasi pada anak di malam hari dan mematikan lampu kamar anak di malam hari. Bayi harus didorong sejak usia dini untuk bisa tidur dengan sendiri tanpa perlu digendong oleh orang tuanya. Dengan cara ini, mereka akan bisa tenang jika terbangun di tengah malam.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya sindroma kematian mendadak pada bayi, maka bayi perlu dibaringkan terlentang saat tidur, ketimbang terlungkup. Selain itu, bayi juga jangan tidur dengan bantal yang lunak, mainan yang lunak, atau selimut tebal dan berat, yang dapat menyumbat saluran nafas mereka. Pemberian dot saat bayi hendak tidur juga dapat membantu mencegah terjadinya sindroma ini.
- Mengganti Popok Bayi
Bayi biasanya buang air kecil sebanyak 15-20 kali per hari. Warna air kemih bervariasi, mulai dari yang hampir jernih hingga kuning tua. Demikian juga dengan buang air besar. Frekuensi, warna, dan konsistensi dari buang air besar pada bayi bervariasi, tergantung masing-masing individu dan kandungan makanan yang didapat. Bayi bisa buang air besar sebanyak 1 kali per hari sampai 6-8 kali per hari. Kotoran bayi yang mendapatkan ASI cenderung lebih lunak dan berwarna lebih terang dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula.
Popok bayi harus sering diganti untuk menjaga kulit bayi tetap kering. Kulit yang basah lebih mudah mengalami iritasi ketimbang kulit yang kering dan lebih cenderung terjadi ruam popok. Popok bayi modern sekali pakai yang sangat mudah meresap mengandung gel yang dapat menyerap cairan dan menahannya sehingga tidak berkontak dengan kulit. Popok ini menjaga kulit lebih kering daripada popok kain. Tetapi, popok jenis apapun harus diganti jika kulit telah basah.
Bakteri yang normalnya terdapat di dalam kotoran bayi dapat memecah urea yang terdapat di dalam air kencing, akibatnya pH menjadi basa dan menyebabkan iritasi pada kulit. Oleh karena itu, popok harus diperiksa secara berkala. Jika terdapat kotoran bayi, maka popok harus segera diganti.
Bedak bayi membantu menjaga kulit bayi tetap kering saat bayi agak berkeringat, tetapi bedak bayi tidak dapat menjaga kulit tetap kering saat terkena air kencing atau kotoran. Bedak bayi terbuat dari talek yang dapat menimbulkan gangguan pada paru-paru jika terhirup oleh bayi. Untuk itu, sebaiknya gunakan bedak bayi yang mengandung tepung jagung (cornstarch).
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
Referensi:
- L, Ruth A. First Few Days After Birth. Merck Manual Handbook. 2006.
- L, Ruth A. Stools and Urine in Infants. Merck Manual Handbook. 2006.
- L, Ruth A. Sleeping in Newborns and Infants. Merck Manual Handbook. 2006.
Diperbarui 28 Agustus 2023