Anemia Kekurangan Zat Besi
Anemia Kekurangan Zat Besi adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dalam sel darah berada dibawah normal, yang disebabkan karena kekurangan zat besi.
Beberapa zat gizi diperlukan dalam pembentukan sel darah merah, termasuk di antaranya adalah zat besi. Tubuh menyerap sekitar 1-2 mg zat besi dari makanan setiap harinya, yang secara kasar sama dengan jumlah zat besi yang dibuang dari tubuh setiap harinya. Sayuran berserat, fosfat, bekatul, dan antasida bisa mengurangi penyerapan zat besi dengan cara mengikatnya. Vitamin C merupakan satu-satunya unsur makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
Penyebab Anemia kekurangan zat besi
Penyebab Anemia Kekurangan Zat Besi
Tubuh mendaur ulang zat besi, yaitu ketika sel darah merah mati, zat besi di dalamnya dikembalikan ke sumsum tulang untuk digunakan kembali oleh sel darah merah yang baru.
Tubuh kehilangan sejumlah besar zat besi hanya ketika sel darah merah hilang akibat perdarahan dan menyebabkan kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi merupakan salah satu penyebab terbanyak dari anemia dan satu-satunya penyebab kekurangan zat besi pada dewasa adalah perdarahan.
Makanan yang mengandung sedikit zat besi bisa menyebabkan kekurangan pada bayi dan anak kecil, yang memerlukan lebih banyak zat besi untuk pertumbuhannya.
Pada pria dan wanita pasca menopause, kekurangan zat besi biasanya menunjukkan adanya perdarahan pada saluran pencernaan. Pada wanita pre-menopause, kekurangn zat besi bisa disebabkan oleh perdarahan menstruasi bulanan.
Gejala Anemia kekurangan zat besi
Gejala Anemia Kekurangan Zat Besi
Gejala-gejala anemia karena kekurangan zat besi cenderung untuk muncul secara bertahap dan mirip dengan gejala-gejala yang disebabkan oleh anemia jenis lainnya, antara lain timbulnya rasa lelah, lemah, dan pucat. Banyak orang dengan anemia karena kekurangan zat besi mengalami pika, di mana seseorang menjadi sangat ingin untuk memakan sesuatu, paling sering adalah es, tetapi terkadang sesuatu yang bukan makanan, seperti kapur atau clay.
Kapan harus ke dokter?
Jika anda atau keluarga mempunyai tanda dan gejala anemia kekurangan zat besi segeralah konsultasi diri anda ke dokter. Penanganan yang segera dan tepat dapat membantu anda tercegah dari komplikasi akibat penyakit ini.
Diagnosis Anemia kekurangan zat besi
Diagnosis Anemia Kekurangan Zat Besi
Pemeriksaan darah digunakan untuk mendiagnosis anemia. Biasanya penderita anemia diperiksa untuk mengetahui kekurangan zat besi.
Kadar zat besi bisa diukur dalam darah. Kadar zat besi dan transferin (protein pengangkut zat besi yang berada diluar sel darah merah) bisa diukur dan dibandingkan. Tetapi pemeriksaan yang paling sensitif untuk kekurangan zat besi adalah pengukuran kadar ferritin (protein yang menampung zat besi). Kadar ferritin yang rendah menunjukkan adanya kekurangan zat besi. Tetapi kadang kadar ferritin bisa normal atau tinggi walaupun terdapat kekurangan zat besi, karena kadar feritin bisa meningkat pada kerusakan hati, peradangan, infeksi atau kanker.
Kadang diperlukan pemeriksaan yang lebih memuaskan untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksan yang paling khusus adalah pemeriksaan sumsum tulang, dimana contoh dari sel diperiksa dibawah mikroskop untuk menentukan kandungan zat besinya.
Penanganan Anemia kekurangan zat besi
Pengobatan Anemia Kekurangan Zat Besi
Karena perdarahan hebat merupakan penyebab paling sering terjadinya anemia kekurangan zat besi, maka langkah awal yang perlu dilakukan adalah menemukan sumber perdarahan dan menghentikannya.
Asupan zat besi dari makanan biasanya tidak dapat mengkompensasi hilangnya zat besi akibat perdarahan kronis, dan tubuh juga hanya memiliki sangat sedikit cadangan zat besi. Oleh karena itu, zat besi yang hilang harus digantikan oleh zat besi tambahan.
Perbaikan anemia karena kekurangan zat besi menggunakan tambahan zat besi biasanya membutuhkan beberapa waktu, bahkan setelah perdarahan telah berhenti. Tambahan zat besi biasanya berupa tablet yang diminum. Sediaan ini membuat tinja menjadi berwarna gelap atau hitam, dan seringkali menyebabkan terjadinya konstipasi (sembelit). Tablet besi paling baik dikonsumsi 30 menit sebelum makan pagi dan disertai dengan konsumsi vitamin C (misalnya dari jus jeruk). Dokter biasanya akan memberikan zat besi tambahan sampai beberapa waktu, sampai darah kembali normal. Pemeriksaan darah bisa dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa jumlah zat besi dalam tubuh telah cukup. Dengan mengatasi kekurangan zat besi, maka gangguan pika juga bisa teratasi.
Komplikasi Anemia Kekurangan Zat Besi
Anemia kekurangan zat besi yang ringan biasanya tidak menimbulkan komplikasi. Namun, jika tidak diobati maka anemia kekurangan zat besi ini dapat menyebabkan masalah yang serius, seperti:
- Masalah jantung. Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan denyut jantung menjadi cepat atau tidak teratur. Hal ini terjadi akibat kompensasi jantung yang harus memompa lebih banyak darah untuk mengkompensasi kekurangan oksigen yang dibawa dalam darah saat menderita anemia. Jika terjadi terus menerus dapat menyebabkan pembesaran jantung atau gagal jantung.
- Masalah selama kehamilan. Pada wanita hamil, anemia kekurangan zat besi yang berat dikaitkan dengan kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.
- Masalah pertumbuhan. Pada bayi dan anak-anak, kekurangan zat besi yang berat dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu, anemia kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan tubuh rentan terkena infeksi.
Prognosis Anemia Kekurangan Zat Besi
Prognosis anemia kekurangan zat besi umumnya baik. Prognosis penyakit ini juga tergantung dari penyakit penyerta dan komplikasi yang timbul.
Informasi Produk Terkait Anemia Kekurangan Zat Besi
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Anemia Karena Kekurangan Zat Besi
Lebih banyak mengkonsumsi daging, hati, dan kuning telur; juga tepung, roti dan gandum yang telah diperkaya dengan zat besi. Jika makanan sehari-hari hanya sedikit mengandung zat besi, maka bisa diberikan zat besi tambahan.
Referensi
Referensi:
- L, Alan E. Iron Deficiency Anemia. Merck Manual. 2013.