Hifema
Hifema adalah suatu keadaan di mana terdapat darah dalam bilik mata depan, (daerah di antara kornea dan iris) yang berasal dari pembuluh darah iris dan badan siliar yang pecah yang dapat terjadi akibat trauma ataupun secara spontan, sehingga darah terkumpul di dalam bilik mata, yang hanya mengisi sebagian ataupun seluruh isi bilik mata depan.
Anatomi Mata
Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan silia
Hifema dibagi menjadi beberapa grade menurut Sheppard berdasarkan tampilan klinisnya:
Grade I : darah mengisi kurang dari sepertiga bilik mata depan (58%)
Grade II : darah mengisi sepertiga hingga setengah bilik mata depan(20%)
Grade III : darah mengisi hampir total bilik mata depan (14%)
Grade IV : darah memenuhi seluruh bilik mata depan (8%
Hifema grade I Dan II
Sumber : wwww.google.com
Penyebab Hifema
Penyebab Hifema
Penyebab tersering dari hifema adalah trauma, baik trauma tumpul maupun trauma tembus. Hifema juga dapat disebabkan oleh perdarahan spontan.
Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi:
- Hifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan yang disebabkan pecahnya pembuluh darah iris dan badan silier akibat trauma pada segmen anterior bola mata.
- Hifema akibat tindakan medis (misalnya kesalahan prosedur operasi mata).
- Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan badan silier, sehingga pembuluh darah pecah.
- Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah (contohnya juvenile xanthogranuloma).
- Hifema akibat neoplasma (contohnya retinoblastoma).
Berdasarkan waktu terjadinya, hifema dibagi atas 2 yaitu:
- Hifema primer, timbul segera setelah trauma hingga hari ke 2.
- Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5 setelah terjadi trauma. biasanya terjadi akibat gangguan mekanisme pembekuan atau penyembuhan luka sehingga mempunyai prognosis yang lebih buruk
Gejala Hifema
Gejala Hifema
- Pasien akan mengeluh nyeri pada mata disertai dengan mata yang berair.
- Penglihatan pasien akan sangat menurun.
- Terdapat penumpukan darah yang terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak. Bila pasien duduk, hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan.
- Akibat langsung terjadinya hifema adalah penurunan visus/penglihatan karena darah mengganggu media refraksi.
- Darah yang mengisi kamera okuli ini secara langsung dapat mengakibatkan tekanan intraokuler meningkat akibat bertambahnya isi kamera anterior oleh darah. Kenaikan tekanan intraokuler ini disebut glaukoma sekunder.
- Selain itu akibat darah yang lama berada di kamera anterior akan mengakibatkan pewarnaan darah pada dinding kornea dan kerusakan jaringan kornea.
Terdapat pula tanda dan gejala yang relatif jarang:
- Penglihatan ganda
- Blefarospasme (kelopak mata berkedip tidak terkendali),
- Edema palpebra (Kelopak mata bengkak),
- Iridoplegia, Kelumpuhan otot sfingter pupil yang bisa diakibatkan karena trauma tumpul pada uvea sehingga menyebabkan pupil menjadi lebar atau midriasis yang berakibat sukar melihat dekat
karena gangguan akomodasi dan merasakan silau karena gangguan pengaturan masuknya cahaya ke pupil.
Diagnosis Hifema
Diagnosis Hifema
Darah yang terkumpul di bilik mata depan biasanya terlihat dengan mata telanjang, Bila pasien duduk hifema akan terlihat terkumpul dibawah bilik mata depan.
Pemeriksaan Penunjang
1. Kartu mata snellen (tes ketajaman pengelihatan) :
Mungkin terganggu akibat kerusakan kornea, aqueus humor, iris dan retina.
2. Lapang pengelihatan :
Penurunan mungkin disebabkan oleh patologi vaskuler okuler, glukoma.
3. Pengukuran tonografi :
Mengkaji tekanan intra okuler ( TIO ) normal 12-25mmHg.
4. Tes provokatif :
Digunakan untuk menentukan adanya glukoma bila TIO normal atau meningkat ringan.
5. Pemerikasaan oftalmoskopi :
Mengkaji struktur internal okuler, edema retina, bentuk pupil dan kornea.
6. Darah lengkap, laju sedimentasi LED :
Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
7. Tes toleransi glukosa :
Menentukan adanya /kontrol diabetes.
Penanganan Hifema
Pengobatan Hifema
Pada dasarnya penatalaksanaan hifema ditujukan untuk:
- Menghentikan perdarahan atau mencegah perdarahan ulang
- Mengeluarkan darah dari bilik mata depan
- Mengendalikan tekanan bola mata
- Mencegah terjadinya imbibisi kornea
- Mengobati uveitis bila terjadi akibat hifema ini
- Menemukan sedini mungkin penyulit yang mungkin terjadi
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka cara pengobatan penderita dengan traumatic hyphaema pada prinsipnya dibagi dalam 2 golongan besar yaitu :
Perawatan dengan cara konservatif/tanpa operasi:
1. Tirah baring sempurna (bed rest total)
Penderita ditidurkan dalam keadaan terlentang dengan posisi kepala di angkat (diberi alas bantal) kurang dari 60°, hal ini akan mengurangi tekanan darah pada pembuluh darah iris serta memudahkan kita mengevaluasi jumlah perdarahannya
2. Bebat mata
Bebat mata pada mata yang terkena trauma saja, untuk mengurangi pergerakan bola mata yang sakit, hati-hati bebat jangan terlalu menekan bola mata.
3. Pemakaian obat-obatan
Pemberian obat-obatan pada penderita dengan traumatic hyphaema tidaklah mutlak, tapi cukup berguna untuk menghentikan perdarahan, mempercepat absorbsinya dan menekan komplikasi yang timbul. Untuk maksud di atas digunakan obat-obatan seperti:
- Koagulansia
Golongan obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun parenteraI, berguna untuk menekan/menghentikan perdarahan, Misalnya : Anaroxil, Adona AC, Coagulen, Transamin, vit K, dan vit C
- Midriatika Miotika
Masih banyak perdebatan mengenai penggunaan obat-obat golongan midriatika atau miotika, karena masing-masing obat mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri-sendiri. Miotika memang akan mempercepat absorbsi, tapi meningkatkan kongesti dan midriatika akan mengistirahatkan perdarahan.
- Ocular Hypotensive Drug
Pemberian acetazolamide (Diamox) secara oral sebanyak 3x sehari bilamana ditemukan adanya kenaikan tekanan intraokuler.
- Kortikosteroid dan Antibiotika
Pemberian hidrokortison 0,5% secara topikal akan mengurangi komplikasi iritis dan perdarahan sekunder dibanding dengan antibiotik.
- Obat-obat lain
Sedatif diberikan bilamana penderita gelisah. Bila ditemukan rasa sakit diberikan analgetik aau asetozalamid bila sakit pada kepala akibat tekanan bola mata naik. Analgetik diberikan untuk mengatasi nyeri seperti asetaminofen dengan atau tanpa kodein.
Perawatan yang disertai tindakan operasi:
- Parasentesis merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan darah atau nanah dari bilik mata depan serta irigasi dengan larutan fisiologik, Tindakan pembedahan parasentese dilakukan bila terlihat tanda-tanda imbibisi kornea, glaukoma, hifema penuh dan berwarna hitam atau bila darah setelah 5 hari tidak memperlihatkan tanda-tanda berkurang.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Hifema
Hifema dapat terjadi bila terdapat trauma pada mata. Gunakan kacamata pelindung saat bekerja di tempat terbuka atau saat berolahraga.
Referensi
Referensi:
- Darling, Vera H & Thorpe Margaret R. Perawatan Mata. Yogyakarta : Penerbit Andi; 1995.
- Douglas, Raymond S. Hifema. Departement of Ophthalmology, UCLA Menical Center, Los Angeles, CA. 2002.
- Ilyas, Sidarta. 2003. Ilmu Penyakit Mata, edisi 2. Balai penerbit FK UI; Jakarta
- Jack, J. Clinical Oftalmlogi.third edition. CJW. Teks Book
- Mansyur, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. MediaAesculapius ;Jakarta
- www. NCBI, nlm. Nih. Gov/enter