Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Penyakit Peyronie (Penis Bengkok)

VIDYA HARTIANSYAH
11 Desember 2023
Penyakit Peyronie (Penis Bengkok)

Penyakit Peyronie (Penis Bengkok)

VIDYA HARTIANSYAH
11 Desember 2023

Istilah ‘Peyronie’ mungkin masih awam untuk sebagian orang. Peyronie adalah terbentuknya plak atau jaringan ikat yang mengeras pada salah satu sisi penis, sehingga akan membuat penis melengkung saat ereksi.

Setiap pria dalam rentang umur 18 – 50 tahun dapat saja mengalami peyronie. Sampai saat ini, penyebab peyronie belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli berpendapat bahwa peyronie dipengaruhi oleh masalah genetik dan cara meletakkan penis yang terlalu ke kanan atau ke kiri. Peyronie dapat juga disebabkan oleh trauma yang tidak disadari saat melakukan hubungan seksual.

Tidak semua penis bengkok termasuk dalam kelompok peyronie. Penis dengan kebengkokan kurang dari 30° termasuk dalam variasi normal.

Apakah Peyronie dapat menyebabkan impotensi?

Impotensi adalah suatu ketidakmampuan penis untuk ereksi sehingga tidak dapat melakukan hubungan seksual. Hal ini jarang ditemukan pada pasien dengan Peyronie. Pada umumnya, pasien hanya mengeluhkan ketegangan penis yang berkurang saat ereksi dan bersifat sementara. Tetapi apabila sudah terjadi gangguan aliran darah balik, maka dapat terjadi disfungsi ereksi dan pasien memerlukan pengobatan. 

 


Penyebab Penyakit peyronie

Penyebab Penyakit Peyronie

Banyak ahli yang merasa yakin bahwa plak pada penyakit ini terbentuk setelah terjadinya trauma (misalnya pemukulan) yang menyebabkan perdarahan lokal di dalam penis. Daerah yang mengalami kerusakan mengalami penyembuhan yang lambat atau abnormal akibat trauma yang berulang dan sedikitnya jumlah darah yang sampai ke daerah tersebut.

Jika keadaan ini terus berlangsung selama bertahun-tahun, maka plak bisa berkembang menjadi jaringan fibrosa yang keras, bahkan terjadi perkapuran atau pengendapan kalsium.

Beberapa ahli mengatakan bahwa penyakit ini merupakan penyakit autoimun.

Sejumlah obat telah menyebutkan penyakit Peyronie sebagai efek sampingnya, misalnya obat anti hipertensi dan obat jantung (beta bloker), obat anti kejang (fenitoin), dan obat untuk sklerosis multipel (interferon). Tetapi kemungkinan terjadinya penyakit Peyronie akibat mengkonsumsi obat-obat tersebut sangat kecil.

Penyakit ini terjadi pada 1% pria. Paling sering menyerang pria setengah baya, tetapi bisa juga ditemukan pada pria yang lebih muda dan pria yang lebih tua. Sekitar 30% penderita juga mengalami pembentukan fibrosa di bagian tubuh lainnya (misalnya kaki atau tangan).


Gejala Penyakit peyronie

Gejala Penyakit Peyronie

Ada tiga gejala khas peyronie yang harus diperhatikan:

1. Terdapat benjolan keras pada batang penis;

2. Penis bengkok saat ereksi;

3. Penis terasa sakit saat ereksi dan melakukan hubungan seksual. 

Gejalanya timbul secara perlahan. Pada kasus yang berat, plak yang mengeras menyebabkan berkurangnya kelenturan penis, sehingga timbul nyeri dan ketika ereksi penis menjadi melengkung.

Lama-lama nyeri akan berkurang tetapi karena penis melengkung, penderita mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan seksual.

Pada kasus yang lebih ringan, peradangan akan membaik tanpa disertai nyeri yang berarti maupun melengkungnya penis.

Plak pada puncak batang penis menyebabkan penis melengkung ke atas, plak pada bagian bawah menyebabkan penis melengkung ke bawah. Beberapa penderita memiliki plak di bawah dan di atas sehingga terbentuk lekukan dan penis menjadi lebih pendek. Nyeri, penis yang melengkung dan stres emosional menyebabkan penderita tidak dapat melakukan hubungan seksual. Jaringan fibrosa juga bisa menyebar ke jaringan erektil (korpus kavernosus) sehingga tidak terjadi ereksi.


Diagnosis Penyakit peyronie

Diagnosis Penyakit Peyronie

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

"Perbedaan Peyronie disease dengan penis normal"

Sumber : https://idnmedis.com/penyakit-peyronie


Penanganan Penyakit peyronie

Pengobatan Penyakit Peyronie

Tujuan terapi adalah untuk mempertahankan fungsi seksual. Dalam beberapa kasus ringan, tidak diperlukan intervensi medis, pasien hanya perlu diberi edukasi mengenai keadaannya. Obat – obat berikut ini dapat digunakan dalam terapi peyronie:
  • Vitamin E, dapat memperlambat progresivitas terbentuknya plak.
  • Verapamil, sering digunakan dalam pengobatan darah tinggi, terbukti dapat mengurangi ukuran plak dan menurunkan rasa sakit. Obat tersebut dapat mengganggu pembentukan kolagen, yaitu protein yang berperan penting dalam pembentukan jaringan luka pada penyakit Peyronie. Pemberian verapamail dilakukan dengan cara menyuntikkannya secara langsung ke plak.
  • Interferon, Merupakan tipe protein yang dapat mengganggu pembentukan jaringan serat dan membantu menghancurkan jaringan tersebut.
  • Kolkisin, obat yang biasa digunakan dalam tatalaksana gout. Obat ini bekerja melawan inflamasi dan pembentukan jaringan ikat.

Terapi Lain

Metode-metode/terapi lain tersebut antara lain adalah terapi radiasi, penggunaan gelombang kejut untuk menghancurkan jaringan parut (ESWT) dan alat yang bisa meregangkan penis (penile traction therapy). Terapi kejut Extracorporeal atau ESWT (Extracorporeal Shock Wave Therapy), pengobatan baru yang digunakan di beberapa rumah sakit, pengobatan baru ini terbukti efektif.

  • Operasi

Operasi, hanya diindikasikan apabila Anda telah menderita peyronie parah yang mengganggu fungi seksual selama setahun atau lebih dan tidak ada perbaikan setelah dilakukan terapi lainnya.

Ada tiga jenis prosedur operasi, yaitu:

1. Prosedur Nesbitt - paling sering dilakukan, bertujuan untuk menghilangkan jaringan yang menyebabkan bengkok dan mengembalikan penis kembali ke posisi normal (lurus);

2. Pencangkokan jaringan – lebih jarang dilakukan, dengan melakukan penggantian jaringan yang rusak dengan jaringan yang sehat dari tempat lain (graft);

3. Implantasi – sangat jarang dilakukan.


Informasi Produk Terkait Penyakit Peyronie (Penis Bengkok)


Referensi

Referensi:

  • Hatzimouratidis K, et al. EAU guidelines on penile curvature. European Urology. 2012;62:543.
  • www.mayoclinic.org/diseases-conditions/peyronies-disease/basics/definition/con-20028765

Diperbarui 23 Agustus 2023