Buta Warna
Buta warna adalah suatu kondisi ketika sel-sel retina tidak mampu merespons warna dengan semestinya, sehingga terjadi gangguan persepsi warna pada penglihatan. Penderita buta warna biasanya mengalami kesulitan dalam memaknai warna merah, hijau, biru dan warna-warna yang merupakan turunan dari ketiga warna tersebut.
Sel saraf di retina terdiri atas:
- sel batang (rod) yang peka terhadap hitam dan putih
- sel kerucut (cone) yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut.
Normalnya, sel kerucut (cone) di retina mata mempunyai spektrum terhadap tiga warna dasar, yaitu merah, hijau dan biru. Pada orang yang mempunyai sel-sel kerucut yang sensitif untuk tiga jenis warna ini, maka dikatakan normal. Tetapi pada penderita buta warna, mungkin hanya ada dua atau bahkan satu atau tidak ada sel kerucut yang sensitif terhadap warna-warna tersebut.
Anatomi Retina, Sel Batang Dan Sel Kerucut
Sumber : www.biologiedukasi.com
Penyebab Buta warna
Penyebab Buta Warna
Penyebab utama buta warna adalah ketika reseptor penglihatan warna tidak berfungsi dengan normal, sehingga tidak dapat menginterpretasi warna yang dilihat.
Kebanyakan penderita buta warna dialami sejak lahir dan merupakan faktor genetika yang diturunkan oleh orang tua. Penderita buta warna akibat faktor genetik jauh lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.
Keadaan lain yang dapat yang dapat menyebabkan buta warna, adalah:
- Penyakit. Terdapat beberapa penyakit yang dapat menyebabkan buta warna, seperti penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, glaukoma, neuritis optik, leukemia, diabetes, pecandu alkohol kronis, macular degeneration, dan anemia sel sabit.
- Usia. Kemampuan seseorang untuk membedakan warna perlahan-lahan akan berkurang seiring bertambahnya usia. Ini adalah hal yang alami dalam proses penuaan dan tidak perlu dicemaskan secara berlebihan.
- Paparan zat kimia. Paparan zat kimia yang bersifat racun seperti karbondisulfida dan pupuk dapat meningkatkan risiko terjadinya buta warna.
- Efek samping pengobatan tertentu. Beberapa pengobatan berpotensi menyebabkan buta warna, seperti digoxin, pheytoin, chloroquine dan sildenafil. Jika gangguan disebabkan oleh pengobatan, biasanya pandangan akan kembali normal setelah konsumsi obat tersebut dihentikan.
Gejala Buta warna
Gejala Buta Warna
"Klasifikasi Buta Warna"
Sumber :www.ncbi.nlm.nih.gov
Gejala umum buta warna adalah kesulitan membedakan warna merah dan hijau (yang paling sering terjadi) atau kesulitan membedakan warna biru dan hijau (jarang ditemukan).
Gejala untuk kasus yang lebih serius berupa: objek terlihat dalam bentuk bayangan abu-abu (Achromatopsia) kondisi ini sangat jarang ditemukan dan penglihatan berkurang.
Klasifikasi buta warna:
1. Trikromasi, yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel kerucut pada retina. Jenis buta warna inilah yang sering dialami. Ada tiga klasifikasi turunan pada trikomasi:
- Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah
- Deuteromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
- Trinomali (low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.
2. Dikromasi, yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
- Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang
- Deuteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau
- Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan.
3. Monokromasi, Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina.
Kapan harus ke dokter?
Segeralah konsultasikan diri anda ke dokter, jika anda mempunyai keluhan sulit dalam membedakan warna atau penglihatan anda hanya warna hitam dan putih.
Jika anda mempunyai riwayat keturunan buta warna, pastikan juga melakukan pemeriksaan pada anak anda untuk memastikan keadaan ini.
Diagnosis Buta warna
Diagnosis Buta Warna
Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis buta warna, di antaranya adalah:
- Pemeriksaan mata. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai kondisi pada mata dan menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya.
- Pemeriksaan Ishihara. Pemeriksaan ini merupakan yang paling sering dilakukan untuk mendiagnosis buta warna dan hanya bisa mendiagnosis kondisi buta warna merah/hijau. Untuk mendiagnosis buta warna biru/kuning, dibutuhkan pemeriksaan lain.
- Pemeriksaan Hue. Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan untuk menilai kondisi buta warna. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menyusun balok sesuai dengan urutan pelangi.
Jika anda mempunyai riwayat buta warna, lakukan pemeriksaan juga pada anak anda untuk mengetahui hal ini. Pada anak sudah dapat dilakukan pemeriksaan pada usia 4 tahun keatas.
Penanganan Buta warna
Pengobatan Buta Warna
Sampai saat ini masih diketahui cara untuk mengobatai buta warna. Namun penderita buta warna ringan dapat belajar mengasosiasikan warna dengan objek tertentu.
Untuk mengurangi gejala buta warna, penderita dapat menggunakan kacamata berlensa dengan filter warna khusus yang memungkinkan pasien membedakan warna.
Komplikasi Buta Warna
Buta warna dapat menimbulkan gangguan lainnya, seperti:
- Sulit untuk menemukan pekerjaan yang sesuai
- Sulit untuk mengendarai mobil
- Berkurangnya penglihatan
- Sensitif terhadap cahay terang
- Ambliopia (mata malas)
- Nistagmus
Prognosis Buta Warna
Buta warna merupakan kelainan yang menetap. Kebanyakan penderita buta warna dapat menyesuaikan diri dengan keadaannya.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Buta Warna
Buta warna seringkali diakibatkan oleh kelainan genetik, sehingga sampai saat ini masih belum diketahui tindakan pencegahannya. Lakukanlah konseling pra-nikah jika anda mempunyai riwayat buta warna.
Referensi
Referensi:
- Color vision deficiency. American Optometric Association. http://www.aoa.org/patients-and-public/eye-and-vision-problems/glossary-of-eye-and-vision-conditions/color-deficiency. Accessed Sept.17, 2013.
- Komaromy AM, et al. Gene therapy rescues cone function in congenital achromaptopsia. Human Molecular Genetics. 2010;19:2581.
- Mayo Clinic. Color Blindness. 2019
- www.webmd.com/eye-health/tc/color-blindness-topic-overview
Diperbarui 8 Januari 2024