Rabun jauh atau miopia
Rabun jauh atau miopia adalah suatu keadaan mata yang tetap bisa melihat objek dekat dengan jelas, namun kabur atau buram ketika melihat objek yang jauh. Rabun jauh sangat umum terjadi dan ditangani.
Retina adalah suatu permukaan bagian belakang mata yang bertugas mengumpulkan cahaya yang masuk. Retina akan mengubah cahaya yang masuk menjadi impuls listrik yang akan diterjemahkan oleh otak sebagai gambar, Miopia biasanya terjadi karena mata tidak dapat memfokuskan cahaya yang masuk untuk jatuh ke retina.
Pada miopia atau rabun jauh, fokus mata salah karena bentuknya yang tidak lagi normal. Bola mata penderita rabun jauh biasanya sedikit memanjang, dan terkadang bentuk korneanya terlalu bulat. Kornea adalah lapisan bening di depan mata.
Penyebab Rabun jauh atau miopia
Penyebab Rabun jauh atau miopia
Rabun jauh disebabkan karena kesalahan bias (refractive errors). Kesalahan bias bisa terjadi ketika mata tidak bisa memfokuskan cahaya yang masuk dengan benar atau tepat di retina. Pada rabun jauh, fokus cahaya akan jatuh di depan retina bukan tepat di retina.
Yang berisiko terkena rabun jauh
Miopia biasanya mulai terdiagnosis antara usia 8-12 tahun. Pada usia ini mata mengalami pertumbuhan yang cepat, sehingga bentuk mata bisa berubah. Orang dewasa biasanya akan tetap menderita rabun jauh jika pada saat anak-anak mereka sudah menderita rabun jauh. Selain itu, seseorang juga bisa terkena rabun jauh karena kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes.
Stres visual bisa menjadi faktor risiko yang bisa menyebabkan rabun jauh. Stres visual adalah lelahnya mata akibat memfokuskan mata dalam waktu yang lama, seperti karena aktivitas membaca atau menggunakan komputer.
Rabun jauh juga bisa merupakan penyakit warisan, artinya apabila orang tua (salah satu atau keduanya) mengidap rabun jauh maka anaknya pun berisiko besar terkena rabun jauh.
Gejala Rabun jauh atau miopia
Gejala Rabun jauh atau miopia
Gejala yang paling menonjol dari rabun jauh adalah penglihatan yang kabur pada saat melihat objek yang jauh. Pada anak-anak, mereka mungkin akan mengalami kesulitan pada saat melihat papan tulis di sekolah. Orang dewasa mungkin tidak dapat melihat rambu-rambu lalu lintas dengan jelas saat mengemudi.
Tanda-tanda lainya dari rabun jauh, antara lain:
- Sakit kepala
- Mata terasa sakit atau lelah
- Menyipitkan/mengernyitkan mata (pada penderita miopia, mata yang disipitkan akan membantunya melihat lebih jelas).
Gejala rabun jauh biasanya akan hilang ketika penderita sudah memakai kacamata atau lensa kontak. Pada saat pertama kali memakai kacamata atau lensa kontak, kepala mungkin akan sakit atau merasakan mata yang lelah selama satu atau dua minggu ke depan, ini hanya untuk penyesuaian.
Diagnosis Rabun jauh atau miopia
Diagnosis Rabun jauh atau miopia
Rabun jauh umumnya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata oleh ahli kacamata atau dokter spesialis mata. Dalam proses ini, ahli kacamata akan meminta Anda untuk membaca tiap huruf atau angka dengan ukuran berbeda-beda pada tabel dari jarak tertentu (Snellen Chart) .
Jika dibutuhkan, ahli kacamata bisa merujuk Anda ke dokter mata untuk menjalani retinoskopi untuk melihat reaksi retina terhadap cahaya.
Penanganan Rabun jauh atau miopia
Pengobatan Rabun jauh atau miopia
Sebelum memutuskan untuk memakai kacamata atau lensa kontak, sebaiknya temui dokter spesialis mata guna memastikan diagnosis, atau melihat adanya kemungkinan-kemungkinan lain.
Koreksi untuk rabun jauh antara lain dengan:
- Lensa korektif
- Bedah refraktif.
Kacamata dan lensa kontak adalah contoh dari lensa korektif. Kedua perangkat ini akan mengalihkan fokus cahaya yang masuk agar jatuhnya tepat di retina. Jenis atau seberapa kuat lensa kacamata atau lensa kontak akan tergantung dari seberapa jauh Anda bisa melihat dengan jelas. Lensa korektif bisa digunakan sepanjang waktu atau pada saat tertentu saja, seperti saat mengemudi. Semuanya tergantung dari kebutuhan.
Dibandingkan kacamata, lensa kontak akan memberikan bidang visi yang lebih luas dan koreksi yang lebih baik. Lensa kontak akan ditempelkan langsung pada kornea mata. Namun pada sebagian orang, lensa kontak tidak dapat digunakan karena bisa mengiritasi mata.
Cara operasi pada kornea
Ada beberapa cara, yaitu:
-
Radikal keratotomy (dengan pisau) yaitu operasi dengan menginsisi kornea perifer sehingga kornea sentral menjadi datar. Hal ini menyebabkan sinar yang masuk ke mata menjadi lebih dekat ke retina.
-
Excimer laser (dengan sinar laser) yaitu operasi dengan menggunakan tenaga laser untuk mengurangi kecembungannya dan dilengketkan kembali. Bedah refraktif adalah bentuk koreksi permanen untuk rabun jauh. Juga disebut sebagai operasi laser mata, yaitu sebuah prosedur untuk membentuk ulang kornea agar cahaya terfokus ke retina.
Dalam operasi ini, sinar laser akan digunakan untuk membakar sebagian kecil kornea agar lengkungannya kembali normal. Laser epithelial keratomileusis (LASEK), laser in situ keratectomy (LASIK), dan photorefractive keratectomy (PRK) adalah tiga jenis operasi laser yang dapat menjadi pilihan. Umumnya, orang yang sudah menjalani operasi ini tidak lagi memerlukan kacamata atau lensa kontak.
-
Keratomileusis yaitu bila kornea yang terlalu cembung di insisi kemudian dikurangi kecembungannya dan dilengketkan kembali.
-
Epiratopati yaitu operasi dengan melakukan penjahitan keratolens yang sesuai dengan koreksi refraksi ke kornea penderita yang telah di buang epitelnya.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Rabun jauh atau miopia
Rabun jauh tidak bisa dicegah sepenuhnya. Meski demikian, ada beberapa langkah sederhana yang dapat Anda lakukan untuk melindungi mata serta mengurangi perkembangan kondisi Anda. Langkah-langkah tersebut meliputi:
- Melindungi mata dari sinar matahari. Gunakan kacamata hitam saat bepergian di siang hari.
- Memeriksakan mata secara rutin.
- Menggunakan kacamata atau lensa kontak dengan ukuran tepat dan sesuai kondisi mata.
- Mengenali gejala-gejala rabun jauh secara seksama.
- Menerapkan pola hidup sehat, misalnya berhenti merokok serta meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran (khususnya yang kaya vitamin A).
- Mengontrol penyakit kronis yang diidap, terutama diabetes dan hipertensi.
Referensi
Referensi:
- Ilyas, HS. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Cetakan I. Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
- Lin LL, Chen CJ, Hung PT, Ko LS. Nation-wide survey of myopia among schoolchildren in Taiwan, 1986. Acta Ophthalmol Suppl.1988;185:29–33.
- Semarang Eye Centre. Tindakan Bedah LASIK. http://www.semarang-eye-centre.com.
- Vitale S, Ellwein L, Cotch MF, et al. Prevalence of refractive error in the United States, 1999–2004. Arch Ophthalmol. 2008;126:1111–1119.
- Wu HM, Seet B, Yap EP, et al. Does education explain ethnic differences in myopia prevalence? A population-based study of young adult males in Singapore. Optom Vis Sci. 2001;78:234–239.
- www.mayoclinic.com/health/nearsightedness/DS00528/DSECTION=complications
Diperbarui 23 Agustus 2023