Informasi Penyakit

Infeksi Neisseria

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Infeksi Neisseria

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Neisseria merupakan suatu bakteri gram negatif yang memiliki dua patogen penting pada manusia, yaitu Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis. N. gonorrhoeae menyebabkan gonorrhea dan N. meningitidis menyebabkan meningitis meningococcal.

Infeksi N. gonorrhoeae memiliki prevalensi yang tinggi tetapi risiko kematian yang rendah, sedangkan infeksi N. meningitidis memiliki prevalensi yang rendah tetapi risiko kematian yang tinggi.


Penyebab Infeksi neisseria

Neisseria gonorrhoeae merupakan bakteri yang menyebabkan gonorrhea. Penyakit ini hampir selalu ditularkan melalui hubungan seksual. Bakteri ini menginfeksi permukaan uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, serta dapat juga mengenai konjungtiva dan kornea mata.

Neisseria meningitidis merupakan penyebab paling sering infeksi pada jaringan yang melapisi otak dan medula spinalis (meninges) serta pada cairan yang mengisi ruangan antara meninges, terutama pada anak-anak dan dewasa muda. Neisseria meningitidis adakalanya menyebabkan infeksi yang berat dan cepat terjadi, yang disebut meningitis meningococcal. Infeksi ini umumnya terjadi akibat bakteri yang berasal dari infeksi saluran napas bagian atas memasuki aliran darah.


Gejala Infeksi neisseria

Tanda dan gejala infeksi gonorrhea antara lain berupa:

  • Nyeri saat berkemih
  • Keluar cairan seperti nanah dari genitalia
  • Rasa nyeri atau adanya pembengkakan pada salah satu testis
  • Perdarahan dari vagina di antara siklus menstruasi
  • Nyeri pada perut
  • Nyeri pada panggul (pada wanita)

Gonorrhea juga dapat mengenai bagian lain tubuh, seperti rektum, mata, tenggorokan, atau sendi. Jika satu atau lebih sendi terinfeksi oleh bakteri ini, maka sendi yang terkena akan menjadi hangat, merah, bengkak, dan terasa sangat nyeri, terutama ketika digerakkan.

Gejala paling umum infeksi Neisseria meningitidis (Meningokokus) adalah gejala meningitis. Penderita bisa mengalami demam, sakit kepala, dan kaku pada leher. Selain itu juga bisa terjadi mual, muntah, fotofobia (peningkatan sensitivitas pada cahaya), dan gangguan status mental. Biasanya gejala mulai muncul dalam waktu 3-7 hari setelah paparan bakteri.

Pada bayi, gejala klasik seperti demam, sakit kepala, dan kekakuan pada leher bisa tidak ada atau sulit untuk dikenali. Bayi mungkin tampak kurang aktif, rewel, muntah, atau sulit makan.

Gejala lain yang dapat terjadi pada infeksi meningococcal adalah infeksi pada darah (septikemia atau bakteremia), dimana bakteri memasuki aliran darah dan bertambah banyak, kemudian merusak dinding pembuluh-pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan pada kulit dan organ-organ tubuh.


Diagnosis Infeksi neisseria

Pada lebih dari 90% pria yang terinfeksi, gonorrhea dapat didiagnosis dengan mengidentifikasi bakteri pada sampel duh tubuh. Namun, identifikasi bakteri pada sampel cairan leher rahim pada wanita lebih sulit. Bakteri hanya dapat dilihat hanya pada sekitar setengah penderita wanita.

Diagnosis awal meningitis meningococcal dapat dibuat berdasarkan pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan punksi lumbal yang menunjukkan adanya cairan spinal yang purulent. Bakteri terkadang dapat ditemukan melalui pemeriksaan cairan spinal secara mikroskopis. Diagnosis dapat didukung atau dikonfirmasi dengan menumbuhkan bakteri dari spesimen cairan spinal atau darah.


Penanganan Infeksi neisseria

Pemberian antibiotik dapat mengobati sebagian besar penderita gonorrea. Namun, beberapa antibiotika tidak lagi digunakan karena banyak strain gonokokus yang telah resisten (kebal) terhadap pemberian antibiotika tersebut.

Jika gonorrhea telah menyebar ke aliran darah, penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan antibiotik secara intravena (melalui pembuluh darah). Jika gejala-gejala berulang atau menetap setelah pengobatan, maka perlu dilakukan kultur (biakan) untuk mengetahui apakah gonokokus tersebut resisten terhadap antibiotik yang diberikan dan untuk mengetahui antibiotik apa yang efektif untuk mengobatinya.

Penderita gonorrhea harus berhenti berhubungan seksual sampai pengobatan selesai dan sembuh untuk menghindari penularan ke pasangannya. Setiap pasangan penderita yang telah berhubungan seksual dalam waktu 60 hari sebelumnya perlu dilakukan pemeriksaan untuk gonorrhea dan penyakit menular seksual lainnya. Jika hasil pemeriksaan positif, maka pasangan tersebut juga perlu mendapatkan terapi.

Meningitis meningococcal merupakan penyakit yang berisiko tinggi untuk terjadi kematian, sehingga harus selalu diatasi sebagai suatu kondisi darurat. Penderita perlu dirawat di rumah sakit. Pemberian antibiotik yang tepat harus dimulai sesegera mungkin, idealnya setelah dilakukan lumbal punksi yang dilakukan segera. Jika terapi dimulai sebelum dilakukan lumbal punksi, maka dapat menyulitkan untuk menumbuhkan bakteri pada pemeriksaan cairan spinal, sehingga sulit untuk mengkonfirmasi diagnosis.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Risiko infeksi dapat dikurangi dengan cara:

  • tidak berganti-ganti pasangan
  • ketahui apakah pasangan Anda berisiko terkena penyakit menular seksual
  • tidak melakukan hubungan intim jika terkena penyakit menular seksual
  • gunakan alat proteksi (kondom) untuk mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual, terutama gonorrhea, chlamydia, dan HIV. Kondom harus dipasang dengan baik sebelum memulai hubungan seksual.

Referensi

Referensi:

  • Centers For Disease Control and Prevention. Meningococcal Disease. Atlanta. 2013.
  • G, John E. Acute Bacterial Meningitis. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
  • Healthwise. Gonorrhea. Web MD. 2011.
  • M, J. Allen. Gonorrhea. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.
  • Mayo Clinic. Gonorrhea. 2012.
  • World Health Organization. Meningococcal Meningitis. 2012.
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa