Gastroenteritis
Gastroenteritis merupakan peradangan pada permukaan lambung dan usus yang biasanya terjadi akibat infeksi mikroorganisme, tetapi bisa juga akibat mengkonsumsi bahan kimia beracun atau obat tertentu.
Penyebab Gastroenteritis
Penyebab Gastroenteritis
Gastroenteritis bisa disebabkan oleh:
- Infeksi, misalnya virus, bakteri, atau parasit
- Menelan bahan kimia beracun, misalnya :
- Tumbuhan atau hewan laut tertentu yang beracun, seperti jamur atau kerang-kerangan.
- Makanan atau minuman yang terkontaminasi bahan kimia tertentu, seperti arsen, timbal, merkuri, atau kadmium.
- Makanan asam dalam jumlah besar, misalnya jeruk nipis dan tomat.
- Menggunakan obat-obat tertentu
Berbagai sumber penularan infeksi yang menyebabkan gastroenteritis:
- Penularan dari orang ke orang, terutama jika orang-orang yang diare tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
- Menyentuh mulut setelah sebelumnya menyentuh benda yang terkontaminasi kotoran yang terinfeksi (misalnya popok bayi atau mainan anak).
- Mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi kotoran yang terinfeksi. Sebagian besar makanan atau minuman bisa terkontaminasi bakteri dan menyebabkan gastroenteritis jika tidak dimasak dengan baik atau dipasteurisasi.
- Tidak sengaja meminum air yang terkontaminasi, misalnya saat berenang di kolam yang terkontaminasi kotoran hewan atau kolam renang yang terkontaminasi kotoran orang lain.
- Kontak dengan hewan yang membawa mikroorganisme infeksius, misalnya kura-kura atau iguana yang membawa bakteri Salmonella.
Gejala Gastroenteritis
Gejala Gastroenteritis
Gejala-gejala gastroenteritis biasanya berupa diare ringan hingga berat, yang bisa disertai dengan hilangnya nafsu makan, mual, muntah, serta rasa tidak nyaman atau kram di perut. Penderita juga bisa mengalami demam, tidak enak badan, nyeri otot, dan sangat lelah.
Meskipun gastroenteritis biasanya tidak menimbulkan efek serius pada orang dewasa yang sehat, tetapi gangguan ini bisa menyebabkan terjadinya komplikasi yang bisa mengancam nyawa, yaitu jika terjadi dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Tanda-tanda dehidrasi bisa berupa:
- Kelemahan
- Penurunan frekuensi berkemih
- Mulut kering
- Tidak ada air mata saat menangis (pada bayi)
Gangguan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit bisa menimbulkan akibat yang serius, terutama pada anak-anak, orang lanjut usia, dan penderita penyakit kronis. Pada kasus yang berat, penderita bisa mengalami syok dan gagal ginjal.
Diagnosis Gastroenteritis
Diagnosis Gastroenteritis
Diagnosis biasanya didasarkan dari gejala-gejala yang ada. Jika gejala-gejala yang terjadi bersifat berat atau berlangsung selama lebih dari 48 jam, maka bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan sediaan tinja.
Jika gejala-gejala menetap selama beberapa hari, maka bisa dilakukan pemeriksaan untuk melihat usus besar, yaitu dengan sigmoidoskopi (alat yang dimasukkan untuk melihat bagian dalam saluran cerna). Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat penyakit lainnya, seperti kolitis ulseratif.
Penanganan Gastroenteritis
Pengobatan Gastroenteritis
Penanganan yang dilakukan pada gastroenteritis antara lain:
- Istirahat
- Minum air yang cukup. Meskipun penderita muntah, ia harus tetap minum sebanyak yang ia bisa, sedikit-sedikit tetapi sering. Anak-anak harus diberikan cairan dengan campuran gula dan garam yang sesuai untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
- Cairan dan garam (elektrolit) mungkin perlu diberikan melalui infus untuk orang-orang yang terus mengalami diare atau muntah, atau jika terjadi dehidrasi berat.
- Jangan mengkonsumsi minuman berkarbonasi, teh, minuman olahraga, jus buah, atau kopi jika sedang mengalami gastroenteritis.
- Anak-anak yang menyusui boleh terus diberikan ASI.
- Pemberian obat, antara lain untuk mengendalikan diare dan muntah. Tetapi, obat-obat untuk menghentikan diare biasanya tidak diberikan untuk anak yang berusia kurang dari 5 tahun. Probiotik (lactobacillus) bisa diberikan untuk memperpendek durasi diare, yaitu dengan mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus.
- Setelah gejala-gejala mereda, penderita bisa mulai makan makanan yang lunak, seperti sereal, pisang, atau nasi.
- Beberapa penderita sebaiknya tidak minum susu selama beberapa hari setelah diare jika terdapat intoleransi.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Gastroenteritis
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gastroenteritis antara lain:
- Melakukan vaksinasi terhadap rotavirus, yaitu salah satu jenis virus penyebab gastroenteritis.
- Memberikan ASI untuk bayi.
- Cuci tangan dengan baik menggunakan sabun dan air setiap kali mengganti popok bayi, dan bersihkan daerah tempat mengganti popok dengan cairan desinfektan.
- Tidak membawa anak yang sedang diare ke tempat umum, misalnya ke tempat penitipan anak. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan ke anak-anak yang lain.
- Bayi dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah sebaiknya tidak terpapar reptil, burung, atau binatang amfibi, karena binatang-binatang tersebut umumnya membawa bakteri Salmonella.
- Cuci tangan dengan sabun dan air setelah bang air besar
- Cuci tangan sebelum menyentuh makanan
- Cuci pisau dan peralatan memasak yang telah terkena daging mentah sebelum digunakan untuk bahan makanan lainnya
- Masak daging dan telur hingga matang
- Makanan yang tersisa harus segera dimasukkan ke dalam lemari pendingin
- Hanya menggunakan produk susu yang telah dipasteurisasi
- Para pelancong harus mengindari membeli makanan dan minuman dari pedangang kaki lima
- Tidak berenang jika sedang diare, agar tidak mengkontaminasi air kolam dan menularkan penyakit ke orang lain.
- Pada saat berenang, popok bayi dan anak-anak harus sering diperiksa dan segera diganti di kamar mandi, bukan di dekat air kolam.
- Jangan menelan air kolam renang pada saat berenang.
Referensi
Referensi:
- B, Thomas G. Overview of Gastroenteritis. Merck Manual Handbook. 2012.