Informasi Penyakit

Kanker Kolorektal

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Kanker Kolorektal

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Di negara barat, kanker usus besar (kolon) dan rektum (kanker kolorektal) adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi dan kanker penyebab kematian no 2. Angka kejadian kanker kolorektal mulai meningkat pada usia 40 tahun dan puncaknya pada usia 60-75 tahun.

Hampir semua kanker usus besar dan rektum (kolorektal) merupakan suatu adenokarsinoma. Kanker kolon biasanya menyebar (metastase) ke hati segera setelah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.


Penyebab Kanker kolorektal

Seseorang dengan riwayat keluarga menderita kanker kolorektal, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengidap kanker kolorektal. Riwayat polip pada keluarga juga meningkatkan risiko kanker kolorektal. Penderita kolitis ulserativa atau penyakit Crohn memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker. Risiko ini berhubungan dengan usia penderita saat kelainan ini timbul, seberapa besar usus atau rektum yang terkena, dan berapa lama penderita telah mengalami kelainan ini.

Makanan memegang perananan penting dalam resiko kanker kolorektal, tetapi bagaimana caranya, tidak diketahui. Di seluruh dunia, orang dengan riksiko tertinggi adalah orang-orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak, tinggi protein hewani, tinggi karbohidrat, dan rendah serat. Selain itu adanya paparan terhadap polusi udara dan air (karsinogen) juga memegang peranan dalam terjadinya kanker.


Gejala Kanker kolorektal

Kanker kolorektal tumbuh perlahan dan lama sebelum akhirnya menimbulkan gejala. Gejalanya tergantung kepada jenis, lokasi dan penyebaran kanker. Rasa lelah dan lemah akibat perdarahan yang tidak kelihatan bisa merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.

Tumor pada usus besar sebelah kiri (kolon desendens) lebih sering menyebabkan sumbatan pada stadium awal, karena ukurannya yang lebih kecil dan konsistensi feses (kotoran) yang agak padat. Penderita bisa mengalami konstipasi dan sering buang air besar secara bergantian, sebelum akhirnya terjadi sumbatan. Penderita juga dapat merasa nyeri perut yang hebat atau seperti kram.

Usus besar sebelah kanan (kolon asendens) memiliki diameter yang besar. Karena isinya berupa cairan, kolon asendens tidak akan tersumbat sampai pada stadium akhir kanker. Tumor pada kolon asendens bisa menjadi sangat membesar sehingga dapat dirasakan melalui dinding perut.

Kebanyakan kanker kolon menyebabkan perdarahan, tapi biasanya perlahan. Tinja dapat dilapisi atau bercampur dengan darah, tetapi seringkali perdarahan yang terjadi tidak terlihat. Untuk itu diperlukan pemeriksaan darah samar terhadap tinja. Perdarahan juga merupakan gejala awal yang paling sering pada kanker rektum. Penderita biasanya tidak merasa nyeri karena kankernya, kecuali kanker sudah menyebar ke jaringan di luar rektum.


Diagnosis Kanker kolorektal

Seperti kanker lainnya, pemeriksaan screening rutin, membantu penemuan dini kanker kolorektal. Pemeriksaan dapat dimulai sejak usia 50 tahun. Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain :

  • Pemeriksaan darah samar pada tinja secara mikroskopik. Agar hasil pemeriksaan lebih akurat, maka penderita sebaiknya makan makanan tinggi serat dan bebas daging merah selama 3 hari sebelum pemeriksaan. Jika ditemukan adanya darah, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.
  • Sigmoidoskopi atau kolonoskopi, bisa dilakukan untuk deteksi dini, dimana bagian dalam usus besar dilihat langsung dengan menggunakan kamera khusus.

Jika kanker telah terdiagnosis, maka biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan, rontgen dada, dan pemeriksaan darah rutin untuk melihat apakah kanker telah menyebar, mendeteksi apakah terjadi anemia, dan mengevaluasi keadaan umum penderita.

Pemeriksaan darah dapat membantu memonitor efektivitas terapi setelah tumor diangkat. Pemeriksaan darah yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar CEA. Kadar CEA akan turun setelah pembedahan dilakukan. Kadar CEA dapat digunakan untuk memonitor apakah kanker muncul kembali. Dua penanda kanker lainnya, yaitu CA 199 dan CA 125, terkadang kadarnya juga meningkat pada kanker kolorektal.


Penanganan Kanker kolorektal

Pada sebagian besar kasus kanker kolon dilakukan pembedahan untuk mengangkat bagian usus yang terkena dan juga kelenjar getah bening di dekatnya. Jika kanker telah menembus dinding usus besar dan menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya, maka perlu dilakukan kemoterapi setelah pembedahan, meskipun efek kemoterapi itu sendiri seringkali rendah.

Untuk kanker rektum, jenis pembedahan yang dilakukan tergantung dari seberapa jauh lokasi kanker dari anus dan seberapa dalam kanker menembus dinding rektum. Pengangkatan seluruh rektum dan anus mengharuskan penderita menjalani kolostomi, yaitu pembedahan untuk menghubungkan usus besar langsung ke dinding perut. Dengan kolostomi, isi usus besar dikosongkan melalui lubang di dinding perut keluar ke dalam suatu kantung, yang disebut kantung kolostomi. Jika masih mungkin untuk dilakukan pengangkatan sebagian rektum saja sehingga masih ada rektum yang tersisa dan anus yang utuh, maka bagian rektum yang tersisa dihubungkan kembali dengan usus besar.

Setelah kanker kolorektal diangkat melalui pembedahan, maka perlu dilakukan kolonoskopi untuk memeriksa usus yang tersisa setiap tahun selama 5 tahun dan kemudian setiap 3 tahun jika tidak ditemukan adanya polip atau tumor.

Kanker rektum yang telah menembus dinding rektum dan menyebar tidak dapat ditangani dengan hanya pembedahan saja. Terapi radiasi setelah pengangkatan tumor, diharapkan bisa membantu mengendalikan pertumbuhan tumor yang tersisa, memperlambat kekambuhan dan memperpanjang masa harapan hidup. Terkadang terapi radiasi atau kemoterapi juga dapat dilakukan sebelum pembedahan. Kemoterapi dapat diberikan untuk mengecilkan ukuran kanker dan membantu memperpanjang harapan hidup penderita.

Penyebaran kanker dan angka harapan hidup penderita kanker kolorektal

Penyebaran kanker

Angka harapan hidup

dalam 5 tahun

Kanker hanya terdapat pada lapisan mukosa usus 90%
Kanker menyusup ke dalam lapisan otot usus 80%
Kanker menyebar ke kelanjar getah bening 30%

Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

- L, Elliot M. Colorectal Cancer. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa