Cedera Kepala pada Anak
Cedera kepala adalah setiap trauma pada kepala yang menyebabkan cedera pada kulit kepala, tulang tengkorak maupun otak.
Cedera kepala pada anak dan komplikasinya merupakan penyebab dari sejumlah besar kematian akibat cedera pada anak-anak. Cedera kepala hebat juga bisa menyebabkan kerusakan yang serius pada otak yang sedang berkembang, sehingga mempengaruhi perkembangan fisik, kecerdasan dan emosional anak dan menyebabkan cacat jangka panjang.
Cedera kepala pada anak paling sering ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 1 tahun dan pada remaja diatas 15 tahun, serta lebih banyak terjadi pada anak laki-laki.
Setiap cedera kepala berpotensi menimbulkan akibat yang serius, karena itu setiap anak yang mengalami cedera kepala sebaiknya diperiksa secara seksama.
Penyebab Cedera kepala pada anak
Penyebab Cedera Kepala pada Anak
Cedera kepala bisa dikelompokkan sebagai cedera kepala tertutup atau terbuka (penetrasi, luka tembus). Pada cedera kepala tertutup, kepala menerima suatu tekanan tumpul karena membentur suatu benda. Pada cedera kepala terbuka, suatu benda berkecepatan tinggi menembus tulang tengkorak dan masuk ke dalam otak.
Cedera kepala yang berat biasanya disebabkan oleh kecelakaan mobil dan motor. Cedera kepala yang ringan terutama terjadi akibat anak terjatuh di dalam atau di sekitar rumah.
Gejala Cedera kepala pada anak
Gejala Cedera Kepala pada Anak
Tanda-tanda dan gejala cedera kepala bisa terjadi segera atau timbul secara bertahap selama beberapa jam. Jika setelah kepalanya terbentur, seorang anak segera kembali bermain atau berlari-lari, maka kemungkinan telah terjadi cedera ringan. Tetapi anak harus tetap diawasi secara ketat selama 24 jam karena gejalanya mungkin saja baru timbul beberapa jam kemudian.
Cedera kepala bisa menyebabkan anak muntah, pucat, rewel atau tampak mengantuk, tanpa disertai penurunan kesadaran maupun tanda-tanda lain dari kerusakan otak. Jika gejala terus berlanjut sampai lebih dari 6 jam atau jika gejala semakin memburuk, maka perlu segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah terjadi cedera kepala yang berat.
Gejala berikut menunjukkan adanya cedera kepala serius yang memerlukan penanganan medis segera:
- penurunan kesadaran
- perdarahan
- laju pernapasan menjadi lambat
- kejang
- patah tulang tengkorak
- memar di wajah atau patah tulang wajah
- keluar cairan dari hidung, mulut atau telinga (baik cairan jernih maupun berwarna kemerahan)
- sakit kepala (hebat)
- hipotensi (tekanan darah rendah)
- tampak sangat mengantuk.
- rewel, perubahan perilaku/kepribadian
- gelisah, linglung, bicara ngawur
- kaku kuduk
- pembengkakan pada daerah yang mengalami cedera
- penglihatan kabur
- luka pada kulit kepala
- perubahan pupil mata
Diagnosis Cedera kepala pada anak
Diagnosis Cedera Kepala pada Anak
Pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain berupa:
- Pemeriksaan fisik, seperti tingkat kesadaran, pergerakan, refleks, mata dan telinga, denyut nadi, tekanan darah dan laju pernapasan.
- Pemeriksaan lain, seperti CT scan dan rontgen kepala.
Penanganan Cedera kepala pada anak
Pengobatan Cedera Kepala pada Anak
Pada cedera kepala yang ringan, anak mungkin tidak perlu menjalani perawatan, tetapi orang tuanya di rumah harus mengawasinya secara ketat dan segera membawanya kembali ke rumah sakit jika muntah terjadi terus menerus dan kesadaran anak semakin menurun.
Jika anak dipulangkan dari rumah sakit pada malam hari, di rumah anak boleh tidur, tetapi orang tuanya perlu membangunkan anak setiap 2-4 jam untuk memastikan bahwa kesadarannya normal.
Seorang anak yang mengalami cedera kepala perlu dirawat di rumah sakit jika:
- tampak sangat mengantuk
- pingsan, meskipun hanya sebentar
- mengalami perasaan/sensasi yang tidak biasa (misalnya mati rasa)
- terdapat kelainan pada kekuatan otot
- memiliki risiko tinggi keadaannya semakin memburuk
Anak-anak yang mengalami patah tulang tengkorak tanpa disertai tanda/gejala dari cedera otak, tidak selalu harus dirawat di rumah sakit. Tetapi, bayi yang mengalami patah tulang tengkorak, terutama patah tulang depresi, harus selalu dirawat di rumah sakit. Pada patah tulang depresi, mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk membuang/mengangkat pecahan tulang dan mencegah cedera lebih lanjut pada otak.
Di rumah sakit dilakukan pengawasan ketat terhadap tingkat kesadaran, laju pernapasan, denyut jantung serta tekanan darah anak. Pemeriksaan pupil mata dan pemeriksaan terhadap adanya perubahan sensasi maupun kekuatan otot, dilakukan sesering mungkin untuk mengetahui adanya peningkatan tekanan di dalam tulang tengkorak.
Kerusakan otak yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki, tetapi kerusakan lebih lanjut bisa dicegah dengan cara mempertahankan kelancaran aliran darah yang mengandung cukup oksigen ke otak. Tekanan di dalam otak dipertahankan senormal mungkin dengan cara mengatasi pembengkakan otak dan mengurangi tekanan pada otak. Pada perdarahan otak (epidural atau subdural), bisa dilakukan pembedahan darurat untuk mengeluarkan darah sehingga bisa mencegah penekanan dan kerusakan otak. Mungkin juga akan dipasang sebuah selang ke dalam salah satu ventrikel untuk mengalirkan cairan serebrospinal sehingga tekanan di dalam otak berkurang.
Prognosis Cedera Kepala pada Anak
Pemulihan fungsi otak tergantung pada beratnya cedera yang terjadi, umur anak, lamanya penurunan kesadaran dan bagian otak yang terkena. 50% dari anak yang mengalami penurunan kesadaran selama lebih dari 24 jam, akan mengalami komplikasi jangka panjang berupa kelainan fisik, kecerdasan dan emosi. Kematian akibat cedera kepala berat lebih sering ditemukan pada bayi. Anak-anak yang bertahan hidup seringkali harus menjalani rehabilitasi kecerdasan dan emosi.
Masalah yang bisa timbul selama masa pemulihan adalah hilangnya ingatan akan peristiwa yang terjadi sesaat sebelum terjadinya cedera (amnesia retrograd), perubahan perilaku, ketidakstabilan emosi, gangguan tidur dan penurunan tingkat kecerdasan.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
Referensi:
- M, Kenneth. Overview of Head Injuries. Merck Manual Handbook. 2008.
- M, Kenneth. Concussion. Merck Manual Handbook. 2008.
- M, Kenneth. Cerebral Contusions and Lacerations. Merck Manual Handbook. 2008.