Informasi Penyakit

Ulkus Peptikum

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Ulkus Peptikum

Ulkus Peptikum

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Ulkus Peptikum adalah luka berbentuk bulat atau oval pada permukaan lambung atau duodenum akibat iritasi oleh asam lambung dan getah saluran cerna.

Nama spesifik ulkus menunjukkan lokasi anatomis atau lingkungan dimana ulkus terbentuk:

  • Ulkus duodenum, merupakan jenis ulkus peptikum yang paling sering terjadi. Ulkus terbentuk di duodenum (usus dua belas jari), yaitu beberapa sentimeter dibawah lambung.
  • Ulkus gaster, lebih jarang ditemukan, biasanya terbentuk di sepanjang lengkung atas lambung.
  • Ulkus marginalis, bisa terbentuk jika ada bagian lambung yang telah diangkat melalui pembedahan. Ulkus terbentuk pada daerah dimana lambung yang tersisa disambungkan ke usus.
  • Stress ulcer, bisa terjadi karena stress akibat penyakit berat atau trauma. Ulkus bisa terbentuk di lambung dan duodenum.

Penyebab Ulkus peptikum

Penyebab Ulkus Peptikum

Ulkus terbentuk jika mekanisme pertahanan dan perbaikan pada permukaan lambung atau duodenum melemah, sehingga membuatnya lebih mudah mengalami kerusakan akibat asam lambung. Penyebab dari menurunnya mekanisme pertahanan ini tidak diketahui.

Penyebab paling sering terjadinya ulkus peptikum yaitu:

  • Infeksi bakteri Helicobacter pylori.
  • Pemakaian obat-obat tertentu, misalnya aspirin, obat NSAID lainnya, dan kortikosteroid. Obat-obat ini mengiritasi permukaan lambung dan bisa menyebabkan terbentuknya ulkus. Namun, sebagian besar orang yang menggunakan obat-obat ini tidak mengalami ulkus peptikum.

Ada faktor yang membuat seseorang menjadi lebih rentan mengalami ulkus peptikum, antara lain merokok dan stress psikologis (karena bisa meningkatkan produksi asam lambung).

Penyebab ulkus peptikum yang lebih jarang adalah suatu jenis tumor yang menyebabkan pembentukan asam lambung yang berlebihan (sindroma Zollinger Ellison). Tumor ini menghasilkan gastrin, yaitu hormon yang menstimulasi lambung untuk menghasilkan asam dalam jumlah besar. Tumor biasanya terdapat di duodenum, pankreas, atau struktur lain di dekatnya, dan bisa bersifat ganas.


Gejala Ulkus peptikum

Gejala Ulkus Peptikum

Ulkus biasanya cenderung untuk sembuh dan terbentuk kembali. Oleh karena itu, rasa nyeri bisa dirasakan selama beberapa hari atau minggu dan kemudian menghilang. Gejala-gejala yang muncul bisa bervariasi, tergantung lokasi ulkus dan usia penderita, misalnya anak-anak dan orang tua mungkin tidak memiliki gejala-gejala yang biasa atau malah tidak bergejala sama sekali. Pada keadaan ini, ulkus hanya ditemukan jika terjadi komplikasi.

Orang-orang dengan ulkus duodenum bisa mengalami gejala-gejala berupa:

  • Rasa perih, panas, atau sakit pada perut, biasanya terletak tepat di bawah tulang dada. Sakit biasanya tidak dirasakan saat bangun tidur, tetapi baru muncul menjelang siang. Perut terasa kosong dan timbul rasa lapar.
  • Rasa nyeri umumnya mereda setelah minum susu, makan, atau mengkonsumsi obat antasida, tetapi biasanya dirasakan kembali 2-3 jam kemudian.
  • Rasa nyeri seringkali membuat penderita terbangun pada malam hari.
  • Penderita biasanya memiliki pola tertentu dan seringkali belajar dari pengalaman untuk mengetahui kapan kekambuhan terjadi, misalnya saat sedang stress.

Gejala-gejala ulkus gaster, ulkus marginal, atau stress ulcer, tidak sama dengan ulkus duodenum, antara lain berupa:

  • Makan bisa meredakan nyeri sesaat atau malah menimbulkan nyeri ketimbang meredakannya.
  • Gejala-gejala sumbatan saluran cerna, berupa kembung, mual, atau muntah setelah makan. Hal ini bisa terjadi karena ulkus gaster terkadang menyebabkan pembengkakan jaringan (edema) yang mengarah pada usus halus, sehingga makanan tidak dapat turun dengan mudah dari lambung.

Sebagian besar ulkus bisa sembuh tanpa disertai komplikasi. Tetapi pada beberapa kasus, ulkus peptikum bisa menyebabkan komplikasi yang bisa berakibat fatal, seperti :

  • Penetrasi. Ulkus bisa menembus dinding lambung atau duodenum dan berlanjut ke organ lain yang berdekatan, seperti hati atau pankreas.
  • Perforasi. Ulkus pada duodenum, atau lambung (lebih jarang), bisa menembus dan membentuk lubang ke rongga perut. Kondisi ini menyebabkan timbulnya rasa nyeri yang hebat dan menetap. Nyeri bisa menyebar dengan cepat ke seluruh perut. Kondisi ini merupakan suatu kegawatdaruratan dan harus segera mendapat penanganan.
  • Perdarahan. Perdarahan yang kecil mungkin tidak jelas dikenali, misalnya dengan adanya sedikit darah pada tinja, tetapi jika terus terjadi, maka bisa menyebabkan timbulnya anemia. Perdarahan yang lebih besar bisa tampak pada muntah yang berwarna merah terang atau coklat kemerahan, serta tinja yang berwarna hitam atau mengandung bekuan darah.
  • Sumbatan. Pembengkakan jaringan yang meradang di sekitar ulkus atau terbentuknya jaringan parut akibat penyembuhan ulkus sebelumnya bisa mempersempit lambung atau duodenum. Akibatnya, penderita bisa menjadi sering muntah, seringkali beberapa jam setelah makan. Dengan berjalannya waktu, kondisi ini bisa menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan elektrolit.
  • Kanker. Ulkus yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori memiliki risiko 3-6x lebih besar untuk menjadi kanker lambung.

Diagnosis Ulkus peptikum

Diagnosis Ulkus Peptikum

Dugaan adanya ulkus peptikum didasarkan dari adanya nyeri perut yang khas. Terkadang, bisa dilakukan pengobatan terlebih dahulu untuk melihat apakah gejala-gejala membaik, sehingga menunjukkan bahwa ulkus menyembuh.

Pemeriksaan penunjang bisa dilakukan untuk memastikan diagnosis, terutama jika:

  • Gejala-gejala tidak membaik setelah beberapa minggu diobati
  • Gangguan muncul pertama kali pada orang-orang yang berusia lebih dari 45 tahun
  • Terjadi penurunan berat badan
  • Terdapat ulkus yang tidak membaik dengan pengobatan, terutama jika beberapa ulkus atau ulkus terbentuk pada tempat yang tidak biasa

Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Endoskopi
  • Foto sinar-X dengan barium
  • Biopsi, bisa dilakukan bersama dengan tindakan endoskopi, dimana contoh jaringan diambil untuk diperiksa dengan mikroskop. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan apakah ulkus bersifat ganas atau tidak, serta untuk mengidentifikasi adanya bakteri Helicobacter pylori.

Penanganan Ulkus peptikum

Pengobatan Ulkus Peptikum

Penanganan yang bisa diberikan antara lain:

- Menghindari iritan, misalnya makanan yang tampaknya bisa memperberat rasa nyeri atau kembung yang ada, serta obat atau bahan yang bisa mengiritasi lambung, misalnya obat NSAID, alkohol, dan nikotin

- Pengobatan, seperti:

  • Antibiotik, seringkali dilakukan, karena penyebab utama terjadinya ulkus adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori.
  • Antasida atau obat-obat untuk mengurangi produksi asam lambung. Antasida tidak efektif untuk menyembuhkan ulkus, tetapi bisa meredakan gejala dengan cara menetralkan asam lambung, misalnya Magnesium hidroksida. Sejumlah kecil magnesium bisa diserap ke dalam darah, sehingga sebaiknya orang-orang dengan gangguan ginjal hanya menggunakannya dalam dosis kecil.
  • Sukralfat. Obat ini bekerja dengan membentuk lapisan pelindung pada dasar ulkus untuk membantu penyembuhan.

- Pembedahan. Tindakan ini jarang dilakukan karena obat-obat yang ada sangat efektif untuk mengobati ulkus peptikum. Pembedahan baru dilakukan jika terdapat komplikasi, misalnya perforasi, sumbatan saluran cerna, perdarahan hebat berulang, adanya dugaan keganasan pada ulkus gaster, atau adanya ulkus peptikum berat yang sering berulang. Namun, ulkus masih bisa terjadi kembali setelah pembedahan.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Ulkus Peptikum

Cara yang bisa dilakukan untuk membantu mencegah terjadinya ulkus peptikum:

  • Tidak merokok atau mengunyah tembakau
  • Batasi konsumsi alkohol
  • Tidak menggunakan aspirin, ibuprofen, atau obat NSAID lainnya secara berlebihan

Belum jelas diketahui bagaimana cara penyebaran bakteri H. pylori, tetapi ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut bisa menular dari orang ke orang atau melalui makanan dan air. Untuk itu, cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi bakteri ini adalah dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air, serta mengkonsumsi makanan yang telah dimasak hingga matang.


Referensi

Referensi:

  • C, Sidney. Peptic Ulcer. Merck Manual Home Health Handbook. 2006.
  • Mayo Clinic. Peptic Ulcer. 2013.
  • S, Andrew. Peptic Ulcer. Web MD. 2012.

(Diperbarui tanggal 21 Agustus 2023)

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa