Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

BELLA PRICYLLA
9 Januari 2024
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

BELLA PRICYLLA
9 Januari 2024

Prostat merupakan kelenjar kecil berukuran sebesar biji kenari yang terletak dibawah kandung kemih, memiliki fungsi menghasilkan cairan semen. Cairan semen berfungsi untuk memberi nutrisi pada sperma dan mengangkut sperma keluar dari penis pada saat pria mengalami ejakulasi.

Kelenjar prostat dapat mengalami pembesaran yang disebut dengan Benign prostatic hyperplasia (BPH). Terjadinya pembesaran pada prostat, seringkali dikaitkan dengan proses alamiah karena proses penuaan.

Adanya pembesaran pada prostat, dapat menekan dan menyumbat saluran kemih sehingga menyebabkan timbulnya keluhan pada saluran kemih, seperti perasaan tidak puas saat berkemih. Proses berkemih yang tidak lancar ini dapat menyebabkan proses peradangan dan pada akhirnya akan mempermudah terbentuknya batu pada kandung kemih. 

 


Penyebab Benign prostatic hyperplasia

Penyebab Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti penyebab dari BPH. Tetapi hal ini sering dikaitkan dengan adanya perubahan hormon pada pria usia lanjut.

Seiring dengan pertambahan usia, kadar hormon testosteron menurun didalam darah, sedangkan kadar hormon estrogen tetap sama. Adanya perubahan hormon inilah yang memicu terjadi pertumbuhan sel prostat. Teori lainnya yang mungkin berperan adalah hormon Dihydrotestosterone (DHT). Beberapa studi menunjukkan, bahwa pria usia lanjut memiliki tinggi kadar hormon DHT, dan rendahnya hormon testosteron. Dimana kadar DHT yang tinggi juga dapat memicu terjadinya pembesaran prostat.

Faktor Risiko BPH

  • Usia. Pria dengan usia diatas 50 tahun berisiko untuk mengalami pembesaran prostat.
  • Riwayat keluarga. Memiliki riwayat keluarga yang pernama mengalami BPH, kemungkinan anda juga berisiko mengalami hal ini.
  • Diabetes dan Penyakit Jantung. Beberapa studi menunjukkan mengalami penyakit ini berisiko untuk mengalami BPH
  • Gaya hidup. Obesitas atau aktivitas fisik yang kurang dapat meningkatkan risiko mengalami BPH.

Gejala Benign prostatic hyperplasia

Gejala Benign Prostatic Hyperplasia, BPH

Tanda dan Gejala Pembengkakan Prostat:

  • Sering tiba-tiba merasakan keinginan untuk buang air kecil
  • Sulit mengeluarkan urin meskipun sudah "kebelet"
  • Sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil
  • Pancaran urin melemah, bahkan dapat hanya menetes saja
  • Air seni yang keluar tidak lancar, bisa tiba-tiba berhenti atau keluar lagi
  • Air seni masih ada yang menetes setelah merasa selesai buang air kecil
  • Setelah selesai buang air kecil, kantung kemih masih terasa berisi

Jika telah terjadi sumbatan total maka menyebabkan penderita tidak dapat berkemih. Air kemih yang tertahan di kandung kemih juga bisa menyebabkan bertambahnya tekanan pada ginjal, tetapi jarang menimbulkan kerusakan ginjal yang menetap.


Kapan harus ke dokter?

Segeralah konsultasikan diri anda ke dokter untuk mendapatkan penanganan, jika anda mengalami keluhan gangguan saat berkemih.


Diagnosis Benign prostatic hyperplasia

Diagnosis Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Diagnosis BPH dapat didasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

  • Anamnesis. Adanya keluhan yang mengarah ke BPH.
  • Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah pemeriksaan colok dubur. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kelenjar prostat.
  • Pemeriksaan Penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah dan usg prostat. Pemeriksaan darah yang dilakukan adalah memeriksa kadar PSA, dimana bertujuan untuk mendeteksi dini kanker prostat. USG Prostat dilakukan bertujuan untuk menilai apakah terdapat pembesaran dari kelenjar prostat.
  • Pemeriksaan lainnya. Pemeriksaan yang mungkin dilakukan adalah endoskopi, dimana memasukkan selang endoskopi melalui uretra untuk mencari kemungkinan penyebab lainnya yang menyumbat saluran kemih.

 


Penanganan Benign prostatic hyperplasia

Pengobatan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Jika sumbatan masih minimal, maka bisa dilakukan beberapa cara sebagai berikut:

  • Mandi air hangat
  • Segera berkemih pada saat keinginan untuk berkemih muncul
  • Hindari alkohol
  • Hindari asupan cairan yang berlebihan (terutama pada malam hari)
  • Kurangi asupan cairan beberapa jam sebelum tidur
  • Hindari pemakaian obat flu yang dijual bebas, yang mengandung dekongestan karena bisa meningkatkan gejala BPH.

Obat-obatan

  • Alfa 1-blocker, seperti Doxazosin, Prazosin, Tamsulosin dan Terazosin.
    Obat-obat tersebut menyebabkan pengenduran (relaksasi) otot-otot pada kandung kemih.
  • Finasteride dan Dutasteride, menghambat hormon DHT yang menyebabkan pembesaran prostat. Diperlukan waktu sekitar 3-6 bulan sampai terjadinya perbaikan yang berarti. Efek samping dari obat tersebut adalah berkurangnya gairah seksual dan impotensi.
  • Obat lainnya, misalnya untuk mengobati prostatitis kronis, yang seringkali menyertai BPH, bisa diberikan antibiotik.

Pembedahan

Pembedahan biasanya dilakukan terhadap penderita yang mengalami kesulitan untuk mengendalikan pengeluaran air kemih, adanya darah dalam urin, kesulitan untuk berkemih, atau infeksi saluran kemih berulang. Pemilihan prosedur pembedahan tergantung dari derajat pembesaran prostat, seperti:

  • TURP (trans-urethral resection of the prostate), merupakan pembedahan BPH yang paling sering dilakukan, yaitu dengan memasukan alat endoskopi ke dalam penis. Karena tidak melakukan sayatan, maka risiko terjadinya infeksi berkurang.
  • Prostatektomi terbuka. Sebuah sayatan bisa dibuat di perut di atas tulang kemaluan atau di daerah perineum (daerah skrotum sampai anus). Tindakan ini jarang digunakan karena angka kejadian impotensi setelah pembedahan mencapai 50%.

Komplikasi Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat pembesaran prostat, seperti:

  • Retensi urin. Suatu kondisi dimana penderita tidak dapat berkemih dengan normal, dibutuhkan pemasangan kateter untuk membantu penderita berkemih.
  • Infeksi saluran kemih. Hal ini terjadi akibat penderita tidak mampu mengosongkan kandung kemih dengan sempurna, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada saluran kemih.
  • Batu saluran kemih. Terbentuknya batu pada saluran kemih juga terjadi akibat ketidakmampuan pengosongan kandung kemih dengan sempurna. Adanya batu pada saluran kemih dapat menimbulkan keluhan nyeri, iritasi saluran kemih, menghambat aliran urin, serta ditemukannya darah dalam urin.
  • Kerusakan kandung kemih. Kandung kemih yang tidak mampu melakukan pengosongan dengan sempurna akan meregang dan melemah seiring berjalannya waktu. Akibatnya dinding otot kandung kemih menjadi melemah dan tidak mampu mengosongkann urin dengan baik.
  • Kerusakan ginjal. Tekanan dari kandung kemih akibat tertahannya urin dapat merusak ginjal atau menyebabkan infeksi pada kandung kemih mencapai ginjal

 


Prognosis Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Prognosis pembesaran prostat umumnya baik, jika segera dilakukan penanganan yang tepat. Penanganan yang tepat mampu mengatasi keluhan pada BPH dan meminimalisirkan risiko terjadinya komplikasi.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti cara untuk mencegah terjadinya BPH. Tetapi hal berikut ini dapat membantu anda menurunkan risiko terjadinya BPH:

  • Perbanyak konsumsi makanan tinggi serat dan vitamin, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan
  • Hindari konsumsi makanan tinggi pengawet
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol
  • Pertahankan berat badan dalam posisi ideal, segera lakukan diet jika bb anda tidak ideal
  • Rutinlah melakukan olahraga 2-3 kali seminggu

 

 

 


Referensi

Referensi:

  • emedicine.medscape.com
  • Mayo Clinic. Benign Prostatic Hyperplasia. 2023
  • Urology Care Foundation. 2023
  • www.medicinenet.com/benign_prostatic_hyperplasia
  • www.webmd.com/men/prostate-enlargement-bph

Diperbarui 8 Januari 2023