Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Amenore hanya normal terjadi saat sebelum pubertas, saat hamil, saat menyusui, dan setelah menopause.
Penyebab Amenore
Penyebab Amenore
Kelainan fungsi pada bagian manapun dari sistem horomonal kompleks yang mengatur siklus menstruasi bisa menyebabkan amenore.
Beberapa wanita tidak pernah mengalami pubertas, sehingga ia tidak pernah mengalami menstruasi. Kelainan ini disebut amenore primer. Pada wanita lainnya, menstruasi mulai terjadi saat pubertas, namun kemudian berhenti. Kelainan ini disebut amenore sekunder.
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan amenore primer:
- Cacat bawaan, misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, hymen imperforata
- Kelainan kromosom, misalnya sindroma Turner (hanya memiliki satu kromosom X)
Kebanyakan wanita mengalami amenore tanpa adanya ovulasi (tidak ada sel telur yang dilepaskan). Pada beberapa kelainan genetik, ovulasi tidak pernah dimulai, sehingga pubertas dan karakteristik seksual sekunder tidak dapat berkembang secara normal.
Penyebab Amenore
Amenore juga bisa mengindikasikan adanya kehamilan (penyebab paling sering terjadinya amenore sekunder) atau sebagai gejala awal kelainan yang serius dan harus dievaluasi.
Beberapa keadaan berikut bisa menyebabkan amenore sekunder:
- Sindroma ovarium polikistik, yang ditandai dengan adanya periode menstruasi yang tidak teratur atau tidak terdapat menstruasi, kegemukan, tingginya kadar hormon pria, dan seringkali adanya kista-kista pada ovarium.
- Sindroma Asherman, adanya jaringan parut pada permukaan rahim akibat infeksi atau pembedahan
- Penggunaan obat-obat tertentu, termasuk obat-obat hallusinogen, kokain, opioid, obat kemoterapi, obat antipsikotik, obat anti-depresan, dan obat kontrasepsi oral pada wanita yang telah mengalami periode menstruasi
Adanya stressor dan kelainan lain akibat gangguan internal atau situasional juga bisa menyebabkan terjadinya amenore. Stress mengganggu pengendalian otak terhadap indung telur, misalnya olahraga yang terlalu berlebihan, gangguan pola makan, atau kurang gizi bisa menyebabkan otak mengirimkan sinyal untuk menurunkan produksi hormon yang menstimulasi indung telur. Akibatnya, indung telur menghasilkan estrogen yang lebih sedikit dan menstruasi tidak terjadi atau berhenti. Kelainan psikiatri, seperti depresi atau kelainan obsesif-kompulsif, juga bisa merupakan suatu stressor.
Gejala Amenore
Gejala Amenore
Amenore bisa disertai atau tidak disertai gejala-gejala lain, tergantung dari penyebabnya. Gejala-gejala lain yang dapat terjadi antara lain : jerawat, rambut tubuh yang berlebihan (hirsutisme), suara yang dalam, sakit kepala, gangguan penglihatan, hot flash, vagina menjadi kering, dan gairah seksual yang menurun.
Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh.
Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut.
Jika amenore berlangsung untuk waktu yang lama, maka kondisi ini dapat menyebabkan masalah yang biasanya berhubungan dengan menopause, misalnya penurunan densitas tulang (osteoporosis) dan peningkatan risiko terjadinya gangguan jantung dan pembuluh darah.
Diagnosis Amenore
Diagnosis Amenore
Amenore primer didiagnosis ketika menstruasi belum juga terjadi sampai usia 16 tahun. Anak perempuan yang tidak mengalami tanda-tanda pubertas (misalnya perkembangan payudara dan rambut kemaluan) sampai usia 13 tahun atau belum menstruasi sampai 5 tahun sejak pubertas dimulai harus dievaluasi untuk menemukan adanya gangguan-gangguan yang mungkin terjadi, misalnya kelainan genetik atau organ.
Amenore sekunder didiagnosis ketika seorang wanita usia reproduktif (yang tidak hamil, menyusui, atau menopause) tidak mengalami menstruasi minimal 6 bulan sejak menstruasi terakhir. Terkadang amenore sekunder didiagnosis jika wanita tersebut tidak menstruasi selama 3 bulan jika periode menstruasi sebelumnya teratur. Untuk itu, perlu juga diketahui bagaimana pola makan, kebiasaan olahraga, riwayat pemakaian obat-obatan, dan kondisi lain yang dapat menyebabkan amenore.
Wanita yang telah memiliki tanda-tanda pubertas dan wanita usia reproduktif yang mengalami amenore perlu dilakukan pemeriksaan kehamilan untuk menyingkirkan kemungkinan amenore akibat kehamilan.
Pemeriksaan fisik dapat membantu dokter untuk menentukan apakah pubertas telah terjadi dan apakah terjadi dengan normal. Pemeriksaan panggul dapat dilakukan untuk menentukan apakah organ-organ genitalia terbentuk dengan normal dan apakah terdapat kelainan.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebabnya:
- Pemeriksaan kadar hormon di dalam darah
- CT Scan, MRI, atau ultrasonografi untuk melihat apakah terdapat tumor
- Hormon (estrogen dan progestin) dapat diberikan untuk mencoba memicu terjadinya menstruasi. Respon ini dapat membantu dokter untuk membantu menentukan lokasi kelainan.
Penanganan Amenore
Pengobatan Amenore
Penyebab yang mendasari terjadinya amenore diobati sebisa mungkin. Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tesebut. Jika penyebabnya adalah kegemukan atau penurunan berat badan yang drastis, maka penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang tepat. Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk menguranginya. Namun, ada beberapa kelainan, seperti kelainan genetik, belum dapat diobati.
Jika seorang anak perempuan belum pernah mengalami menstruasi dan semua hasil pemeriksaan normal, maka perlu dilakukan pemeriksaan ulang setiap 3-6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya. Terapi hormon bisa diberikan untuk memulai menstruasi dan menstimulasi perkembangan ciri-ciri seksual sekunder, misalnya payudara.
Dokter Spesialis
Pemilihan tepat untuk penanganan/penggunaan obat hanya oleh dokter spesialis
Referensi
Referensi:
- P, JoAnn V. Amenorrhea. Merck Manual Home Health Handbook. 2008.