Informasi Penyakit

Rosasea (Rosacea)

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Rosasea (Rosacea)

Rosasea (Rosacea)

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Rosasea adalah suatu kelainan kulit yang bersifat kronis, yang membuat wajah tampak merah dan bisa menyebabkan pembengkakan serta lesi kulit yang tampak seperti jerawat. Rosasea merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya, tetapi bisa menyebabkan penderita menjadi tidak percaya diri atau malu. 


Penyebab Rosasea

Penyebabnya belum diketahui, tetapi bisa terjadi akibat kombinasi faktor herediter dan faktor lingkungan. Setiap orang bisa mengalami rosasea, tetapi lebih cenderung terjadi pada :

  • Wanita
  • Berkulit putih
  • Berusia antara 30-60 tahun
  • Memiliki riwayat keluarga dengan rosasea

Rosasea berupa pelebaran pembuluh darah yang terletak tepat di bawah kulit. Kondisi ini bisa berhubungan dengan gangguan kulit lainnya (jerawat, seboroik) atau gangguan pada mata (keratitis atau blefaritis).

Sejumlah faktor bisa memicu atau memperburuk rosasea dengan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit, antara lain:

  • Makanan atau minuman yang panas
  • Makanan pedas
  • Alkohol
  • Suhu ekstrim
  • Sinar matahari
  • Stress, kemarahan, atau rasa malu
  • Olahraga berat
  • Berendam air panas atau sauna
  • Menggunakan kortikosteroid
  • Menggunakan obat-obat yang melebarkan pembuluh darah, misalnya obat untuk mengendalikan tekanan darah

Gejala Rosasea

Tanda dan gejala rosasea bisa berupa:

  • Wajah tampak kemerahan. Rosasea biasanya menyebabkan kemerahan menetap pada bagian tengah wajah. Pembuluh darah kecil pada hidung dan dagu juga seringkali melebar dan menjadi tampak jelas (telangiektasis).
  • Adanya benjolan-benjolan merah kecil yang membengkak dan mirip dengan jerawat. Benjolan-benjolan ini terkadang mengandung nanah. Kulit bisa terasa hangat dan nyeri.
  • Gangguan pada mata. Sekitar setengah penderita juga mengalami kekeringan, iritasi, dan pembengkakan pada mata. Kelopak mata juga bisa tampak kemerahan.
  • Pembesaran hidung. Pada kasus yang jarang, rosasea bisa menyebabkan penebalan kulit hidung, sehingga hidung tampak membesar (rhinophyma). Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.

Diagnosis Rosasea

Tidak ada pemeriksaan spesifik untuk mendiagnosis rosasea. Diagnosis didasarkan pada gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan kulit.


Penanganan Rosasea

Belum ada pengobatan yang diketahui dapat menyembuhkan rosasea. Penanganan yang diberikan bertujuan untuk mengendalikan dan mengurangi tanda dan gejala yang ada, misalnya berupa:

  • Mengidentifikasi hal-hal yang bisa membuat gejala-gejala memburuk (mengenali faktor pemicu). Cara ini juga bisa membantu mencegah atau mengurangi kekambuhan. Faktor pemicu bisa berbeda-beda pada setiap penderita, antara lain angin, mandi air panas, udara dingin, produk kulit tertentu, olahraga, atau faktor-faktor lainnya.
  • Rosasea bukanlah jerawat, sehingga tidak akan membaik dengan obat jerawat yang dijual bebas.
  • Dokter mungkin akan memberikan antibiotik yang juga memiliki efek anti-peradangan, bisa dalam bentuk krim, gel, atau lotion yang dioleskan pada kulit atau dalam bentuk tablet yang ditelan.
  • Pada kasus yang berat, bedah laser bisa membantu untuk mengurangi kemerahan yang ada. Pembedahan bisa dilakukan untuk mengangkat pembuluh darah yang melebar dan sebagian jaringan hidung yang membengkak, sehingga bisa memperbaiki penampilan penderita.

Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu meredakan atau mencegah timbulnya gejala, antara lain:

  • Menghindari paparan sinar matahari. Menggunakan krim tabir surya setiap hari.
  • Hindari aktivitas lama pada cuaca panas.
  • Cobalah untuk mengurangi stress, misalnya dengan menarik nafas dalam, yoga, atau teknik relaksasi lainnya.
  • Hindari makanan pedas, alkohol, dan minuman panas
  • Hindari tindakan yang mengiritasi kulit wajah, seperti menyentuh atau menggosoknya terlalu sering.
  • Hindari menggunakan produk untuk wajah yang mengandung alkohol atau bahan iritan lainnya.

Referensi

Referensi:

  • L, Milikan. National Rocacea Society. All About Rosacea. www.rosacea.org
  • Mayo Clinic. Rosacea. 2013.
  • V, Linda J. Rosacea. Medline Plus. 2011.
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa