Abses Peritonsiler

Abses Peritonsiler, atau disebut juga Quinsy, adalah penimbunan nanah di daerah belakang mulut, di sekitar tonsil (amandel).


Penyebab Abses peritonsiler

Abses peritonsiler paling sering disebabkan oleh bakteri streptokokus, tetapi terkadang bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya. Abses peritonsil biasanya terjadi sebagai komplikasi dari tonsilitis. Namun dewasa ini, abses peritonsiler jarang terjadi karena adanya penggunaan antibiotik untuk mengobati tonsilitis.

Ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terbentuknya abses peritonsil:

  • infeksi gigi dan gusi 
  • tonsilitis kronis
  • infeksi mononukleosis
  • merokok
  • leukemia limfositik kronik
  • endapan kalsium atau batu pada tonsil 

Gejala Abses peritonsiler

Biasanya tanda awal abses peritonsil adalah sakit tenggorokan. Beberapa gejala yang bisa terjadi adalah:

  • tonsil (amandel) yang membengkak dan merah
  • kelenjar getah bening leher pada sisi yang terkena membengkak dan terasa nyeri
  • nyeri tenggorokan yang hebat
  • nyeri dan kesulitan dalam menelan atau membuka mulut
  • adanya demam dan menggigil
  • sakit kepala
  • sakit pada telinga
  • air ludah mengalir keluar atau tidak mampu menelan air ludah
  • suara seperti bergumam (hot potato voice) atau serak
  • bau mulut yang tidak enak

Abses peritonsil yang tidak diobati untuk waktu yang lama bisa menyebabkan komplikasi serius, misalnya penyebaran infeksi ke daerah rahang bawah, leher, atau dada, bahkan terkadang sampai ke paru-paru dan menyebabkan terjadinya pneumonia.

Jaringan yang membengkak bisa menyebabkan sumbatan pada jalan nafas. Keadaan ini bersifat mengancam nyawa dan merupakan suatu kedaruratian medis.


Diagnosis Abses peritonsiler

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Selain itu, bisa juga dilakukan pemeriksaan penunjang seperti, aspirasi abses dengan jarum untuk memastikan infeksi, atau pemeriksaan pencitraan (misalnya CT scan atau MRI) untuk melihat abses lebih jelas.


Penanganan Abses peritonsiler

Penanganan yang biasanya dilakukan untuk abses peritonsil adalah mengeluarkan nanah di dalamnya. Nanah bisa dikeluarkan dengan menggunakan jarum suntik (aspirasi) atau membuat sayatan kecil pada abses.

Jika cara ini tidak berhasil, maka mungkin perlu dilakukan pengangkatan tonsil (amandel) melalui pembedahan, yang disebut tonsilektomi. Tindakan ini sebaiknya dilakukan pada orang-orang yang sering mengalami tonsilitis atau pernah mengalami abses peritonsil sebelumnya.

Jika penderita mengalami kesulitan untuk minum atau makan, maka perlu dilakukan pemasangan infus untuk menjaga hidrasi tubuh. Obat-obat untuk mengatasi rasa nyeri dan antibiotik juga diberikan.


Dokter Spesialis

Pemilihan tepat untuk penanganan/penggunaan obat hanya oleh dokter spesialis


Pencegahan Abses peritonsiler

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terbentuknya abses peritonsil, antara lain dengan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut, serta tidak merokok.

Jika terjadi tonsilitis, terutama tonsilitis bakteri, maka infeksi perlu segera diobati sampai tuntas untuk mencegah terjadinya abses.


Referensi

Referensi:

  • B, Elana P. Peritonsillar Abscess. KidsHealth. 2012.
  • S, Clarence T. Peritonsillar Abscess and Cellulitis. The Merck Manual. 2012.