Informasi Penyakit

Menopause

VIDYA HARTIANSYAH
11 Oktober 2024
Menopause

Menopause

VIDYA HARTIANSYAH
11 Oktober 2024

Menopause (klimakterium) adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita, di mana:

  • ovarium (indung telur) berhenti menghasilkan sel telur
  • aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti
  • pembentukan hormon wanita (estrogen dan progesteron) berkurang

Menopause adalah berakhirnya masa periode menstruasi secara permanen dan juga berakhirnya kesuburan.

Menopause sebenarnya terjadi pada akhir siklus menstruasi yang terakhir. Tetapi kepastiannya baru diperoleh jika seorang wanita sudah tidak mengalami siklus menstruasi selama minimal 12 bulan. Menopause rata-rata terjadi pada usia 50 tahun, tetapi bisa terjadi secara normal pada wanita yang berusia 40 tahun. Biasanya ketika mendekati masa menopause, lama dan banyaknya darah yang keluar pada siklus menstruasi cenderung bervariasi, tidak seperti biasanya.

Pada beberapa wanita, aktivitas menstruasi berhenti secara tiba-tiba, tetapi biasanya terjadi secara bertahap (baik jumlah maupun lamanya) dan jarak antara 2 siklus menjadi lebih dekat atau lebih jarang. Ketidakteraturan ini bisa berlangsung selama 2-3 tahun sebelum akhirnya siklus berhenti.


Penyebab Menopause

Penyebab Menopause

Seiring dengan bertambahnya usia, ovarium menjadi kurang tanggap terhadap rangsangan hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Akibatnya ovarium melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan pada akhirnya proses pelepasan sel telur berhenti.

Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya bisa berbagai hal, seperti faktor keturunan, penyakit autoimun, dan riwayat merokok. 

Menopause buatan terjadi akibat campur tangan medis yang menyebabkan berkurangnya atau berhentinya pelepasan hormon oleh ovarium. Campur tangan ini bisa berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi aliran darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran pada panggul untuk mengobati kanker. Histerektomi (operasi pengangkatan rahim) menyebabkan berakhirnya siklus menstruasi, tetapi selama ovarium tetap ada, hal tersebut tidak akan mempengaruhi kadar hormon dan tidak menyebabkan menopause.


Gejala Menopause

Gejala Menopause

Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. 

Gejala-gejala yang mungkin ditemukan pada wanita menopause antara lain:

  • Hot flashes. Kulit wajah, leher, dada dan punggung memerah dan terasa hangat, disertai keringat yang berlebihan. Kondisi ini dialami oleh sekitar 75% wanita menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun.
    Hot flashes dapat berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit.
  • Vagina menjadi kering, sehingga bisa terasa nyeri saat berhubungan seksual.
  • Gejala psikis dan emosional, seperti kelelahan, mudah tersinggung, sulit tidur dan gelisah.
  • Pusing, kesemutan dan jantung terasa berdebar-debar.
  • Hilangnya kendali terhadap kandung kemih.
  • Osteoporosis (pengeroposan tulang), terutama pada wanita kurus, merokok, mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, mengkonsumsi kortikosteroid, asupan kalsium yang kurang, dan jarang berolah raga. Osteoporosis bisa menyebabkan tulang menjadi mudah patah.
  • Risiko terjadi penyakit jantung dan pembuluh darah, karena penurunan estrogen menyebabkan peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dan penurunan kadar kolesterol baik (HDL).

gejala menopause


Diagnosis Menopause

Diagnosis Menopause

Pada sekitar tiga per empat wanita, terjadinya menopause bisa diketahui dengan jelas. Untuk itu, biasanya tidak diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Jika menopause dimulai beberapa tahun sebelum usia 50 tahun atau jika gejala-gejala yang ada tidak jelas, maka bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memeriksa apakah terdapat kelainan yang dapat mengganggu periode menstruasi.

Pada kasus yang jarang, jika menopause atau perimenopause perlu dipastikan, maka pemeriksaan darah dilakukan untuk mengukur kadar hormon estrogen dan hormon yang menstimulasi indung telur untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Selain itu, pada pemeriksaan Pap smear bisa diketahui adanya perubahan pada lapisan vagina akibat perubahan kadar estrogen.


Penanganan Menopause

Penanganan Menopause

Penanganan Secara Umum

Perhatikan makanan dan minuman apa saja yang tampaknya memicu terjadinya hot flash (misalnya kopi, teh, dan makanan pedas) dan hindari mengkonsumsi makanan atau minuman tersebut untuk membantu mencegah terjadinya gejala ini. Tidak merokok dan menghindari stress juga dapat membantu meredakan hot flash dan memperbaiki kualitas tidur.

Gunakan pakaian berlapis, sehingga dapat dilepas jika wanita merasa panas dan dipakai jika ia merasa dingin, untuk membantu mengatasi hot flash yang dialami. Gunakan pakaian yang sejuk, misalnya pakaian dalam katun, sehingga dapat membuat lebih nyaman.

Olahraga secara teratur (terutama aerobik) dapat membantu mencegah atau meredakan hot flash dan memperbaiki kualitas tidur.

Teknik relaksasi, meditasi, pijat, dan yoga juga dapat membantu mencegah atau mengatasi hot flash serta meredakan depresi, iritabilitas, dan kelelahan.

Olahraga ringan (misalnya berjalan kaki atau jogging) serta mengkonsumsi Calcium dan Vitamin D tambahan bisa memperlambat pengeroposan tulang. Olahraga rutin, terutama jika ditambah dengan makan makanan rendah kalori, lemak, dan kolesterol, juga membantu untuk menurunkan berat badan, menurunkan kadar kolesterol, dan mengurangi risiko aterosklerosis, termasuk penyakit jantung koroner.

Jika terjadi kekeringan pada vagina yang membuat hubungan seksual terasa nyeri, maka pemakaian pelumas vagina dapat membantu. Tetap berhubungan seksual secara aktif juga dapat membantu, yaitu dengan menstimulasi aliran darah ke vagina dan jaringan sekitar, serta dengan menjaga fleksibilitas jaringan. Senam Kegel dapat membantu mengendalikan kandung kemih. Senam Kegel dapat dilakukan dengan mengeratkan otot-otot panggul seperti saat sedang menghentikan aliran kencing.

Terapi Sulih Hormon

Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan risiko dan keuntungan yang diperoleh dari pemakaian TSH dengan dokter.

Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi akibat terapi sulih hormon, antara lain perdarahan vagina, nyeri payudara, mual, muntah, perut kembung, dan kram rahim.

Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis (dibuat di laboratorium). Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Estrogen dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, antara lain sakit kepala migren.

Wanita pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki risiko menderita kanker endometrium. Risiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya pemakaian estrogen. Jika terjadi perdarahan abnormal dari vagina, maka perlu dilakukan biopsi lapisan rahim.

Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang mengalami:

  • pernah mengalami kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut
  • perdarahan dengan penyebab yang tidak pasti
  • penyakit hati akut
  • gangguan pembekuan darah
  • porfiria intermitten akut

Informasi Produk Terkait Menopause


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • H, Susan L. Menopause. Merck Manual Home Health Handbook. 2007.
  • www.fpnsw.org.au (Gambar Cover)
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa