Informasi Penyakit

Uveitis

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024
Uveitis

Uveitis

BEKTI RAHAYU
13 Februari 2024

Uveitis adalah peradangan yang terjadi di mana saja di lapisan berpigmen pada mata, yang dikenal sebagai uvea. Uvea terdiri dari 3 struktur:

  1. Iris : cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam dan berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata.
  2. Badan silier : otot-otot yang bisa membuat lensa menjadi lebih tebal atau lebih tipis sehingga mata bisa memfokuskan penglihatan jarak jauh atau dekat
  3. Koroid : lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot silier ke saraf optikus di bagian belakang mata

Penyebab Uveitis

Peradangan uvea bisa terjadi karena banyak hal. Tetapi pada sebagian besar kasus uveitis, penyebabnya tidak diketahui.

Banyak orang dengan uveitis memiliki gangguan yang juga mengenai organ lain pada tubuh, seperti sindroma Behcet, ankylosing spondylitis, artritis juvenile idiopatik, sarkoidosis, artritis reaktif, penyakit Crohn, kolitis ulseratif, dan penyakit Vogt-Koyanagi-Harada.

Beberapa orang memiliki infeksi yang luas, seperti tuberkulosis, sifilis, atau penyakit Lyme. Penyebab lain yang dapat menyebabkan infeksi pada mata yaitu infeksi virus herpes simplex, infeksi virus herpes zoster, toxoplasmosis, dan cytomegalovitus. Infeksi cytomegalovirus umumnya terjadi pada orang-orang yang terinfeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) / AIDS.

Cedera mata merupakan penyebab yang sering untuk terjadinya uveitis anterior. Pada kasus yang jarang, beberapa obat seperti rifabutin, sulfonamide, pamidronate, dan cidofovir juga dapat menyebabkan uveitis.


Gejala Uveitis

Gejala awal uveitis bisa ringan atau berat, tergantung dari bagian uvea yang terkena dan beratnya peradangan yang terjadi. Berdasarkan lokasinya, uveitis dapat dibagi menjadi:

  • Uveitis anterior, merupakan peradangan yang terjadi pada bagian depan uvea, termasuk iris. Biasanya muncul nyeri yang hebat pada mata, konjungtiva menjadi merah, nyeri jika terpapar cahaya terang, dan penglihatan sedikit menurun.
  • Uveitis intermediate, merupakan peradangan pada bagian tengah uvea. Penglihatan bisa menurun dan mungkin melihat bintik-bintik hitam yang melayang-layang (floaters), tetapi biasanya tidak terasa nyeri.
  • Uveitis posterior, merupakan peradangan pada bagian belakang uvea, dan bisa meliputi koroid serta retina. Penglihatan menurun dan muncul floaters. Selain itu retina juga bisa terlepas, sehingga penglihatan pada daerah tepi bisa menghilang dan penglihatan menjadi buram. Saraf optikus bisa meradang, sehingga terjadi hilangnya penglihatan yang bervariasi dari adanya titik buta kecil (blind spot) sampai buta total.
  • Panuveitis, merupakan peradangan yang mengenai seluruh uvea, sehingga bisa menyebabkan kombinasi dari gejala-gejala tersebut di atas.

Uveitis bisa menyebabkan kerusakan pada mata dengan cepat dan menyebabkan komplikasi jangka panjang, seperti kerusakan retina, glaukoma, pembengkakan makula, dan katarak. Banyak orang hanya mengalami satu episode uveitis, tetapi ada juga yang mengalami uveitis berulang selama beberapa bulan sampai beberapa tahun.


Diagnosis Uveitis

Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan mata. Pemeriksaan mata menggunakan slit lamp memungkinkan dokter untuk melihat kondisi mata dengan lebih jelas.


Penanganan Uveitis

Bila uveitis disebabkan karena kondisi tertentu, pengobatan difokuskan untuk mengatasi kondisi tersebut. Biasanya pengobatan uveitis sama apapun penyebabnya, asalkan bukan karena infeksi.

Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi pembengkakan di mata dan bagian tubuh lainnya bila ada. Pada beberapa kasus, pengobatan dapat memerlukan waktu beberapa bulan hingga tahunan.

Obat-obatan

  • Untuk mengurangi peradangan. Dokter dapat meresepkan obat anti radang, misalnya kortikosteroid. Tetes mata steroid biasanya tidak cukup untuk mengatasi peradangan di belakang mata, sehingga injeksi atau tablet mungkin diperlukan.
  • Untuk mengontrol spasme. Tetes mata yang melebarkan pupil dapat diresepkan untuk mengendalikan spasme di iris dan badan siliar, yang dapat meredakan mata nyeri.
  • Anti bakteri atau virus. Bila uveitis disebabkan oleh infeksi, dokter akan meresepkan antibiotik, antivirus, atau obat lainnya, dengan atau tanpa kortikosteroid.
  • Obat yang mempengaruhi sistem imun atau menghancurkan sel. Obat penekan imun diperlukan bila uveitis mengenai kedua mata, tidak merespons kortikosteroid atau menjadi sangat berat sehingga mengancam penglihatan.

Beberapa obat di atas dapat memiliki efek samping yang serius, misalnya glaukoma dan katarak, dan dapat menyebabkan efek samping pada bagian tubuh lainnya. Pastikan Anda mengkonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter.

Pembedahan dan Prosedur Lainnya

  • Vitrectomy. Pembedahan untuk membuang sebagian vitreous di mata jarang digunakan untuk mendiagnosis atau menangani kondisi.
  • Implant yang melepaskan obat. Pada pasien dengan uveitis posterior yang sulit diobati, alat yang ditanamkan di mata dapat menjadi pilihan. Alat ini secra perlahan melepaskan kortikosteroid ke dalam mata selama beberapa bulan atau tahun bergantung pada implant yang digunakan.

Kecepatan penyembuhan bergantung pada jenis uveitis dan seberapa berat gejala. Uveitis pada bagian belakang mata cenderung sembuh lebih lambat dibandingkan dengan uveitis bagian anterior. Peradangan berat memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh.


Informasi Produk Terkait Uveitis


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Referensi

Referensi:

  • C, Emmett T. Uveitis. Merck Manual Home Health Handbook. 2012.
  • www.mayoclinic.org/diseases-conditions/uveitis/diagnosis-treatment/drc-20378739. 2023

(Diperbarui tanggal 14 September 2023)

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa