Informasi Penyakit

Atresia Anus

BELLA PRICYLLA
20 Juni 2024
Atresia Anus

Atresia Anus

BELLA PRICYLLA
20 Juni 2024

Atresia Anus (Anus Imperforatus) adalah suatu keadaan di mana lubang anus tidak terbentuk. Kebanyakan bayi yang menderita atresia anus juga memiliki fistula (hubungan abnormal), misalnya antara anus dengan uretra, perineum, dasar penis atau skrotum (pada laki-laki), dasar vagina (pada perempuan), maupun kandung kemih.


Penyebab Atresia anus

Penyebab Atresia Anus

Atresia anus merupakan kelainan yang telah ada sejak lahir dan disebabkan oleh gangguan pembentukan saat masa perkembangan janin. Penyebabnya belum diketahui. Pada beberapa keluarga didapatkan adanya lebih dari satu orang yang mengalami kelainan di daerah anorektal, sehingga diduga kelainan ini juga berkaitan dengan faktor genetik.

Kelainan ini ditemukan pada 1 diantara 5000 bayi.


Gejala Atresia anus

Gejala Atresia Anus

Gejalanya adalah:

  • Mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir) tidak keluar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir
  • Tinja keluar dari vagina, dasar penis, skrotum, atau uretra
  • Tidak terlihat atau berubahnya posisi lubang anus
  • Perut menggembung
  • Jika disusui, bayi akan muntah

Kapan harus ke dokter ?

Biasanya kondisi atresia ani dapat segera diketahui segera lahir , terutama jika proses persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan. Tetapi, jika bayi setelah lahir mempunyai keluhan hal berikut ini segeralah bawa anak anda ke rumah sakit terdekat :

  • BAB anak belum keluar setelah 24 jam lahir
  • BAB anak keluar dari vagina
  • BAB anak keluar dari saluran kencing
  • Perut anak semakin membesar

Diagnosis Atresia anus

Diagnosis Atresia Anus

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan pencitraan juga dapat dilakukan untuk membantu memastikan diagnosis.

pemeriksaan rontgen atresia anus

Sumber gambar: www.sciencedirect.com


Penanganan Atresia anus

Penanganan Atresia Anus

Bayi harus diperiksa apakah memiliki kelainan lainnya, terutama yang mengenai alat kelamin, saluran kemih, dan tulang belakang.

Seringkali diperlukan pembuatan kolostomi sementara (ujung usus besar disambung ke dinding perut, sehingga tinja bisa keluar), sampai akhirnya dilakukan pembedahan untuk membentuk lubang anus. Jika terdapat fistula, juga dilakukan penutupan fistula.

Tindakan pembedahan biasanya dilakukan untuk penanganan atresia ani, meliputi Colostomy , Anorektal repair , atau Colostomy closure


Komplikasi Atresia Anus

Atresia ani dapat menyebabkan masalah pada cara anak buang air besar. Permasalahan ini dapat bervariasi bergantung jenis atresia ani yang dimiliki oleh anak, ini termasuk :

  • Saluran anus yang menyempit. Adanya saluran bab yang menyempit ini dapat menyebabkan anak kesulitan saat buang air besar, sehingga akan anak menjadi sulit bab (sembelit) dan sakit saat bab.
  • Terdapat selaput diatas lubang anus. Anak mungkin tidak dapat buang air besar.
  • Bagian usus besar (rektum) tidak terhubung ke anus, tetapi ada fistula (celah). Tinja anak dapa keluar memalui celah ini, bukan dari anus, sehingga memicu adanya infeksi.
  • Bagian usus besar (rektum) tidak terhubung ke anus, tetapi tidak ada fistula (celah). Tidak ada cara bagi tinja untuk keluar dari usus. Bayi tidak dapat BAB, jika tidak segera diobati, maka dapat berakibat fatal.

 


Prognosis Atresia Anus

Sebagian besar bayi yang lahir dengan atresia ani dapat diobati segera setelah lahir. Sebagian besar anak dapat sembuh dengan baik setelah operasi dan tidak mengalami komplikasi. Tetapi, prognosis juga dapat bergantung dari jenis atresia ani yang dialami dan respon pengobatan yang telah anak jalani.


Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Atresia Anus

Seperti kebanyakan kelainan bawaan lainnya, tidak ada cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya atresia anus.


Referensi

  • Johns Hopkins Children's Center. Imperforate Anus. www.hopkinschildrens.org
  • K, Neil K. Imperforate Anus. Medline Plus. 2011.
  • St Louis Children. Anorectal Malformation
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa