Artikel

Medicastore

Informasi Penyakit

Cedera Akibat Listrik

BELLA PRICYLLA
13 Desember 2023
Cedera Akibat Listrik

Cedera Akibat Listrik

BELLA PRICYLLA
13 Desember 2023

Cedera Akibat Listrik adalah kerusakan yang terjadi akibat arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia, dimana arus listrik membakar jaringan tubuh ataupun menyebabkan terganggunya fungsi organ dalam.

Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak langsung dengan arus listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia akan menghasilkan panas yang dapat membakar dan menghancurkan jaringan tubuh. Meskipun luka bakar listrik terlihat ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi kerusakan organ dalam yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak.

Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera melalui 3 cara :

  • Henti jantung akibat efek listrik terhadap jantung
  • Kerusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik yang melewati tubuh
  • Luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik

Penyebab Cedera akibat listrik

Penyebab Cedera Akibat Listrik

Cedera listrik bisa terjadi akibat menyentuh kabel listrik ataupun sesuatu yang menghantarkan arus listrik. Selain itu, cedera akibat listrik juga bisa terjadi karena sambaran petir.

Cedera akibat listrik bisa berupa luka bakar ringan sampai terjadinya kematian. Tingkat keparahan cedera yang terjadi tergantung pada:

- Jenis dan kekuatan arus listrik

Umumnya, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan dengan arus bolak-balik (AC). Arus DC cenderung menyebabkan kontraksi otot yang kuat dan seringkali menyebabkan korban terdorong/terlempar dari sumber arus listrik. Arus AC sebesar 60 hertz bisa menyebabkan otot terpaku pada posisinya, sehingga korban tidak dapat melepaskan genggamannya pada sumber listrik. Akibatnya korban terkena sengatan listrik lebih lama sehingga terjadi luka bakar yang berat. Biasanya semakin tinggi tegangan dan kekuatannya, maka semakin besar kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua jenis arus listrik tersebut. Selain itu, arus listrik yang mengalir melalui dada juga bisa menyebabkan gangguan irama jantung yang bisa berakibat fatal.

- Ketahanan tubuh terhadap arus listrik

Resistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat aliran arus listrik. Resistensi tubuh sebagian besar terpusat pada kulit dan tergantung pada keadaan kulit.

  • Resistensi kulit yang kering dan sehat rata-rata 40 kali lebih besar daripada resistensi kulit yang tipis dan lembab.
  • Resistensi kulit yang mengalami luka atau resistensi selaput lendir yang lembab (misalnya mulut), hanya separuh dari resistensi kulit utuh yang lembab.
  • Resistensi kulit telapak tangan atau telapak kaki yang tebal adalah 100 kali lebih besar dari kulit yang lebih tipis.

Luka bakar bisa terjadi pada titik masuk dan keluarnya arus listrik, disertai dengan hangusnya jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya arus listrik.

- Jalur arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh

Arus listrik paling sering masuk ke dalam tubuh melalui tangan atau kepala; dan paling sering keluar dari tubuh melalui kaki. Arus listrik yang mengalir dari lengan yang satu ke lengan yang lain atau arus listrik yang mengalir dari lengan ke tungkai bisa melewati jantung, sehingga lebih berbahaya daripada arus listrik yang mengalir dari tungkai ke tanah.

Arus listrik yang melewati kepala bisa menyebabkan:
- kejang
- perdarahan otak
- kelumpuhan pernafasan
- perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka pendek, perubahan kepribadian, mudah tersinggung dan gangguan tidur)
- gangguan irama jantung

- Lamanya terkena arus listrik.

Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak jumlah jaringan yang mengalami kerusakan. Seseorang yang terkena arus listrik bisa mengalami luka bakar yang berat. Tetapi, jika seseorang tersambar petir, jarang mengalami luka bakar yang berat karena kejadiannya berlangsung sangat cepat sehingga arus listrik cenderung melewati tubuh tanpa menyebabkan kerusakan jaringan yang luas. Namun, sambaran petir bisa menimbulkan gangguan pada jantung dan paru-paru, serta bisa menyebabkan kerusakan pada saraf atau otak.


Gejala Cedera akibat listrik

Gejala Cedera Akibat Listrik

Gejala-gejala yang terjadi tergantung dari banyak hal, antara lain :

  • Jenis dan kekuatan arus listrik
  • Berapa lama kontak dengan arus listrik
  • Bagaimana arus listrik berjalan di dalam tubuh
  • Kondisi kesehatan seseorang

Sengatan listrik seringkali menyebabkan luka bakar pada kulit dan bisa juga pada jaringan yang lebih dalam. Luka bakar yang paling berat terjadi pada tempat masuk dan keluarnya arus listrik. Tempat masuk arus listrik biasanya di tangan atau kepala dan tempat keluar biasanya di kaki. Jika terjadi kerusakan pada sejumlah besar otot, maka zat kimia yang disebut myoglobin akan dilepaskan ke dalam darah dan bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal.

Sengatan listrik yang besar bisa menyebabkan gangguan irama jantung, mulai dari yang tidak berbahaya hingga yang berakibat fatal. Sengatan listrik yang besar juga memicu kontraksi otot yang kuat, hingga membuat seseorang terlempar. Akibatnya, bisa terjadi dislokasi sendi, patah tulang, dan cedera tumpul lainnya.

Dalam keadaan basah, kita dapat mengalami kontak dengan arus listrik. Pada keadaan tersebut, resistensi kulit bisa sedemikian rendah sehingga tidak terjadi luka bakar tetapi henti jantung dan jika tidak segera mendapatkan pertolongan, korban akan meninggal.

Petir jarang menyebabkan luka bakar di titik masuk dan titik keluarnya. Kulit bisa tidak memiliki tanda apapun atau mungkin hanya berupa luka bakar ringan dengan pola seperti cabang pohon.

Setelah seseorang tersambar petir, jantung bisa berhenti berdetak atau mengalami ketidakteraturan, dan seringkali terjadi henti nafas. Jantung mungkin bisa berdetak kembali dengan sendirinya, tetapi jika korban tidak kembali bernafas, maka tubuh akan mengalami kekurangan oksigen dan bisa menyebabkan kerusakan saraf, sehingga bisa terjadi henti jantung kembali.

Gejala-gejala lain yang dapat ditemukan :

  • Sindroma kompartemen. Jika terjadi kerusakan otot yang hebat, maka anggota gerak bisa sangat membengkak, sehingga menyebabkan penekanan pada pembuluh darah arteri yang menghambat suplai darah ke anggota gerak.
  • Cedera pada saraf dan otak, sehingga bisa terjadi kejang, perdarahan otak, gangguan ingatan jangka pendek, perubahan kepribadian, penurunan kesadaran, sampai koma.
  • Kerusakan pada saraf atau medula spinalis, sehingga menyebabkan kelemahan, kelumpuhan, rasa baal, kesemutan, nyeri kronis, dan gangguan ereksi (impotensi).
  • Katarak, jika arus listrik mengenai mata. Katarak bisa terjadi dalam waktu beberapa hari atau bertahun-tahun kemudian.

Kapan harus ke dokter?

Segeralah untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut ke rumah sakit terdekat, jika anda atau orang di sekitar anda mengalami hal ini


Diagnosis Cedera akibat listrik

Diagnosis Cedera Akibat Listrik

Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat trauma listrik, gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Seseorang yang mengalami trauma akibat listrik perlu dilakukan pemeriksaan untuk melihat apakah terdapat luka bakar, patah tulang, dislokasi sendi, atau cedera lainnya. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain :

  • Pemeriksaan rekam jantung (elektrokardiografi) untuk memantau detak jantung. Pemantauan biasanya dilakukan selama 12-24 jam.
  • Pemeriksaan pencitraan, seperti CT scan atau MRI, bisa dilakukan jika korban tidak sadarkan diri. Pemeriksaan ini berguna untuk melihat apakah terjadi kerusakan pada otak.
  • Pemeriksaan darah atau air kemih 

Penanganan Cedera akibat listrik

Pengobatan Cedera Akibat Listrik

Penanganan yang perlu dilakukan untuk korban trauma listrik :

  • Hubungi petugas medis atau orang lain untuk memanggil bantuan
  • Jangan langsung menyentuh korban, karena mungkin masih terdapat kontak dengan sumber listrik.
  • Berdiri jauh-jauh, setidaknya 20 kaki dari korban, sampai arus listrik bisa dimatikan.
  • Sedapat mungkin matikan sumber arus listrik. Jangan menyentuh penderita hingga arus listrik telah dimatikan, terutama pada arus listrik bertegangan tinggi. Banyak orang yang mengalami trauma listrik saat mencoba menyelamatkan orang lain.
  • Jika arus listrik tidak bisa dimatikan, gunakan benda-benda yang kering dan tidak menghantarkan listrik, seperti kayu atau plastik (kursi, sapu, atau karpet), untuk mendorong penderita menjauhi sumber arus listrik. Jangan gunakan benda-benda yang basah atau terbuat dari logam.
  • Berdirilah di atas sesuatu yang kering dan tidak menghantarkan listrik (misalnya keset atau kertas koran yang dilipat). Jangan coba-coba menolong korban yang berada di dekat arus listrik bertegangan tinggi.
  • Setelah aman dari sumber listrik, periksa apakah korban bernafas dan memiliki denyut nadi. Jika tidak, mulailah lakukan resusitasi jantung paru segera.
  • Jika korban tidak sadar, tampak pucat, atau menunjukkan tanda-tanda syok, maka baringkan korban dengan posisi kepala lebih rendah dari badan dan kedua tungkai diangkat.
  • Bawa korban segera ke rumah sakit.

Jika korban mengalami luka bakar, buka semua pakaian yang mudah dilepaskan dan siram bagian yang terbakar dengan air dingin yang mengalir untuk mengurangi nyeri.

Cedera listrik seringkali disertai dengan terlontarnya atau terjatuhnya korban sehingga terjadi cedera traumatik tambahan, baik berupa luka luar yang tampak nyata maupun luka dalam yang tersembunyi. Jangan memindahkan kepala atau leher korban jika diduga telah terjadi cedera tulang belakang. Sebaiknya dicari apakah terdapat tanda-tanda patah tulang, dislokasi sendi, dan cedera tumpul maupun cedera tulang belakang.

Beberapa kondisi yang membuat seseorang perlu dirawat di rumah sakit, antara lain :

  • Hasil rekam jantung yang abnormal
  • Korban tidak sadarkan diri
  • Terdapat gejala-gejala gangguan jantung, misalnya nyeri dada, sesak nafas, atau berdebar-debar
  • Terdapat cedera berat lainnya
  • Korban sedang hamil
  • Korban diketahui memiliki masalah jantung

Dokter Spesialis

Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.


Pencegahan Cedera Akibat Listrik

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya sengatan listrik :

  • Jauhkan kabel listrik dari jangkauan anak-anak
  • Gunakan pengaman pada colokan listrik
  • Ajarkan kepada anak-anak mengenai bahaya dari listrik
  • Ikuti petunjuk pabrik jika menggunakan alat-alat elektronik
  • Kabel listrik harus dipasang dan diperbaiki oleh tenaga ahli
  • Hindari pemakaian alat listrik pada keadaan basah
  • Jangan menyentuh alat listrik ketika sedang memegang keran atau pipa air

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari sambaran petir :

  • Dengarkan berita perkiraan cuaca saat musim hujan. Hal ini penting untuk merencanakan kegiatan di luar rumah.
  • Saat hujan turun, sebaiknya tidak berada di tempat terbuka dan segera cari tempat berteduh yang aman, misalnya di dalam gedung atau kendaraan yang tertutup rapat (misalnya mobil dengan jendela tertutup).
  • Berteduh di bawah pohon atau gazebo tidaklah aman.
  • Berhenti melakukan aktivitas di tempat terbuka setidaknya sampai 30 menit sesudah petir terakhir terdengar atau kilat terlihat.
  • Untuk mencegah sambaran petir di dalam rumah, jangan melakukan kontak dengan pipa air atau kabel listrik, misalnya menggunakan komputer, bermain video game, atau menggunakan peralatan listrik lainnya. Telpon selular dan MP3 player aman untuk digunakan.
  • Jauhi jendela dan pintu saat berada di dalam rumah
  • Matikan dan cabut peralatan listrik saat berada di dalam rumah

Referensi

Referensi :

  • C, Mary Ann. Electrical Injuries. Merck Manual Home Health Handbook. 2009.
  • C, Mary Ann. Lightning Injuries. Merck Manual Home Health Handbook. 2009.
  • H, Jacob L. Electrical Injury. Medline Plus. 2013.
  • Mayo Clinic. Electrical Shock : First Aid. 2012.

Diperbarui 20 September 2023