Sarkoma Kaposi
Sarkoma Kaposi adalah jenis kanker yang terbentuk pada lapisan pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Ada 4 jenis Sarkoma Kaposi :
- Sarkoma Kaposi yang berhubungan dengan AIDS atau epidemi. Jenis ini terjadi pada orang yang terinfeksi HIV . HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS .
- Sarkoma Kaposi terkait transplantasi atau iatrogenik. Jenis ini terjadi pada orang yang mengonsumsi obat untuk mengendalikan sistem imunitas setelah transplantasi organ.
- Sarkoma Kaposi klasik. Tipe ini terjadi pada pria lanjut usia keturunan Eropa Timur , Mediterania , dan Timur Tengah. Biasanya tumbuh dengan lambat dan dapat menyebabkan pembengkakan di area tertentu seperti kaki.
- Sarkoma Kaposi endemik. Tipe ini menyerang generasi muda di Afrika. Bisa tumbuh secara perlahan di kulit atau dengan cepat di dalam tubuh.
Penyebab Sarkoma kaposi
Penyebab Sarkoma Kaposi
Pada penderita AIDS, penyakit ini terjadi akibat gangguan sistem kekebalan dan penelitian terakhir menyebutkan adanya kombinasi antara gangguan sistem kekebalan dengan sejenis virus herpes yang belum teridentifikasi.
Gejala Sarkoma kaposi
Gejala Sarkoma Kaposi
Sarkoma Kaposi menimbulkan bercak jaringan abnormal yang dapat muncul di berbagai tempat di seluruh tubuh. Lesi dapat berkembang di jaringan di bawah permukaan kulit atau di mukosa yang melapisi bagian dalam mulut , hidung , atau anus. Sarkoma Kaposi juga dapat berkembang di lapisan organ dalam seperti hati , paru-paru , dan perut.
Lesi Kulit pada Sarkoma Kaposi
Sumber : Wikipedia.com
Gejala spesifiknya meliputi:
- Bintik atau bercak berwarna ungu, coklat atau merah dengan permukaan bergelombang atau halus.
- Limfedema , yang dapat terjadi ketika lesi menyumbat salah satu kelenjar getah bening .
- Gangguan pernapasan atau batuk darah karena ada lesi di paru-paru.
- Darah di tinja (pendarahan lambung) dan nyeri perut akibat lesi di perut.
- Diare akibat lesi pada saluran pencernaan.
- Sembelit atau muntah akibat lesi yang menghalangi bagian saluran pencernaan.
- Mulut terasa nyeri saat makan karena adanya lesi di mulut.
Terdapat 2 macam bentuk Sarkoma Kaposi :
- Penyakit pada usia lanjut , biasanya pada orang Eropa , Yahudi atau Itali.
Kanker tumbuh sangat lambat dan jarang menyebar. - Penyakit pada anak-anak dan pria muda di Afrika dan pada penderita AIDS.
Kanker tumbuh jauh lebih cepat dan seringkali melibatkan pembuluh darah pada organ dalam.
Pada pria usia lanjut, Sarkoma Kaposi biasanya tampak sebagai bintik ungu atau coklat tua di jari kaki atau tungkai.
Kanker bisa tumbuh sampai berukuran bebarapa sentimeter atau lebih, sebagai daerah berwarna gelap yang mendatar atau agak menonjol, yang cenderung mengalami perdarahan dan membentuk tukak.
Kanker bisa menyebar secara perlahan ke tungkai.
Pada orang Afrika dan pada penderita AIDS, kanker biasanya pertama kali muncul sebagai bintik pink, merah atau ungu, yang berbentuk lonjong atau bundar.
Bintik-bintik ini bisa muncul di bagian tubuh mana saja, tetapi seringkali tumbuh di wajah.
Dalam beberapa bulan bintik-bintik lainnya muncul di beberapa bagian tubuh, termasuk mulut, juga pada organ dalam dan kelenjar getah bening dan bisa menyebabkan perdarahan internal.
Diagnosis Sarkoma kaposi
Diagnosis Sarkoma Kaposi
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil biopsi kulit.
Penanganan Sarkoma kaposi
Pengobatan Sarkoma Kaposi
Berikut adalah beberapa pengobatan yang dilakukan untukmengatasi sarcoma Kaposi :
- Pembedahan
Jika lesi yang ada kecil, maka bisa dihilangkan melalui pembedahan. Dokter akan menyuntikkan obat anestesi lokal ke area yang akan dilakukan pembedahan, sebelum mengeluarkannya.
- Krioterapi
Krioterapi atau (cryotherapy) dilakukan dengan cara membekukan lesi dengan menggunakan nitrogen cair, kemudian dikeluarkan jaringan lesi tersebut.
- Gel asam retinoat
Pengobatan lain yang bisa dilakukan terhadap lesi yang kecil adalah dengan menggunakan gel Asam retinoat yang dioleskan langsung ke kulit beberapa kali sehari. Efek samping yang umum terjadi adalah iritasi ringan & kemerahan di kulit. Dokter akan menentukan apakah sediaan asam retinoat bisa digunakan untuk mengobati lesi sarkoma kaposi yang dialami.
- Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat yang kuat untuk menghancurkan sel kanker. Kemoterapi seringkali digunakan bila sel kanker telah menyebar ke > 1 area. Obat kemoterapi bisa digunakan melalui infus ke pembuluh darah di lengan atau dalam bentuk tablet yang diminum. Jika lesinya kecil, maka obat kemoterapi bisa disuntikkan langsung ke lesi tersebut, yang disebut dengan kemoterapi intralesi.
Kemoterapi bisa menyebabkan beberapa efek samping, termasuk muntah, rambut rontok yang bersifat sementara, rasa lelah dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi. Untuk mengurangi efek samping yang mungkin terjadi, pengobatan yang disebut dengan kemoterapi liposomal bisa digunakan. Pada kemoterapi liposomal, obat yang digunakan diberi selaput berbasis lemak yang disebut dengan liposom.
- Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk menghancurkan sel kanker & sebisa mungkin hanya menimbulkan sedikit bahaya kepada sel sehat lainnya. Radioterapi bisa sangat efektif mengurangi gejala sarkoma kaposi yang telah mempengaruhi organ lain, seperti misalnya sulit bernafas & bengkak pada tangan & kaki, serta sarkoma kaposi yang mempengaruhi telapak kaki. Efek samping dari radioterapi adalah : rasa lelah, sakit pada kulit (terutama pada pasien dengan infeksi HIV tingkat lanjut), kaku pada otot & persendian, mual, rambut rontok sementara, hilangnya nafsu makan, hilangnya gairah seksual, menopause dini pada wanita, disfungsi ereksi sementara pada pria. Sebagian besar efek samping tersebut akan menghilang secara bertahap setelah sesi pengobatan selesai.
- Imunoterapi
Pada imunoterapi atau yang dikenal juga dengan terapi biologi, antibodi khusus diciptakan di laboratorium yang bekerja dengan cara merubah penampilan sel kanker sehingga sistem kekebalan tubuh akan menganggap mereka sebagai benda asing. Kemudian sisteme kekebalan tubuh akan menyerang sel tersebut dengan cara yang sama ketika menyerang saat terjadi infeksi.
Interferon alfa adalah imunoterapi suntik yang sekarang mulai jarang digunakan untuk mengobati sarkoma kaposi karena banyak menimbulkan efek samping. Biasanya diberikan dalam bentuk suntikan ke kulit selama beberapa minggu. Efek samping yang umumnya terjadi pada pemberian interferon alfa adalah : menggigi ; demam (suhu > 38°C) , hilangnya nafsu makan , mual , sakit kepala , lelah , rasa sakit di punggung , otot dan persendian.
Sarkoma kaposi yang berkaitan dengan HIV
Pengobatan untuk sarkoma kaposi yang berkaitan dengan infeksi HIV bertujuan untuk mengurangi kadar HIV dalam darah sehingga sistem kekebalan tubuh bisa kembali pulih. Sehingga kadar human herpes virus-8 atau HHV-8 dalam darah bisa berkurang dan sarkoma kaposi tidak muncul kembali. HHV-8 adalah virus yang menyebabkan sarkoma kaposi.
Jika mengalami sarkoma kaposi yang berkaitan dengan HIV, maka akan diberikan program terapi anti retrovirus kombinasi atau combination antiretroviral therapy (cART) untuk mengurangi jumlah HIV dalam darah menjadi sangat rendah atau dalam kadar yang tidak terdeteksi.
Selain dengan cART, maka bisa juga dilakukan pengobatan dengan radioterapi atau kemoterapi, tergantung dari lokasi & kondisi kanker serta gejala yang ditimbulkan.
Informasi Produk Terkait Sarkoma Kaposi
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Referensi
Referensi :
- NHS.UK. Kaposi's sarcoma. 2013
Diperbarui 25 September 2023