dr.zaky hasan-medicastore.com
19-11-2015

Program Dokter Spesialis Layanan Primer

Pembicara Seminar Media Bertema : Dokter Spesialis Layanan Primer (DLP), mengapa harus ada di Indonesia?

Sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan nasional, kedudukan tenaga kesehatan di layanan primer yaitu dokter, dokter gigi, perawat, bidan, ahli gizi, ahli kesehatan masyarakat dan beberapa tenaga kesehatan lainnya
sangat vital sehingga diperlukan peningkatan kapasitas dan kualitasnya.

Penguatan promotif dan preventif di tengah masyarakat sebagian besar bertumpu pada aktifitas pusatpusat kesehatan masyarakat baik milik pemerintah maupun swasta. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa penguatan pusat kesehatan masyarakat di tingkat primer harus dilaksanakan secepatnya. Bukan hanya peningkatan jumlah dan mutu pelayanan namun termasuk sistem pelayanan dan pembiayaan kesehatan di tingkat pertama.

Program Studi Dokter Spesialis Layanan Primer di FKUI merupakan program studi yang akan dilaksanakan secara integratif antara berbagai departemen di FKUI yaitu antara lain Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Dept. Obstetri dan Ginekologi, Dept. Ilmu Bedah dan Dept. Radiologi, Dept. Anestesi dan departemen lainnya.

Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Pelayanan, Prof. Dr.dr. Akmal Taher, SpU (K), dalam Seminar Media hari ini mengatakan, “Indonesia membutuhkan pelayanan kesehatan yang sesuai masalah kesehatan di masa depan dengan keunikan geografis, serta spesifikasi masyarakat (perkotaan,
pedesaan, DTPT). Prediksi tahun 2015 yang dihitung dari pola penyakit tahun 1990 ke tahun 2010 menunjukkan adanya pergeseran penyakit kearah penyakit tidak menular, namum tingginya penyakit menular yg belum tuntas, Stroke merupakan penyakit yang menjadi beban tertinggi saat ini, diikuti secara bertuturt-turut dari yang tertinggi adalah kecelakaan lalu lintas, penyakit jantung iskemik, kanker, diabetes, tuberculosis, inkesi saluranan pernapasan akut, depresi, trauma kelahiran dan penyakit paru obstruksi kronis. Saat ini BPJS kesulitan dana 5T sampai dengan Desember 2015. Dengan demikian penguatan layanan primer adalah sangat strategis.”

Dalam presentasinya, ia menjelaskan, “Berbagai hasil penelitian dari berbagai negara menunjukkan bahwa penguatan di layanan primer sangat berhubungan dengan meningkatnya kualitas dokter di layanan primer yang telah menjadi spesialis di layanan primer. Mempertimbangkan bahwa pencapaian upaya peningkatan kualitas pada layanan primer tidak akan berdampak pada masyarakat dalam waktu yang singkat, maka peningkatan kemampuan di layanan primer harus dilaksanakan sesegera mungkin. Selain itu bukan hanya tenaga dokter yang perlu ditingkatkan dan dihargai, begitu pula tenaga
kesehatan lain di primer. Akan ada peningkatan pendidikan perawat layanan primer, bidan, dan tenaga kesehatan lain. Tentu saja dengan metoda yang efektif dan efisien.”


“Pemerintah pun telah merencanakan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana pelayanan kesehatan primer dengan jumlah rupiah yang sama besar dengan pelayanan tingkat sekunder dan tersier. Sebelumnya anggaran untuk layanan primer jauh dibawah layanan sekunder dan tersier,” ia menekankan.

Dalam sambutannya, Dr.dr.Ratna Sitompul, Sp.M, Dekan FKUI mengatakan bahwa “Dokter Spesialis Layanan Primer merupakan ujung tombak sistem pelayanan kesehatan nasional serta tulang punggung pelayanan kesehatan di Indonesia. Program DLP perlu tetap disempurnakan. Oleh karena itu kami meminta dukungan semua pihak karena program ini akan membawa kebaikan bagi masyarakat luas terutama masyarakat yg menggunakan BPJS. Mari bersama menolong dan memberikan yg terbaik untuk Indonesia.”

“Dokter yang diluluskan oleh Fakultas Kedokteran saat ini mengikuti uji kompetensi nasional untuk melindungi masyarakat. Begitu pula dengan keberadaan Dokter Spesialis Layanan Primer adalah untuk melindungi masyarakat agar memperoleh pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, untuk dapat menganalisa kebutuhan komunitasnya mengenai program preventif dan promotif yang sesuai dengan bio-psiko-sosio dan kultural masyarakat setempat. Dokter Spesialis Layanan Primer ini akan menjadi gate-keeper pelayanan kedokteran, mengelola Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dengan kualitas yang baik serta menurunkan angka rujukan ke rumah sakit. Tidak hanya masyarakat terpuaskan kebutuhannya, namun diharapkan dapat menurunkan pembiayaan kesehatan dan meningkatkan derajat kesejatan masyarakat,” tutup dr. Dhanasari.

Demikian beberapa kesimpulan yang mengemuka pada Seminar Media Dokter Spesialis Layanan Primer yang diselenggarakan oleh FKUI RSCM dengan bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan Nasional. Sebelumnya, telah diselenggarakan Pencanangan Dokter Spesialis Layanan Primer oleh Menteri
Kesehatan dan Menteri Riset, Tekhnologi dan Pendidikan Tinggi dilanjutkan dengan Deklarasi Kesiapan Fakultas Kedokteran di Indonesia dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis Layanan Primer yang ditandatangani oleh 17 Fakultas Kedokteran dari seluruh Indonesia. Sesuai dengan kesepakatan bersama tersebut, maka pada tahun 2016 akan dimulai persiapan-persiapan untuk dibukanya program pendidikan Dokter Spesialis Layanan Primer.