Bipolar Disorder (gangguan mood)

Orang awam sering menyebutnya ketidakstabilan mood, bipolar disorder adalah jenis gangguan kejiwaan/psikologis yang ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim. Istilah ini mengacu pada suasana hati yang dapat berganti secara tiba-tiba dan sangat bertolak belakang seperti dua kutub (bi-polar) berlawanan, yaitu positif yang berupa rasa bahagia (hipomania/mania) dan negatif berupa rasa sedih (depresi) yang berlebihan. 

 

Illustrasi Gambaran Mood

Sumber: http://medicastore.com

Para penderita gangguan bipolar (GB) biasanya mengalami sindrom manic-depressive. Pada saat senang (disebut episode mania/manic) mereka bisa sangat bersemangat, melonjak-lonjak kegirangan dan ingin melakukan banyak hal dengan menggebu-gebu. Kondisi ini membuat mereka terkadang sulit tidur, sulit berkonsentrasi, bahkan bisa  lupa diri dan melakukan hal-hal yang impulsif, seperti belanja tanpa batas, mabuk, ngebut di jalan.  

Sementara pada waktu yang lain, mereka bisa berubah menjadi sangat sedih, merasa tidak berharga, putus asa, cenderung bertingkah laku pendiam, pemalas, dan tidak mau bersosialisasi dengan lingkungannya. Bahkan terkadang pada tingkat depresi yang sangat tinggi mereka jadi tak bergairah hidup, sehingga timbul perasaan ingin bunuh diri. kondisi ini disebut episode depresi. 

Sumber: http://medicastore.com

Seperti yang diutarakan dr. Natalia Widiasih, Sp.KJ (K) MPd.Ked, psikiater FKUI-RSCM bahwa, “GB juga berhubungan dengan meningkatnya risiko kematian akibat adanya penyalahgunaan zat, kerentanan terjadinya kecelakaan serta adanya risiko bunuh diri. Risiko bunuh diri merupakan penyebab kematian tertinggi pada GB. Oleh karena itu deteksi untuk ide bunuh diri (suicidal ideation) merupakan suatu hal yang wajib dideteksi pada setiap orang dengan GB.”

”Stressor yang menjadi pencetus kejadian bunuh diri itu juga disebabkan oleh kondisi Gangguan Bipolar sendiri. Perilaku agresif, boros, ataupun promiskuitas merupakan konsekuensi dari episode manik atau hipomanik yang menyebabkan seseorang tidak memiliki kapasitas untuk mengontrol dorongan dari dalam dirinya untuk melakukan hal-hal tersebut.” lanjutnya.

Faktor apa saja yang menyebabkan gangguan bipolar?

Gangguan bipolar dapat disebabkan oleh berbagai hal. Secara biologis dikaitkan dengan faktor genetik (orangtua yang memiliki kecenderungan depresi) dan gangguan neurotransmitter di otak. Siapapun dapat mengalami gangguan ini tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Namun faktanya perempuan memiliki kecenderungan lebih mudah mengalami bipolar, karena lebih ekspresif.

 

Wanita Lebih Cenderung Mengalami GB

Sumber: http://meetdoctor.com

Tingkat kecerdasan dapat menjadi faktor rentannya seseorang mengalami gangguan ini, semakin pintar, semakin kritis menganalisis permasalahan termasuk perasaannya sendiri, maka semakin besar kemungkinan memiliki kecenderungan tersebut. Faktor pemicu lainnya secara psikososial dikaitkan dengan pola asuh masa kanak-kanak, stress yang menyakitkan, stress kehidupan yang berat dan berkepanjangan, seperti kehilangan pasangan atau orangtua, dan banyak lagi faktor lainnya. 

Apakah bipolar dapat disembuhkan?

Bipolar bukanlah suatu penyakit, melainkan ciri dari seseorang, sehingga tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol. Orang dengan gangguan ini diharapkan dapat mengendalikan perubahan mood yang berlebihan dengan cara rutin minum obat. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya kemungkinan terburuk, misalnya bunuh diri akibat depresi yang terlalu dalam.

dr. Ashwin Kandouw, SpKJ, psikiater Sanatorium Dharmawangsa menekankan bahwa, "Penting sekali penekanan akan kepatuhan pasien GB terhadap pengobatan. Kambuhnya penyakit sangat berhubungan erat dengan kurang patuhnya pasien GB melakukan treatment atau terapi. Itu akan berdampak buruk kepada dirinya sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar, baik untuk masa sekarang atau jangka panjang. Kualitas hidup orang dengan GB, terutama yang tidak diobati, secara perlahan akan mengalami penurunan. Maka dari itu pengobatan secara rutin dan teratur sangatlah dibutuhkan."

Apa yang harus dilakukan untuk mengontrol bipolar disorder?

Berikut adalah tips untuk menghadapi orang dengan bipolar disorder:

  • Understand/Mengerti: Cari tahu fakta-fakta mengenai bipolar disorder, mengapa dapat terjadi, dan bagaimana cara menghadapinya. Dengan demikian diharapkan orang di sekeliling akan mengerti dan memahami apa yang harus dilakukan apabila muncul gejala-gejala awal.
  • Accept/Menerima: Setelah mengerti apa itu bipolar, orang-orang di sekitarnya akan mudah menerima jika salah satu keluarga/kerabatnya memiliki gangguan tersebut.
  • Adapt/Beradaptasi: Beradaptasilah dengan keadaan bipolar disorder, karena penderita tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Tips untuk bipolar disorder:

  • Mencari dukungan dari keluarga dan teman dekat: Jangan malu untuk mengakui kondisi bipolar disorder kepada lingkungan terdekat agar mendapat dukungan yang positif.
  • Minum obat tepat waktu: Bipolar disorder memerlukan bantuan obat-obatan. Minum obat tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan oleh psikiater dapat menghindari terjadinya relapse (kambuh). Tanyakan selalu efek samping obat-obatan tersebut agar reaksinya dapat dikontrol.
  • Konsultasi maupun terapi dengan dokter atau psikiater: Bipolar merupakan gangguan mood. Konsultasi dan terapi dengan psikolog maupun psikiater diharapkan membantu mengelola mood dengan lebih baik. Hal ini dapat melatih diri untuk menekan faktor penyebab stres (stressor), mengelola pikiran negatif menjadi positif, dan sigap terhadap hal-hal yang dapat memicu episode.
  • Mempertahankan kehidupan sosial: Orang dengan gangguan bipolar umumnya bermasalah dalam kehidupan sosial, namun ia harus berusaha untuk menjadikan lingkungan sosialnya sebagai salah satu sarana yang dapat membantu kondisi mood. Lakukan hal-hal yang disenangi seperti hobi, olahraga, maupun kegiatan sosial untuk tetap terhubung dengan lingkungan. Hal ini dapat membantu untuk fokus terhadap hal lain yang lebih positif di luar diri sendiri.
  • Kenali dan waspadai faktor pemicu: Tekanan/stres, kehidupan sosial yang tidak seimbang, kurang tidur, atau perubahan terhadap rutinitas dapat menjadi pemicu terjadinya relapse/kambuh. Waspadai faktor pemicu, seperti memulai pekerjaan atau rutinitas baru, perpisahan, pertengkaran rumah tangga, dan lain sebagainya.
  • Lakukan gaya hidup sehat: Jauhi alkohol dan obat-obatan terlarang yang dapat mempengaruhi kondisi mood ke arah yang lebih negatif. Olaharaga teratur dan mengonsumsi makanan sehat akan membantu menjaga keseimbangan kondisi mood.
  • Tidak menyerah: Diperlukan sikap tidak mudah menyerah dan tetap berpikiran positif untuk menghadapi kondisi bipolar disorder.

Lebih lanjut dr. Ashwin Kandouw, SpKJ mengutarakan, “Keluarga dan lingkungan juga diharapkan dapat memberi dorongan kepada orang dengan GB agar mereka lebih optimis dalam menjalani kehidupan dengan memperlihatkan kasih sayang, perhatian, kepedulian, penghargaan. Empati dan simpati juga menjadi poin penting dalam masa penyembuhan,” lanjutnya.

Pentingnya peran keluarga untuk mendeteksi perubahan tersebut sejak dini sehingga dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Jika terjadi perubahan penampilan yang disertai perubahan perilaku dan emosi yang tidak biasanya ditampilkan oleh orang dengan GB tersebut, keluarga sebaiknya meminta atau membawa orang tersebut untuk berkonsultasi dengan dokter.

 

 Sumber: Seminar media “Kenali dan pahami peningkatan libido pada Gangguan Bipolar (GB).”

Save

Save