Sumber gambar: www.health.harvard.edu
Menopause atau masa berhentinya menstruasi pada wanita biasanya terjadi di usia >50 tahun, sehingga bila ada wanita yang telah mengalami menopause sebelum berusia 40 tahun, maka bisa dikatakan kalau ia mengalami menopause dini. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai menopause dini ini bisa dlihat pada artikel berikut yang medicastore.com ambil dari womenshealth.gov.
Menopause dini
Sumber: socialmoms.com
Menopause dini bisa terjadi dengan sendirinya atau karena tindakan medis tertentu. Berikut adalah beberapa tindakan medis yang dapat menyebabkan terjadinya menopause dini pada wanita:
- Kemoterapi atau terapi radiasi pada panggul untuk mengobati kanker.
Terapi ini dapat merusak indung telur (ovarium) dan mengakibatkan tidak terjadi menstruasi lagi. Efek lain seperti sulit untuk hamil dapat terjadi secara langsung atau beberapa bulan kemudian. Risiko untuk mengalami menopause tergantung dari jenis kemoterapi yang digunakan dan jumlahnya. Selain itu, pada wanita yang lebih muda, kemungkinan untuk mengalami menopause juga lebih rendah dibandingkan pada wanita yang lebih tua.
- Operasi untuk mengangkat indung telur
Operasi yang dilakukan untuk mengangkat kedua indung telur (bilateral oophorectomy) dapat mengakibatkan terjadinya menopause secara langsung. Setelah menjalani operasi tersebut, maka menstruasi tidak akan terjadi lagi dan kadar hormon dalam tubuh juga akan menurun. Akibatnya akan terjadi gejala menopause yang kuat, seperti misalnya rasa panas di wajah (hot flashes) dan hilangnya gairah seksual.
- Operasi untuk mengangkat rahim
Beberapa wanita yang menjalani operasi pengangkatan rahim (hysterectomy) tetap dapat mempunyai indung telur. Oleh karena itu, mereka biasanya tidak akan langsung mengalami menopause karena indung telurnya masih tetap memproduksi hormon. Tetapi karena rahimnya sudah menjalani proses pengangkatan, maka mereka tidak lagi mendapatkan menstruasi dan juga tidak bisa untuk hamil. Rasa panas di wajah (hot flashes) dapat dialami oleh mereka, karena operasi kadangkala dapat mempengaruhi aliran darah ke indung telur. Kemudian menopause alami yang terjadi dapat dialami lebih awal 1-2 tahun dari waktu yang diperkirakan.
Pada kasus menopause dini yang terjadi dengan sendirinya, ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebabnya, misalnya:
- Cacat pada kromosom
Adanya masalah pada kromosom dapat menyebabkan terjadinya menopause dini. Contohnya, pada wanita dengan sindrom Turner, yang terlahir tanpa sebagian atau 1 kromoson X sehingga indung telur tidak terbentuk dengan sempurna dan mengakibatkan terjadinya menopause dini.
- Faktor keturunan (genetik)
Wanita yang terlahir dari keluarga dengan riwayat menopause dini juga mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami menopause dini.
- Penyakit autoimun
Sistem kekebalan tubuh, yang normalnya berfungsi untuk melawan kuman penyakit, dapat salah menyerang indung telur dan mencegah indung telur untuk memproduksi hormon. Penyakit tiroid dan rheumatoid arthritis adalah contoh 2 jenis penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya hal tersebut.
Ketika menopause dini terjadi dengan sendirinya, maka hal tersebut sering juga disebut dengan menopause prematur atau kerusakan indung telur yang prematur. Meskipun sebutan yang paling tepat adalah insufisiensi ovarium primer, yang tepat untuk menggambarkan terjadinya penurunan aktivitas di indung telur. Pada beberapa kasus, wanita yang indung telurnya masih ada, masih bisa memproduksi hormon dari waktu ke waktu dan menstruasinya dapat kembali lagi. Bahkan ada wanita yang dapat hamil setelah didiagnosis mengalami menopause dini.
Cara mengetahui apakah mengalami menopause dini
Sumber: wisegeek.com
Biasanya, seorang wanita didiagnosa menopause bila ia tidak mendapatkan menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Untuk membantu memastikan hal tersebut, biasanya dokter akan menanyakan apakah ia juga mengalami gejala menopause, seperti misalnya: rasa panas di wajah, menstruasi yang tidak teratur, gangguan tidur dan rasa kering di daerah vagina. Meskipun demikian, gejala-gejala tersebut belum cukup untuk memastikan apakah seseorang mengalami menopause atau tidak.
Oleh karena itu, bisa juga dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar estrogen dan hormon lainnya seperti misalnya FSH (follicle stimulating hormone). Pemeriksaan ini bisa membantu memastikan apakah seseorang telah memasuki masa menopause atau tidak. Pemeriksaan ini juga bisa dilakukan bila ingin mengetahui apakah masih bisa untuk hamil atau tidak. Karena kadar hormon bisa berubah-ubah setiap hari, maka bisa jadi pemeriksaan ini perlu dilakukan >1 kali untuk mendapatkan hasil yang pasti.
Sumber: kokosowa-panna.blogspot.com
Program Promosi Medicastore :
- Diskon 15 % untuk pembelian produk kosmetika dblush, berlaku hingga 30 April 2013
- Diskon 25 % untuk pembelian produk pure baby berlaku hingga 30 April 2013
- Diskon 32,5 % untuk pembelian tensimeter digital merk Omron, Rosmaxx & Family Dr, berlaku hingga 30 April 2013
- Diskon 30 % untuk setiap pembelian paket bundling kosmetika Corine de Farme, berlaku hingga 30 April 2013
- Diskon 20 % untuk pembelian selected items produk suplemen Nature Plus & Nature Health, berlaku hingga 30 April 2013