Mitos dan Fakta Penyakit Asma yang Perlu Anda Tahu

Asma adalah penyakit kronis yang menyebabkan saluran napas meradang dan menyempit. Penyakit asma menyebabkan banyak gejala, yang dapat memburuk sehingga penderitanya dapat sulit bernapas.

Gejala asma seringkali muncul akibat terpapar iritan atau kondisi lingkungan. Mengetahui pencetus asma sangat penting dalam penanganan gejala asma, karena kekambuhan dapat dicegah bila pencetusnya dapat dihindari. Selain itu, mengikuti petunjuk pengobatan yang diberikan oleh dokter Anda akan dapat membantu mengatasi gejala.

Informasi mengenai penyakit asma dapat Anda baca lebih lanjut dalam artikel: Asma.

Mitos dan Fakta Penyakit Asma

Sayangnya meskipun sudah banyak informasi mengenai penyakit ini, masih banyak mitos yang dipercaya. Simak beberapa mitos dan fakta tentang penyakit asma berikut ini, untuk mengetahui informasi yang benar tentang asma.

  1. Mitos: Asma adalah kondisi psikologis, yang terjadi karena cemas.

Sebagian orang meyakini asma terjadi karena masalah emosi. Hal ini tidaklah benar karena asma adalah penyakit pada sistem pernapasan dan dan reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh.

  1. Mitos: Gejala asma yang pasti adalah bunyi napas khas (mengi), bila tidak ada berarti bukan asma.

Mengi adalah gejala yang umum pada penderita asma. Mengi terdengar seperti suara siulan ketika udara melewati saluran yang sempit.

Tidak ada suara mengi tidak berarti asma sembuh, karena terkadang suara ini hanya dapat terdengar melalui stetoskop.

  1. Mitos: Asma adalah penyakit ringan yang mudah dikendalikan.

Penyakit asma berbeda-beda pada setiap orang. Asma dipengaruhi banyak faktor, seperti usia, latar belakang keluarga, ras, jenis kelamin, tempat tinggal, tempat bekerja, lingkunga, perkembangan sistem imun, dan kesehatan secara umum.

Akan tetapi semua asma adalah penyakit serius dan setiap kekambuhan dapat mengancam nyawa dalam hitungan detik.  Di Amerika, sekitar 10 orang meninggal setiap harinya akibat penyakit asma.

  1. Mitos: Asma adalah penyakit anak-anak dan akan sembuh ketika sudah dewasa.

Asma biasanya berkembang saat masa kanak-kanak. Pada sebagian anak, asma akan sembuh, pada sebagian lainnya asma sembuh sementara, atau menetap hingga dewasa. Asma bahkan dapat muncul pertama kali saat sudah dewasa.

Asma dapat membaik seiring dengan bertambah besarnya ukuran paru-paru, atau sistem kekebalan tubuh beradaptasi seiring waktu.

  1. Mitos: Asma adalah penyakit menular.

Asma bukanlah penyakit menular. Asma diperkirakan terjadi karena kombinasi antara faktor genetika (diturunkan dari orang tua) dan lingkungan.

  1. Penderita asma tidak boleh beraktivitas fisik terlalu berat.

Aktivitas fisik dapat membantu tubuh tetap sehat dan menjaga berat badan yang ideal. Hal ini dapat ikut berperan mengurangi gejala asma dan mengurangi peradangan saluran napas.

Anak-anak yang menderita asma dapat ikut berpartisipasi dalam aktivitas olahraga, tetapi mungkin memerlukan obat sebelum beraktivitas karena olahraga adalah pencetus gejala pada sebagian penderita asma.

Anak-anak yang asmanya tidak terkendali mungkin akan kesulitan mengikuti aktivitas teman sebayanya, lebih mudah lelah dibandingkan anak-anak lain, atau muncul gejala saat bermain.

Konsultasikan dengan dokter sebelum Anda atau anak Anda memulai olahraga atau aktivitas baru.

  1. Mitos: Obat-obat asma menyebabkan ketergantungan.

Hal ini tidaklah benar. Penyakit asma merupakan kondisi kronis (berkepanjangan), sehingga penderitanya harus selalu mengkonsumsi obat. Akan tetapi hal ini bukan karena ketergantungan.

obat penyakit asma

  1. Mitos: Obat asma yang dikonsumsi dalam waktu lama akan menjadi tidak efektif (tidak mempan).

Tidak ada satupun obat asma yang terbukti menjadi tidak efektif setelah digunakan dalam waktu lama.

  1. Mitos: Efek samping obat asma (kortikosteroid) inhalasi dapat menyebabkan anak mengalami kenaikan berat badan.

Kortikosteroid inhalasi berbeda dengan steroid tipe anabolik yang berhubungan dengan membesarnya badan. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak pengguna kortikosteroid inhalasi tumbuh dengan tinggi badan normal.

Obat asma aman bila digunakan sesuai dengan anjuran dokter, sehingga Anda tidak perlu khawatir menggunakannya. Anak-anak yang tidak diobati dapat mengalami kerusakan paru-paru permanen yang dapat mempengaruhi pertumbuhannya.

  1. Mitos: Obat asma nebulizer lebih baik dibandingkan dengan obat asma inhaler.

Meskipun terlihat lebih mudah menggunakan terapi nebulizer, tetapi terapi asma dengan inhaler sama efektifnya untuk mengatasi gejala asma. Dan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa, penggunaan inhaler lebih mudah.

  1. Mitos: Asma dapat diobati dengan suplemen makanan

Faktanya tidak ada bukti suplemen makanan ataupun herbal dapat mengatasi penyakit asma.

  1. Mitos: Obat asma bisa dihentikan bila tidak ada gejala

Sayangnya, meskipun tidak ada gejala, bukan berarti penyakit asma sudah hilang.  Anda hanya boleh berhenti menggunakan obat asma atas saran dokter.

Obat kontrol jangka panjang tidak boleh dihentikan meskipun tidak ada gejala atau Anda merasa baik-baik saja. Anda merasa baik-baik saja tidak ada gejala karena obat bekerja dengan baik.

Catatan: meskipun begitu, Anda tidak boleh menggunakan obat pereda gejala cepat yang hanya boleh digunakan saat gejala muncul atau sulit bernapas, atau sebagai pra-terapi sebelum berolahraga.

 

 

Referensi:

  • allergyasthmanetwork.org/news/myths-about-asthma/
  • www.aaaai.org/tools-for-the-public/conditions-library/asthma/asthma-myths-debunked
  • www.asthma.com/understanding-asthma/what-is-asthma/myth-or-fact/
  • www.chop.edu/news/asthma-myths-and-facts