Beautiful young people are acts of nature, but beautiful old people are works of art.
(Anonim)
Banyak orang bilang, masa muda itu masa yang paling indah. Namun, alam -lewat pertambahan usia- memberi peringatan bahwa yang namanya 'masa' itu -seindah apa pun- pasti ada ujungnya, tak terkecuali masa muda. Kelak akan tiba saatnya, ketika kulit yang mulus berubah menjadi keriput atau tulang yang keras menjadi keropos, pertanda datangnya usia senja.
"Ternyata hidup bahagia dan panjang umur itu ada seninya ya," papar Andito, sehabis dihadiahi "resep umur panjang" dari dokter langganannya berumur 70 tahun yang masih segar dan sehat wal-afiat. Selama ini Andito salah mengira, umur panjang hanya bisa didapat oleh mereka yang rajin menyetrika wajahnya di salon (bahkan sampai operasi plastik segala), suntik hormon atau minum obat-obatan tertentu.
Ternyata resepnya sederhana, "Cukup dengan optimalisasi kesehatan," imbuh Andito, kepada teman-temannya yang tampak mulai penasaran.
Melemahkan pertahanan
Awet muda dan berumur panjang, tak diragukan lagi, menjadi cita-cita banyak orang. Apalagi makin lama kesempatan hidup panjang kian terbentang. Lima puluh tahu lalu, harapan hidup orang Indonesia rata-rata 45 tahun saja.
Namun, pada 2002 The World Fact Book mencatat usia rata-rata orang Indonesia naik menjadi 68,6 tahun. Bukan tak mungkin, seiring membaiknya layanan kesehatan masyarakat, usia rata-rata itu meningkat lagi menjadi 80 tahun, misalnya.
Tak mustahil pula, di masa yang akan datang, makin banyak orang Indonesia terdaftar sebagai anggota 'klub' berumur 100 tahun, atau centenarians. Di seluruh dunia anggota 'klub' ini sudah mencapai lebih dari 200.000 orang. Melihat track record mereka, kaum panjang usia itu mestinya bukan sekadar orang yang tampil lebih muda dari usia sebenarnya.
Mereka orang-orang yang mengerti, penuaan merupakan gejala alamiah yang harus diantisipasi dengan tindakan alami pula. Karena pada dasarnya, proses menua adalah proses pelapukan yang berlangsung lambat, secara beruntun dan sedikit demi sedikit, serta berlaku bagi semua unsur yang ada di muka Bumi, termasuk manusia.
Pelapukan itu bisa berlangsung lebih cepat, salah satunya berkat campur tangan radikal bebas. Sekadar mengingatkan, untuk beraktivitas manusia butuh energi. Energi itu diperoleh lewat proses metabolisme (pembakaran), yang akan menyisakan radikal bebas sebagai produk sisa pembakaran. Radikal bebas sendiri merupakan atom atau kelompok atom yang mempunyai hanya sebuah elektron, tidak berpasangan, misalnya CI+, CH+, HO+.
Beberapa faktor pemicu radikal bebas, antara lain asap rokok, pencemaran udara, sinar Matahari yang kuat, pestisida dan zat kimia pencemar lain, olahraga berlebihan, diabetes tak terkendali, penyakit kronis, makan berlebihan, serta stres. Radikal bebas ini berperan sebagai salah satu 'musuh' tubuh, yang memegang peranan penting dalam mempercepat proses penuaan. Terutama dengan aksinya melemahkan daya kekebalan (immune response) tubuh.
Padahal, daya kekebalan itu merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pertahanan tubuh. Dalam immune response, ada yang namanya imunitas humoral, yang berperan dalam produksi ragam antibodi, baik yang alami maupun yang didapatkan setelah imunisasi dan vaksinasi. Ada juga imunitas seluler (Cell Mediated Immunity = CMI). CMI ini, di samping mempertahankan tubuh terhadap serangan patogen, juga dapat membunuh sel bermutasi yang mengarah ke kanker.
Selain rongrongan radikal bebas dan lemahnya pertahanan tubuh, penuaan juga diakibatkan proses mitogenesis. Mitogenesis adalah daya yang menimbulkan mitosis (pembelahan) sel tubuh. Dengan mitosis, sel-sel membagi diri menjadi dua, berlangsung berantai dan menjadi bagian dari proses perkembangan dan pertumbuhan tubuh, termasuk mengganti sel-sel yang kedaluwarsa. Dari seluruh makhluk hidup di dunia ini, manusia merupakan spesies dengan mitogenesis terendah.
Bandingkan dengan mamalia rendahan, semisal tikus dan lain- lain, yang mempunyai kecepatan mitogenesis tinggi, sehingga hidupnya hanya seumur jagung. Oh ya, berapa hal yang sering disebut-sebut sebagai faktor risiko yang membantu meningkatkan mitogenesis antara lain infeksi menahun dan masukan kalori terlalu banyak.
Strategi optimalisasi
Nah, dengan memperhatikan sebab musabab dan laju penuaan yang tak dapat dihindari (karena berlangsung secara alamiah) itulah, dokter langganan Andito menyimpulkan, upaya memperlambat penuaan mestinya dilakukan secara alamiah pula.
"Ini resep saya. Isinya bukan sembarang obat, tapi 'obat' luar biasa bernama optimalisasi kesehatan," sebut sang dokter, setengah bergurau.
'Obat' pertama, seperti tertulis di resep, yaitu rajin melakukan gerakan fisik ringan. Dengan melakukan gerak badan ringan secara reguler, tiap hari 2 x 25 menit atau enam jam per minggu, daya imunitas humoral dan seluler akan meningkat. Yang termasuk aktivitas olahraga ringan ini, contohnya gerak jalan atau bersepeda (lebih baik yang stasioner). Hindari pekerjaan fisik berat yang justru meningkatkan produksi radikal bebas dan berpengaruh buruk terhadap kekebalan tubuh.
Berikutnya, jaga pilihan makanan (termasuk suplemen) dan minuman. Tujuannya agar makanan dan minuman masuk ke dalam perut secara teratur, bervariasi, dan seimbang. Lebih baik lagi kalau mau mengikuti diet Mediteranian Indonesia. Metode diet ini adalah dengan mengonsumsi sedikit daging (termasuk daging unggas), rajin mengonsumsi sayuran dan buah-buahan (sebisanya makan sayuran dan buah lima kali sehari), serta mengonsumsi karbohidrat dengan memperhatikan indeks glikemik rendah.
'Obat' yang lain, tertulis: perhatikan sanitasi mulut dan gigi. Setelah makan, bersihkan mulut dengan cara berkumur-kumur yang baik, dan jangan lupa menyikat gigi. Sedapat mungkin, hindari camilan atau snack yang tidak sejalan dengan usaha mempertahankan keutuhan gigi.
Di resepnya, si dokter tadi juga menyarankan Andito mengontrol jumlah kalori yang masuk. Kalau perlu, lakukan pengetatan. Jika dilakukan dengan disiplin, pengurangan jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan menurunnya kecepatan mitogenesis cukup signifikan. Mengurangi makan sekitar 75% dari menu makanan sehari-hari dipercaya merupakan cara terbaik untuk membantu mengurangi mitogenesis, sekaligus memberikan umur panjang.
Namun, meski mempraktikkan pengetatan makan, jangan sampai malanutrisi, karena kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kerusakan kelenjar timus dan gangguan immune response. Sebaliknya, makan secara berlebihan alias kebanyakan makan juga bisa membuahkan malapetaka, karena dapat menurunkan daya tahan dan kekebalan tubuh.
Berhobi ditemani kawan
Waspadai dan sadari faktor-faktor risiko tinggi yang kerap datang seiring bertambahnya umur dengan melakukan check-up secara periodik terhadap kemungkinan adanya penyakit, seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, obesitas, demensia, Alzheimer, Parkinson, osteoporosis, dan lain-lain.
Pemeriksaan fisik secara periodik juga harus dilakukan terhadap mulut dan gigi. Lebih bagus kalau dilengkapi dengan pemeriksaan EKG, USG, Echocardiografy, ENT Rontgen Thorax Coronary Angiografy Non-invasive (bila hasilnya abnormal, dapat diteruskan dengan pemeriksaan invasif). Catat juga tekanan darah, paling baik berada pada posisi 120/90. Bila pemeriksaan tadi membuktikan adanya hal-hal mencurigakan, cepat tindak lanjuti dengan pemeriksaan yang lebih teliti.
Atur waktu tidur dengan baik, misalnya antara 6 - 9 jam per hari, meski idealnya, delapan jam per hari. Sebaiknya, lampu dipadamkan saat tidur, agar produksi melatonin tidak berkurang, karena menurunnya produksi melatonin akan menurunkan respons imun, melalui gangguan sel limposit T. Posisi tidur dianjurkan telentang atau tidur di sisi kanan untuk meringankan sistem jantung. Sebelum dan sesudah bangun tidur, bernapaslah dalam-dalam sebanyak tiga kali.
Sedapat mungkin, kekang pola hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok dan minum minuman keras. Bila memang 'terpaksa' harus menenggak minuman beralkohol, batasi maksimal 1-2 sloki saja. Anggur merah menjadi pilihan yang, baik.
Tak ketinggalan, jaga keserasian kehidupan sosial dan psikologis, dengan memupuk hubungan baik dalam keluarga dan lingkungan. Keserasian itu diperlukan, agar terhindar dari stres yang tidak perlu. Ketidakserasian kehidupan sosial dan psikologis juga berpotensi mengurangi fungsi sel limposit, natural killer cell, lekosit, dan antibodi yang ujung-ujungnya akan mempercepat proses penuaan.
Jika punya hobi, lakoni hobi tersebut disertai kegiatan fisik ringan; lebih baik lagi jika dikerjakan bersama-sama dengan kawan-kawan. Misalnya, bercocok tanam, senam tera, memainkan musik dalam kelompok, paduan suara, dan sejenisnya. Lewat beragam aktivitas bernuansa happy itu, stres tak akan berani menyambangi.
Andito berbalik dari pintu masuk apotek. 'Resep' berjudul 'Panjang Umur dengan Optimalisasi Kesehatan' ini pasti tak bisa ditebus di apotek biasa. Apalagi di bagian bawahnya tertulis jelas: " Praktikkan mulai hari ini juga, jangan biarkan masa muda berlalu sia-sia!"
Kemampuan Itu Turun Perlahan
Pertambahan usia tak dapat dicegah, semua orang pasti dapat memahami. Bersamaan dengan bertambahnya umur, gangguan-gangguan pun mulai merongrong tubuh. Perlahan terjadi berbagai penurunan kemampuan. Saking pelannya, si pemilik tubuh sendiri kadang tak menyadari, apa yang sedang mengerogoti? badannya.
Kinerja sistem kognitif, misalnya, sudah menurun semenjak lewat usia 45 - 50 tahun. Hanya kebijaksanaan dan kepribadian, aktivitas bidang sosial, serta kemampuan spriritual yang masih dapat meningkat sampai usia 80 tahun.
Namun, dari semua penurunan tadi, aspek biologis tercatat sebagai sistem yang paling menderita. Kemunduran sistem biologis sudah terjadi sejak usia 20 - 25 tahun, termasuk kemunduran sistem imun yang lambat laun menjadi lebih berat dan teraksentuasi pada usia lanjut. Sel limfosit pun berkurang, seiring terjadinya pemendekan telomer pada kromosom, yang pada akhirnya mempercepat laju proses penuaan.
Disadari atau tidak, diminta atau tidak, penuaan itu akan terus terjadi. Kita hanya bisa memperlambat, bukan menghentikan.