Sebenarnya apa itu cuci darah? Bagaimana prosedurnya? Benarkah anggapan di atas? Simak penjelasannya berikut ini yang medicastore.com rangkum dari berbagai sumber.
Kita memiliki dua buah ginjal yang berfungsi untuk mengatur pembuangan zat sisa dari tubuh, mengatur tekanan darah, memastikan tubuh memiliki zat tertentu dalam jumlah yang tepat, seperti kalium, natrium (garam), di dalam darah. Ginjal juga membuat hormon yang menyebabkan tubuh memproduksi sel-sel darah merah.
Lalu, apa yang terjadi bila ginjal fungsinya terganggu atau rusak?
Ginjal yang fungsinya terganggu atau rusak menyebabkan zat-zat yang seharusnya dikeluarkan dari tubuh dan cairan akan menumpuk. Hal ini menyebabkan tubuh ‘keracunan’.
Sumber gambar: www.lakeareakidneyendowment.com
Beberapa tanda/gejala dari gangguan pada fungsi ginjal antara lain:
· Mual
· Kelelahan
· Nafsu makan turun
· Penurunan berat badan
· Sulit tidur
· Gatal-gatal
· Kram (terutama di tungkai bawah)
· Anemia
Kondisi di mana ginjal sudah mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi disebut dengan gagal ginjal. Pada gagal ginjal:
· Ginjal sudah kehilangan fungsinya sebesar 85-90%.
· Ginjal sudah tidak dapat bekerja dengan baik untuk mendukung kehidupan
Tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan gagal ginjal, akan tetapi penderitanya masih tetap dapat berumur panjang, diagnosis gagal ginjal bukanlah akhir dari segalanya. Penderitanya masih dapat hidup aktif dan dapat melakukan hal-hal yang ia sukai.
Apa sebenarnya penyebab gagal ginjal?
Ginjal dapat mengalami kerusakan akibat cedera fisik atau karena penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit lainnya. Tekanan darah tinggi dan diabetes adalah dua penyebab tersering dari gagal ginjal. Gagal ginjal tidak terjadi dalam semalam. Gagal ginjal adalah tahap akhir dari hilangnya fungsi ginjal secara bertahap, faktanya, beberapa orang bahkan tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit ginjal sampai mengalami gagal ginjal.
Jadi, apakah gagal ginjal bersifat permanen?
Biasanya, tetapi tidak selalu. Beberapa jenis penyakit gagal ginjal akut dapat membaik setelah terapi.
Pada gagal ginjal kronis atau gagal ginjal stadium akhir, ginjal tidak dapat kembali sembuh dan pasien akan memerlukan cuci darah (dialisis) seumur hidupnya. Beberapa pasien memilih untuk memulai dialisis sebelum gejala gagal ginjal muncul. Meskipun pasien tidak memiliki gejala gagal ginjal, pasien dapat memulai cuci darah bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar zat-zat beracun dalam darah sudah tinggi.
Apa itu Dialisis?
Dialisis atau yang lebih dikenal dengan cuci darah, adalah satu penanganan yang bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak. Ada dua jenis dialisis:
1. Hemodialisis
Pada hemodialisis, sebuah alat digunakan untuk membuang zat sisa dan kelebihan zat kimia dan cairan dari dalam darah, darah yang telah ‘dicuci’ kemudian dimasukkan kembali ke dalam tubuh. Untuk melakukan proses ini diperlukan akses ke pembuluh darah. Akses didapatkan dengan melakukan pembedahan kecil di lengan atau tungkai bawah.
Sumber gambar: www.beaumont.ie
· Fistula (fistula arteriovenosa/fistula A-V). Pembuluh darah arteri dan vena digabungkan. Seringkali prosedur ini dilakukan pada sisi tangan yang tidak digunakan untuk menulis. Fistula A-V memerlukan waktu 6 minggu untuk sembuh sebelum dapat digunakan untuk hemodialisis. Setelah itu fistula A-V dapat digunakan selama bertahun-tahun.
Sumber gambar: vasculargenesis.com
· Cangkok (cangkok arteriovenosa/cangkok A-V). Sebuah selang plastik digunakan untuk menyambung pembuluh darah arteri dan vena di bawah kulit. Prosedur ini hanya memerlukan waktu 2 minggu untuk sembuh, sehingga pasien dapat memulai hemodialisis lebih cepat. Akan tetapi cangkok ini tidak bertahan lama seperti fistula sehingga pasien memerlukan cangkok kembali setelah beberapa tahun. Risiko infeksi lebih besar dengan prosedur ini. Pasien juga perlu pemeriksaan dokter lebih sering untuk memastikan cangkok tetap terbuka.
· Kateter (kateter vena sentral). Metode ini merupakan pilihan bila pasien memerlukan hemodialisis segera. Sebuah selang fleksibel (kateter) dipasang di vena di leher, di bawah tulang selangka, atau di dekat selangkangan. Kateter ini hanya ditujukan untuk penggunaan singkat.
Berapa lama proses hemodialisis berlangsung?
Biasanya hemodialisis memerlukan waktu 3 hingga 5 jam, dan dilakukan tiga kali seminggu. Waktu yang diperlukan untuk dialisis bergantung pada beberapa hal, misalnya: berapa banyak cairan yang terkumpul di antara terapi, berapa banyak zat-zat sisa dalam tubuh, ukuran tubuh, dan alat yang digunakan.
2. Dialisis Peritoneal
Berbeda dengan hemodialisis, pada dialisis peritoneal, darah ‘dicuci’ di dalam tubuh. dokter akan melakukan pembedahan untuk memasang kateter ke dalam perut untuk membuat akses. Selama terapi, daerah perut yang disebut dengan rongga peritoneal secara perlahan diisi dengan cairan dialisat melalui kateter. Darah tetap berada di pembuluh darah arteri dan vena rongga peritoneal. Kelebihan cairan dan produk-produk sisa kemudian ditarik dari darah ke dalam cairan dialisat. Jenis dialisis ini umumnya dilakukan di rumah.
Ada dua jenis dialisis peritoneal:
Sumber gambar: www.niddk.nih.gov
1.