Ventolin (Salbutamol) : Manfaat, Dosis, Efek Samping dan Kontra Indikasinya

Ventolin merupakan sejenis obat yang berfungsi untuk mengatasi masalah pada saluran pernapasan, seperti asma maupun PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis). Bagi penderita asma, obat pernapasan ini menjadi barang yang cukup penting.

Asma sendiri ialah suatu kelainan atau peradangan pada saluran pernapasan, sehingga membuat penderita sulit untuk bernapas. Hal ini dikarenakan peradangan tersebut memicu penyempitan pada hiperaktivitas bronkus.

Informasi Obat Ventolin

Informasi produk Ventolin

Kandungan utama pada ventolin adalah zat aktif salbutamol sulfate yang termasuk ke dalam kategori bronkodilator. Cara kerjanya, yakni dengan mencegah penyempitan yang terjadi pada otot-otot pelapis bronkospasme.

Kegunaan Obat Ventolin

Manfaat Ventolin yang paling utama adalah untuk mengobati asma, baik dalam kategori ringan, sedang, maupun berat. Bagi penderita dengan riwayat asma, obat ini juga berfungsi sebagai tindak pencegahan terjadinya serangan sesak napas.

Obat ini juga biasa diresepkan dokter untuk mengatasi bronkospasme pada penderita asma bronkial, bronkitis kronis, maupun emfisema atau kerusakan paru. Emfisema termasuk kategori PPOK, dimana kantong udara pada paru mengalami kehancuran.

Berkat kemampuannya dalam merangsang aliran kalium, Ventolin juga sering digunakan untuk mengatasi hiperkalemia akut. Begitu juga dengan pengobatan pada pasien yang mengalami kejang bronkus, akibat hipertensi atau penyakit jantung.

Kemasan dan Aturan Pakai

Ventolin tergolong obat keras, sehingga pembelian dan dosisnya harus benar-benar menggunakan resep dokter. Berikut jenis kemasan beserta dosis penggunaan obat asma yang satu ini:

Ventolin Sirup

  • Dewasa: 10 mililiter untuk 3-4 kali dalam sehari. Peningkatan dosis dilakukan secara bertahap sampai 20 mililiter.
  • Anak-anak usia > 12 tahun: 5-10 mililiter untuk 3-4 kali dalam sehari.
  • Anak-anak usia 6-12 tahun: 5 mililiter untuk 3-4 kali dalam sehari.
  • Anak-anak usia 2-6 tahun: 2.5-5 mililiter untuk 3-4 kali dalam sehari.

Ventolin Ekspektoran

  • Anak-anak usia 12 tahun ke atas dan dewasa: 10-20 mililiter untuk 2-3 kali dalam sehari.
  • Anak-anak usia 6-12 tahun: 10 mililiter untuk 2-3 kali dalam sehari.
  • Anak-anak usia 2-6 tahun: 5-10 mililiter untuk 2-3 kali dalam sehari

Ventolin Tablet & Kapsul

  • Anak-anak usia > 12 tahun dan dewasa: 2-4 miligram 3-4 kali dalam sehari sebagai dosis awal. Pada kondisi tertentu dapat dinaikkan hingga 8 miligram untuk 4 kali konsumsi (maksimal 32 milligram).
  • Anak-anak usia 6-12 tahun: 2 miligram 3 kali dalam sehari. Dosis boleh dinaikkan hingga batas maksimal 24 miligram per hari dan terbagi dalam beberapa dosis.
  • Anak-anak usia 2-6 tahun: 1 miligram 3 kali dalam sehari.

Ventolin Nebules

Untuk dosis awal dewasa dan anak-anak adalah 2.5 miligram, lalu dapat dinaikkan hingga maksimal 5 miligram. Penggunaan obat dapat diulang sebanyak 4 kali dalam satu hari.

Ventolin nebules dapat dikonsumsi dengan cara memasukkannya ke dalam nebulizer. Hirup partikel gas yang ada pada alat tersebut sesuai arahan dari dokter atau tim pendamping dari medis.

Ventolin Inhaler

  • Dewasa: 100 hingga 200 mikrogram.
  • Anak-anak: 100 mikrogram.
  • Terapi anak-anak dan dewasa: 200 mikrogram dalam sehari.

Dosis di atas mungkin saja berbeda, tergantung pada hasil diagnosa dokter. Terutama pada lansia maupun pasien yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi terhadap stimulan jenis beta adrenergik. 

Anjuran Penyimpanan

Untuk menjaga kualitas dan efektivitas obat, pastikan menyimpan Ventolin dengan benar. Simpan pada suhu ruang atau sekitar 30 derajat Celcius dan hindarkan dari sinar matahari secara langsung serta jangkauan anak-anak.

Efek Samping

Sama seperti penggunaan obat lainnya, selama mengonsumsi Ventolin mungkin pasien akan mengalami beberapa efek samping. Berikut side effect salbutamol yang dapat terjadi:

  • Biduran atau urtikaria
  • Pembengkakan yang terjadi di bawah kulit atau angioedema
  • Hipokalemia atau kalium dalam darah menurun
  • Hipotensi
  • Nyeri pada bagian dada, aritmia, maupun pelebaran pembuluh darah
  • Tangan mengalami tremor, kram otot, gugup
  • Gangguan tidur dan tingkah laku

Interaksi Obat

Interaksi Ventolin mungkin terjadi, apabila pasien sedang menjalani terapi atau mengonsumsi obat-obatan yang lain. Berikut beberapa obat yang dapat memicu interaksi terhadap zat aktif salbutamol:

  • Obat beta-2 antagonist: menghambat kinerja salbutamol.
  • Jenis obat beta-bloker non selektif: meningkatkan risiko penyempitan saluran bronkus.
  • Atomoxetine: meningkatkan efek samping pada sistem kardiovaskular.
  • Metildopa: memicu terjadinya hipotensi akut.
  • Antidepresan seperti monoamine oxidase inhibitor: memperkuat efek Ventolin pada kardiovaskular dan memicu hipertensi akut.
  • Furosemid: meningkatkan risiko hipokalemia.
  • Metformin: mengurangi efektivitas obat tersebut maupun jenis obat diabetes yang lainnya.
  • Tramadol dan trazodone: memicu aritmia dan dalam beberapa kasus berpotensi mengancam nyawa.

Kontra Indikasi

Dalam situasi tertentu, obat Ventolin ini tidak dianjurkan untuk diberikan kepada pasien dengan kondisi sebagai berikut:

  • Pasien memiliki riwayat alergi atau hipersensitif terhadap kandungan salbutamol.
  • Tindak aborsi yang dapat mengancam jiwa.
  • Pasien yang mengalami gangguan pada sistem kardiovaskular.
  • Seseorang dengan penyakit jantung iskemik.
  • Riwayat kelahiran prematur.
  • Kehamilan berisiko atau kurang dari 22 minggu.

Penggunaan pada Ibu Hamil

Salbutamol masuk ke dalam kategori C yang artinya belum ada penelitian lanjutan mengenai penggunaan Ventolin pada manusia. Meski demikian, salbutamol memiliki risiko cukup besar, apabila dikonsumsi oleh ibu hamil.

Adapun efek samping yang mungkin saja terjadi ialah terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan. Obat boleh diberikan, hanya jika manfaat yang pasien dapatkan lebih besar dari risikonya.

Perhatian Penggunaan

Selama mengonsumsi salbutamol, pastikan untuk memperhatikan gejala atau tanda-tanda efek samping yang terjadi. Perhatikan hal-hal berikut, agar terhindarkan dari kejadian yang tidak diinginkan:

  • Stop konsumsi obat, apabila terjadi reaksi alergi, seperti gatal-gatal, muncul ruam, demam, sakit tenggorokan, arthralgia.
  • Segera hubungi dokter, jika bronkospasme terjadi, karena dapat mengancam nyawa.
  • Penggunaan obat dalam jangka panjang dan dosis tinggi dapat menyebabkan hipokalemia.
  • Berhati-hatilah pada pasien diabetes melitus, karena dapat meningkatkan risiko ketoasidosis.
  • Efektivitas dan keamanan obat untuk anak usia di bawah 4 tahun belum diketahui secara pasti. Sebaiknya, hindari bila masih memungkinkan.

Bagaimana Bila Dosis Terlewatkan?

Jangan mengonsumsi obat keras secara sembarangan, terutama untuk menambah dosis tanpa konfirmasi dokter. Perhatikan anjuran berikut ini, apabila ada dosis Ventolin yang terlewat atau lupa minum:

  • Masih dekat dengan dosis sebelumnya: segera konsumsi dengan dosis anjuran.
  • Sudah dekat dengan dosis berikutnya: abaikan dosis yang terlewat dan minum saja sesuai jadwal.

Jangan menggandakan atau menggabungkan dosis, kecuali memang atas saran dokter yang menangani. Usahakan untuk tidak terlalu sering melewatkan jam minum obat, karena dapat menurunkan efektivitasnya.

Kapan Harus Hubungi Dokter?

Segera hentikan pemakaian obat dan hubungi tim medis, apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti:

  • Rasa nyeri atau kelemahan otot yang hebat.
  • Pusing yang cukup parah atau malah tidak sadarkan diri (pingsan).
  • Sakit kepala hebat hingga memicu rasa mual dan berkunang-kunang.

Untuk menjamin keaslian Ventolin, pastikan membelinya di apotek terpercaya, seperti Medicastore. Di sini, pengunjung bisa membeli obat-obatan sesuai resep maupun mencari informasi seputar kesehatan. Klik langsung di Medicastore.com melalui ponsel atau laptop.