Kanker Esofagus
Kanker esofagus adalah suatu keganasan yang terjadi pada saluran cerna bagian atas, yaitu pada saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung (esofagus).
Kanker esofagus yang paling sering terjadi adalah karsinoma, yaitu karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma. Keduanya lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Kanker bisa terjadi di bagian esofagus manapun.
Kanker esofagus jenis lain yang lebih jarang terjadi antara lain leiomiosarkoma (kanker otot polos esofagus) dan kanker yang berasal dari bagian tubuh lainnya (metastasis).
Penyebab Kanker esofagus
Penyebab Kanker Esofagus
Merokok dan penggunaan alkohol merupakan faktor risiko utama terjadinya kanker esofagus, terutama karsinoma sel skuamosa. Pada orang-orang yang mengalami infeksi virus human papilloma (HPV), terkena kanker kepala dan leher, atau pernah mendapatkan terapi radiasi pada esofagus memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kanker esofagus.
Risiko terjadinya kanker esofagus, terutama karsinoma sel skuamosa, juga lebih sering terjadi pada orang dengan :
- Penyempitan esofagus akibat menelan zat korosif, misalnya cairan pembersih
- Akalasia (keadaan dimana esofagus bagian bawah gagal membuka)
- Kondisi pra-kanker (Barrett esophagus), yang terjadi akibat iritasi lama oleh reflux asam lambung berulang. Orang dengan obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya reflux asam lambung.
Gejala Kanker esofagus
Gejala Kanker Esofagus
Kanker esofagus stadium awal bisa tidak disadari. Gejala awal yang terjadi biasanya kesulitan dalam menelan makanan padat, yang muncul akibat kanker yang tumbuh menyempitkan esofagus. Setelah beberapa minggu, keadaan ini berkembang dan penderita akan mengalami kesulitan untuk menelan makanan lunak dan kemudian cairan, bahkan untuk menelan saliva (ludah). Sering terjadi penurunan berat badan, meskipun penderita tetap mencoba untuk makan dengan baik. Penderita juga dapat merasakan nyeri dada yang timbul sampai ke punggung.
Dengan berjalannya penyakit, seringkali kanker menginvasi berbagai saraf, jaringan atau organ lain. Tumor dapat menekan saraf yang mengatur pita suara, sehingga menyebabkan suara menjadi serak. Penekanan saraf juga dapat menyebabkan terjadinya sindroma Horner, nyeri pada tulang belakang, dan cegukan.
Kanker biasanya menyebar ke paru-paru (menyebabkan terjadinya sesak nafas) dan ke hati (menyebabkan timbulnya demam dan pembengkakan pada perut). Selain itu, kanker juga dapat menyebar ke :
- Tulang, sehingga menimbulkan rasa nyeri
- Otak, menyebabkan terjadinya sakit kepala, kebingungan, dan kejang
- Usus, dapat menyebabkan muntah, adanya darah pada tinja, dan anemia defisiensi besi
- Ginjal, seringkali tidak bergejala
Pada kanker esofagus stadium lanjut, kanker dapat menyebabkan sumbatan pada esofagus. Penderita menjadi tidak dapat menelan, sehingga air ludah dapat terkumpul di mulut.
Diagnosis Kanker esofagus
Diagnosis Kanker Esofagus
Diagnosis didasarkan dari hasil pemeriksaan foto rontgen yang disebut barium meal. Penderita menelan larutan barium sehingga akan tampak daerah penyumbatan pada foto rontgen esofagus.
Sumber : https://radiopaedia.org
Daerah yang mengalami kelainan sebaiknya juga diperiksa dengan endoskopi. Dengan endoskopi dapat langsung dilihat keadaan esofagus menggunakan kamera khusus yang dimasukkan ke dalam saluran cerna. Selama endoskopi dapat diambil contoh jaringan esofagus (biopsi) atau sel-sel yang terlepas (brush cytology) untuk pemeriksaan di bawah mikroskop.
Pemeriksaan CT (Computed Tomography) scan dada dan perut serta ultrasonografi dapat dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana perjalanan kanker.
Penanganan Kanker esofagus
Pengobatan Kanker Esofagus
Pengobatan pada kanker esofagus umumnya dilakukan tindakan pembedahan untuk meringankan gejala, tetapi jarang dapat menyembuhkan , karena kanker biasanya telah menyebar saat pembedahan dilakukan. Kemoterapi kombinasi dengan terapi radiasi dapat meringankan gejala dan memperpanjang harapan hidup. Terkadang terapi radiasi dan kemoterapi yang dilakukan sebelum pembedahan dapat meningkatkan pemulihan setelah pembedahan.
Ada beberapa tindakan yang hanya bertujuan untuk mengatasi gejala yang ada , terutama kesulitan menelan. Tindakan-tindakan tersebut berupa:
- Melebarkan daerah esofagus yang menyempit dan kemudian memasukan stent untuk menjaga agar esofagus tetap terbuka
- Menghancurkan jaringan kanker dengan laser untuk melebarkan daerah yang tersumbat
- Menggunakan terapi radiasi untuk menghancurkan jaringan kanker yang menyumbat esofagus
Nutrisi yang baik membuat terapi yang diberikan menjadi lebih mungkin untuk dilakukan dan ditoleransi. Penderita yang masih dapat menelan bisa diberikan cairan nutrisi tambahan. Penderita yang tidak dapat menelan mungkin membutuhkan selang untuk memenuhu kebutuhan nutrisi , yang dimasukkan melalui dinding perut ke lambung.
Kanker esofagus cenderung menyebabkan kematian. Kurang dari 5% penderita kanker esofagus bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Banyak yang meninggal dalam waktu 1 tahun setelah gejala pertama timbul.
Dokter Spesialis
Untuk informasi atau penanganan penyakit ini, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Pencegahan Kanker Esofagus
Tidak ada cara untuk mencegah terjadinya kanker kerongkongan. Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker kerongkongan , dapat dilakukan dengan cara :
- Berhenti merokok
- Tidak mengonsumsi alkohol
- Pilih makanan yang sehat seperti memperbanyak buah dan sayur. Vitamin dan antioksidan dalam buah dan sayur dapat mengurangi resiko kanker esofagus. Makanlah berbagai buah dan sayuran berwarna.
- Hindari paparan zat kimia dan gunakan pelindung . Terutama , pada pekerja yang tingginya tingkat kontaminasi zat kimia .
Referensi
Referensi :
- L, Elliot M. Esophageal Cancer. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
Diperbarui 13 September 2023