Penyebab Regurgitasi Katup Mitral

Dulu demam rematik menjadi penyebab utama dari regurgitasi katup mitral. Tetapi saat ini, di negara-negara yang telah banyak menggunakan antibiotika untuk mengatasi infeksi streptokokus pada tenggorokan (strep throat), demam rematik telah jarang terjadi.

Penyebab regurgitasi katup mitral lainnya antara lain berupa:

1. Serangan jantung, yang dapat merusak struktur penunjang katup mitral.
2. Degenerasi myxomatosa (suatu kelainan yang diturunkan dimana katup jantung melemah secara perlahan). 
3. Endokarditis infektif
4. Kegagalan pada katup mitral yang telah diganti sebelumnya
5. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Dengan berjalannya waktu, tekanan darah tinggi bisa membuat jantung bekerja lebih berat dan menyebabkan ventrikel kiri membesar. Kondisi ini kemudian dapat membuat jaringan di sekitar katup mitral teregang dan bisa menyebabkan kebocoran.

Gejala Regurgitasi Katup Mitral

Regurgitasi katup mitral yang ringan mungkin tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, jika regurgitasi yang terjadi lebih berat, maka penderita bisa mengalami rasa berdebar di dada atau sesak napas.

Penderita dengan gagal jantung bisa mengalami batuk, sesak napas saat beraktivitas atau saat beristirahat, serta pembengkakan di tungkai.

Kapan Harus ke Dokter?

Bila Anda memiliki gejala regurgitasi katup mitral, periksakan diri Anda ke dokter.

Diagnosis Regurgitasi Katup Mitral

Diagnosis didasarkan dari gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan antara lain :

1. EKG (Elektrokardiografi) dan foto rontgen dada, yang bisa menunjukkan adanya pembesaran jantung.
2. Ekokardiografi, yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran jantung dan aliran darah, sehingga bisa ditentukan tingkat keparahan kelainan yang terjadi.
3. Kateterisasi jantung, seringkali dilakukan jika katup mitral hendak diperbaiki atau diganti melalui pembedahan.

Penanganan Regurgitasi Katup Mitral

Regurgitasi katup mitral yang ringan mungkin tidak membutuhkan terapi tertentu yang spesifik. Namun, penderita perlu dievaluasi secara berkala.

Pembedahan terkadang diperlukan untuk orang-orang dengan regurgitasi yang berat. Pembedahan bisa meliputi tindakan perbaikan atau penggantian katup dengan katup jantung buatan.

Komplikasi Regurgitasi Katup Mitral

Komplikasi regurgitasi katup mitral bergantung pada berat-ringannya penyakit. Pada penyakit ringan, biasanya tidak ada masalah yang timbul.

Bila kondisi semakin memberat, jantung akan bekerja lebih kuat untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Upaya tersebut membuat ruang jantung kiri bawah (ventrikel kiri) membesar, dan otot jantung menjadi lemah.

Komplikasi yang mungkin dari kondisi ini yaitu:

• denyut jantung yang cepat dan tidak teratur (fibrilasi atrium). Kondisi ini dikaitkan dengan peningkatan risiko bekuan darah dan stroke.
• tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal). Semakin tinggi tekanan, akan terjadi penumpukan cairan di dalam paru.
• gagal jantung kongestif.

Prognosis Regurgitasi Katup Mitral

Pencegahan Regurgitasi Katup Mitral

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya regurgitasi katup mitral antara lain:

1. Mengobati strep throat. Salah satu faktor risiko terjadinya regurgitasi katup mitral adalah demam rematik. Oleh karena itu, jika seseorang mengalami sakit tenggorokan berat, maka ia harus segera memeriksakan dirinya ke dokter. Infeksi streptokokus pada tenggorokan (strep throat) yang tidak diobati bisa menimbulkan terjadinya demam rematik.
2. Memeriksakan diri ke dokter. Untuk orang-orang dengan kelainan katup jantung (misalnya prolaps katup mitral), maka ia perlu memeriksakan diri ke dokter jika mengalami demam atau memiliki tanda/gejala infeksi pada jantung (endokarditis).
3. Mengendalikan tekanan darah tinggi.

Referensi:

• A, Guy P. Mitral Regurgitation. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
• Mayo Clinic. Mitral Valve Regurgitation. 2023.
• my.clevelandclinic.org/health/diseases/24983-mitral-valve-regurgitation. 2023