Informasi Penyakit

Stenosis Katup Aorta

VIDYA HARTIANSYAH
7 Februari 2024
Stenosis Katup Aorta

Stenosis Katup Aorta

VIDYA HARTIANSYAH
7 Februari 2024

Stenosis katup aorta adalah penyempitan katup aorta pada saat membuka, yang menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah yang dipompa dari ventrikel kiri ke aorta.

Karena aliran darah normal terganggu, oksigen yang diterima tubuh menjadi terbatas. Hal ini menyebabkan gejala nyeri dada, sesak dan pingsan.


Penyebab Stenosis katup aorta

Penyebab Stenosis Katup Aorta

Stenosis katup aorta pada orang dewasa disebabkan oleh tiga hal:

  • Akibat proses penuaan. Seiring bertambahnya usia, kalsium dapat menumpuk di katup (serupa dengan penumpukan kolesterol di pembuluh darah pada aterosklerosis) yang membatasi aliran darah. Gaya hidup juga ikut berperan. Stenosis karena proses penuaan palign sering terjadi setelah usia 65 tahun.
  • Kerusakan akibat infeksi. Ketika bakteri dariinfeksi yang tidak diobat memasuki aliran darah, bakteri tersebut dapat menumpuk di katup jantung, yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh merusak katup jantung sendiri. Hal ini biasanya terjadi akibat infeksi streptokokus atau demam scarlet, yang bila tidka diobati dapat menyebabkan demam rematik. Penyakit yang dapat merusak katup jantung ini paling sering ditemukan pada orang berusia di atas 50 tahun. Gejala kerusakan katup jantung mungkin baru akan muncul setelah beberapa tahun.
  • Kondisi kronis atau penyakit keturunan lainnya. Kondisi lain (yang jarang terjadi) yang dapat menyebabkan stenosis katup aorta adalah penyakit Paget, gagal ginjal, dan hiperkolesterolemia familial. Stenosis aorta juga dikaitkan dengan penyakit autoimun atau penyakit peradangan seperti lupus dan rheumatoid arthritis.

Selain itu, stenosis katup aorta juga bisa disebabkan oleh demam rematik pada masa kanak-kanak, kelainan bawaan, atau kelainan bentuk katup. 


Gejala Stenosis katup aorta

Gejala Stenosis Katup Aorta

Orang-orang dengan stenosis katup aorta yang didapat sejak lahir mungkin tidak mengalami gejala sampai mencapai usia dewasa. Beberapa gejala yang bisa ditemukan antara lain:

  1. Nyeri dada saat berolahraga, dan akan menghilang setelah beberapa menit istirahat. Nyeri dada timbul karena otot jantung yang membesar tidak mendapatkan suplai darah yang cukup pada saat berolahraga atau beraktivitas.
  2. Rasa lelah dan sesak napas saat beraktivitas.
  3. Pingsan saat berolahraga atau beraktivitas, karena tekanan darah bisa turun secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa terjadi pada stenosis katup aorta yang berat.
  4. Rasa berdebar-debar.

Gejala-gejala yang mungkin bisa ditemukan pada bayi dan anak-anak antara lain:

  1. Mudah lelah saat beraktivitas
  2. Berat badan tidak bisa bertambah
  3. Sulit makan
  4. Gangguan pernapasan dalam waktu beberapa hari atau minggu setelah dilahirkan (pada kasus yang berat)

Anak-anak dengan stenosis katup aorta yang ringan atau sedang mungkin akan memburuk saat bertambah besar. Mereka juga berisiko untuk mengalami infeksi jantung (endokarditis bakterialis).


Kapan Harus ke Dokter?

Bila Anda atau anak Anda memiliki gejala yang mengarah pada stenosis katup aorta, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan yang akurat dan penanganan yang tepat.


Diagnosis Stenosis katup aorta

Diagnosis Stenosis Katup Aorta

Anda mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis jantung dan akan menjalani pemeriksaan berikut untuk memastikan diagnosis:

  • Pemeriksaan fisik. Dokter akan mencari tanda-tanda pembengkakan di tungkai bawah dan pergelangan kaki, dan akan mendengarkan bunyi jantung.
  • Elektrokardiogram (EKG).
  • Rontgen dada, angiografi, atau CT scan jantung.
  • Echokardiogram. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang ultrasound yang dapat memberikan gambaran bagian dalam jantung.
  • Pemeriksaan exercise stress. Pemeriksaan ini mengukur fungsi jantung saat Anda aktif. Pemeriksaan ini dapat membantu apakah Anda memiliki stenosis katup aorta dan seberapa berat kondisinya.
  • Kateterisasi jantung. Dengan menggunakan alat yang dimasukkan melalui pembuluh darah arteri (biasanya arteri femoralis) menuju ke jantung, dokter dapat melihat bagian dalam jantung dan memastikan apakah Anda menderita stenosis aorta. Dotker juga dapat mengukur seberapa baik fungsi jantung dengan stenosis yang ada.
  • MRI jantung. Pemeriksaan ini memberikan gambaran jantung yang rinci.

 


Penanganan Stenosis katup aorta

Penanganan Stenosis Katup Aorta

Orang dewasa yang mengalami stenosis katup aorta tetapi tidak memiliki gejala harus memeriksakan diri secara teratur ke dokter dan menghindari aktivitas fisik yang terlalu berat. Pemeriksaan ekokardiografi perlu dilakukan secara berkala untuk memantau jantung dan fungsi katup jantung.

Pada orang dewasa dengan stenosis katup aorta yang mengalami nyeri dada, pingsan, atau sesak napas saat berolahraga, perlu menjalani pembedahan untuk mengganti katup aorta, sebaiknya sebelum terjadi kerusakan ventrikel kiri yang menetap.

Pada anak-anak dengan stenosis katup aorta yang berat, pembedahan bisa dilakukan bahkan sebelum gejala-gejala muncul, karena bisa terjadi kematian mendadak. Tindakan alternatif lainnya yang efektif dan aman selain penggantian katup adalah perbaikan katup melalui pembedahan dan valvuloplasti balon.

Pada valvuloplasti balon, sebuah kateter dengan balon di ujungnya dimasukkan melalui pembuluh darah vena dan diarahkan ke jantung. Setelah sampai di katup aorta, balon dikembangkan untuk membuat katup terbuka. Namun, setelah anak telah tumbuh dewasa, katup jantung biasanya harus diganti. Pada orang dewasa, selalu terjadi stenosis berulang setelah valvuloplasti balon. Oleh karena itu, pada orang dewasa tindakan ini hanya digunakan untuk orang tua yang tidak dapat menjalani operasi.


Komplikasi Stenosis Katup Aorta

Stenosis katup aorta dapat menyebabkan beberapa komplikasi, diantaranya:

  • Gagal jantung
  • Stroke
  • Pembekuan darah
  • Perdarahan
  • Gangguan irama jantung
  • Infeksi yang mempengaruhi jantung (misalnya endokarditis)
  • Kematian

Prognosis Stenosis Katup Aorta

Prognosis stenosis katup aorta bergantung pada beberapa kondisi:

  • TIdak ditangani. Stenosis katup aorta yang tidak ditangani dapat membahayakan. Penderitanya dapat meninggal dalam beberapa tahun tanpa penanganan.
  • Penanganan yang tertunda. Menunda penanganan dapat menyebabkan dampak yang berbeda bergantung pada tingkat keparahan kerusakan jantung. Semakin berat kerusakan jantung, akan semakin buruk prognosisnya. Pasien mungkin akan mengalami sedikit perbaikan, tetapi tidak dapat sembuh sempurna.
  • Penanganan awal atau tepat waktu. Stenosis katup arota yang ditangani lebih awal atau tepat waktu dapat memberikan prognosis yang baik. Pasien tetap memerlukan pemantauan, akan tetapi dapat kembali melakukan hampir semua aktivitas normal seperti biasanya.

 


Pencegahan Stenosis Katup Aorta

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stenosis katup aorta diantaranya:

  • Mencegah terkena penyakit demam rematik. Segera periksakan diri Anda ketika mengalami sakit tenggorokan, karena mungkin Anda terkena infeksi streptokokus dan memerlukan antibiotik.
  • Menjaga kesehatan jantung. Konsultasikan dengan dokter tindakan yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan jantung Anda berdasarkan faktor risiko yang Anda miliki, misalnya tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas.
  • Menjaga kesehatan gigi dan gusi. Ada kaitan antara infeksi gusi (gingivitis) dan infeksi jaringan jantung (endokarditis). Peradangan pada jaringan jantung akibat infeksi dapat mempersempit pembuluh darah arteri dan memperburuk stenosis katup aorta.

Referensi

Referensi:

  • A, Guy P. Aortic Stenosis. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
  • D, David C. Aortic Stenosis. Medline Plus. 2012.
  • my.clevelandclinic.org/health/diseases/23046-aortic-valve-stenosis. 2022.
  • www.mayoclinic.org/diseases-conditions/aortic-stenosis/symptoms-causes/syc-20353139. 2022.

Diperbarui 7 Februari 2024

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa