Informasi Penyakit

Stenosis Katup Pulmonal

VIDYA HARTIANSYAH
9 Februari 2024
Stenosis Katup Pulmonal

Stenosis Katup Pulmonal

VIDYA HARTIANSYAH
9 Februari 2024

Stenosis katup pulmonal merupakan penyempitan katup pulmonal pada saat membuka, sehingga menghambat aliran darah yang keluar dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis. Akibatnya, jumlah darah yang mengalir ke paru-paru menjadi berkurang.


Penyebab Stenosis katup pulmonal

Penyebab Stenosis Katup Pulmonal

Stenosis katup pulmonal biasanya terjadi karena adanya masalah jantung saat lahir (kelainan bawaan). Penyebab pastinya tidak diketahui. Katup pulmonal tidak berkembang dengan baik saat janin masih dalam kandungan. 

Pada orang dewasa, stenosis katup pulmonal dapat terjadi akibat komplikasi dari penyakit lainnya.


Gejala Stenosis katup pulmonal

Gejala Stenosis Katup Pulmonal

Banyak kasus stenosis katup pulmonal yang bersifat ringan dan tidak bergejala. Stenosis katup pulmonal yang berat adakalanya menyebabkan gagal jantung pada anak-anak, tetapi seringkali tidak menimbulkan gejala sampai usia dewasa.

Pada stenosis katup yang sedang sampai berat, bisa ditemukan gejala-gejala seperti:

  1. Distensi perut
  2. Warna kebiruan pada kulit (sianosis)
  3. Nyeri dada
  4. Sesak napas
  5. Pingsan
  6. Kelelahan
  7. Penambahan berat badan yang buruk atau gagal tumbuh, pada bayi dengan gangguan yang berat
  8. Kematian mendadak

Gejala-gejala bisa memberat dengan aktivitas atau olahraga.


Kapan Harus ke Dokter?

Konsultasikan dengan dokter bila anak Anda memiliki gejala seperti berikut ini:

  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Pingsan

Diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat dari stenosis katup pulmonal dapat membantu mengurangi risiko komplikasi.


Diagnosis Stenosis katup pulmonal

Diagnosis Stenosis Katup Pulmonal

Dokter seringkali dapat mendiagnosis stenosis pulmonal sebelum bayi lahir, sehingga bayi-bayi dengan kondisi berat dapat segera ditangani.Echokardiogram janin dilakukan untuk memeriksa apakah ada kelainan jantung pada janin.

Bila saat lahir tidak ditemukan masalah, bayi dan anak-anak yang lebih besar yang dicurigai memiliki masalah jantung memerlukan pemeriksaan echokardiogram kembali. Pemeriksaan yang lebih jarang yaitu kateterisasi jantung mungkin akan dilakukan bila diagnosis tidak jelas.


Penanganan Stenosis katup pulmonal

Penanganan Stenosis Katup Pulmonal

Terkadang penanganan mungkin tidak diperlukan jika gangguan bersifat ringan.Obat-obatan terkadang dapat mengatasi gejala. Namun, beberapa penderita dengan kasus berat mungkin membutuhkan pembedahan untuk memperbaiki atau mengganti katup pulmonal.

Ada banyak prosedur untuk memperbaiki atau mengganti katup pulmonal. Kasus paling berat dapat diatasi dengan menggunakan valvuloplasti balon saat kateterisasi jantung. Dengan prosedur ini, dokter memasukkan balon ke katup pulmonal dan kemudian membukanya untuk membuka katup.

Penggantian katup jantung dapat menggunakan katup buatan atau katup dari donor.

Untuk menentukan penanganan yang tepat, beberapa hal yang menjadi pertimbangan dokter diantaranya:

  • lokasi penyempitan dan seberapa berat penyempitan
  • usia dan berat badan anak
  • seberapa baik kerja katup jantung lainya
  • apakah anak sudah pernah menjalani operasi jantung sebelumnya
  • apakah anak memiliki kondisi medis lainnya

Komplikasi Stenosis Katup Pulmonal

Komplikasi yang mungkin terjadi dari kondisi ini yaitu:

  • infeksi lapisan jantung (endokarditis).
  • gangguan irama jantung (aritmia).
  • penebalan otot jantung. Pada stenosis pulmonal berat, ruang jantung kanan bawah harus memompa darah lebih keras untuk memaksa darah masuk ke arteri pulmonal. Ketegangan ini menyebabkan dinding jantung menebal (bagian ventrikel). Kondisi ini kemudian disebut dengan hipertrofi ventrikel.
  • gagal jantung. Bila ventrikel kanan tidak dapat memompa dengan baik, pada akhirnya akan terjadi gagal jantung. Gejalanya yaitu kelelahan, sesak napas, dan bengkak di tungkai bawah dan area perut.
  • komplikasi kehamilan. Risiko komplikasi selama proses persalinan dan kelahiran akan lebih tinggi pada pasien dengan stenosis katup pulmonal berat dibandingkan dengan pasien tanpa kondisi ini.

Prognosis Stenosis Katup Pulmonal

Prognosis sebagian besar pasien baik, kecuali bila ada stenosis yang berat selama masa bayi baru lahir. Sebagian besar pasien dapat menjalani hidup seperti orang-orang yang tidak mengalami kondisi ini.

Pada pasien yang menjalani prosedur operasi, 67% mampu mencapai 90% kapasitas olahraga maksimal, dengan 15-20% memerlukan intervensi ulang. 67% intervensi ulang dilakukan pada kasus regurgitasi pulmonal yang signifikan dan bila ada sebagian besar supraventricular tachycardia (SVTs) sembuh dengan intervensi ulang.

Pasien yang menjalani valvotomi balon, prognosis lebih baik dengan katup berbentuk kubah dibandingkan dengan dysplastic. Setelah prosedur, pada tahun ke 1, 3 dan 6, angka intervensi ulang adalah 0%, 3,5%, dan 3,5%. Lebih lanjut, 52% dewasa bebas gejala.

Pasien stenosis pulmonal bisa menjalani prosedur gigi. Antibiotik direkomendasikan ketika ada riwayat endokarditis atau penggantian katup prostetik. 

Pada wanita hamil dengan kondisi ini, ibu hamil harus menghindari aktivitas yang berat, terutama diusia kehamilan diatas 20 minggu.


Pencegahan Stenosis Katup Pulmonal

Pada anak-anak, stenosis pulmonal terjadi ketika jantung tidak berkembang sebagaimana mestinya selama kehamilan. Penyebabnya tidak diketahui, akan tetapi bukan karena apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh ibu saat hamil, sehingga kondisi ini tidak dapat dicegah.


Referensi

Referensi:

  • A, Guy P. Pulmonic Stenosis. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.
  • D, David C. Pulmonary Valve Stenosis. Medline Plus. 2012.
  • kidshealth.org/en/parents/pulmonary-stenosis.html. 2023
  • www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pulmonary-valve-stenosis/symptoms-causes/syc-20377034
  • www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560750/#_article-28064_s10_

Diperbarui 9 Februari 2024

Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa
Copyright 2024 by Medicastore
PT. Clinisindo Putra Perkasa